No basi-basi, eh?
.....
7 bulan dalam ikatan pernikahan ini bukanlah waktu yang sebentar juga bukan waktu yang lama. Waktu yang pada dasarnya cukup untuk kami saling mengenal. Namun, berkali-kali aku berpikir jika sejak awal pertemuan kami, sejak awal perjodohan ini terumumkan oleh publik. Mata kelam dengan wajah khas dari seorang Jessica Jung itu menatap benci padaku.
Saat itu aku berpikir, apakah ada yang salah denganku? Aku melihat diri. Memeriksa anggota tubuh hingga pakaian yang aku kenakan, rasa-rasanya tidak ada yang salah.
Pandangan mata kami bertemu. Aku dibuat takjub dengan kesempurnaan lekuk wajahnya. Meski tak menunjukkan sebuah ekspresi apapun, kecantikan seorang Jessica Jung benar-benar membuatku terpaku. Hidungnya yang mungil itu terlihat lucu, telunjukku ini rasanya ingin sekali menoelnya. Bibirnya yang mengatup rapat terlihat betapa tipis dan sensual diwaktu bersamaan. Astaga. Konyol sekali aku ini. Sejak kapan aku mesum?
Dia benar-benar pemandangan yang indah. Mataku tak bosan menatapnya meski ia menatapku dengan tajam. Aku tersenyum jail. Ada banyak pikiran usil yang ada dalam kepalaku. Sepertinya akan sangat menarik jika menggodanya. aku menahan diri untuk tersenyum.
Asal kalian tahu, itu adalah hal pertama yang aku pikirkan tentangnya. Rasanya hatiku menggebu entah apa mengetahui jika aku dijodohkan olehnya. Meski aku sedikit merinding melihat tatapan itu.
'Sialan. Dia menggemaskan tapi juga menakutkan. Ahh!' batinku saat itu.
Entah bagaimana, yang pasti aku selalu menikmati apa yang wanita itu lakukan. Pandanganku tak lepas dari gerak-geriknya. Aku seperti psikopat, ah. Menggelikan. Dan kalian tahu? Hatiku bersorak kala para orang tua kami menemukan kami berdua dan meminta kami untuk berdansa. Astaga, jantungku berdegub cepat. Aku mengigigit bibirku. Rasa senang itu memuncak.
Aku memberikan tanganku padanya. Ia mendengus dan dengan terpaksa mengaitkan telapak kami. Astaga, apa dia bidadari? Tangannya begitu lembut..... Aku menggeleng mendapati pikiran ngawurku ini. Saat berada ditempat kami untuk berdnasa, aku menariknya mendekat melalui lenganku yang memeluk pinggangnya.
Aku hampir tertawa melihat dia melotot seperti itu. Pikiran jahil dan iseng berseliweran dalam kepalaku. Ini benar-benar menarik. Lengan yang putih bak susu itu bergerak canggung mengalungkan diri pada leher jerapahku. Dia mendelik. Sempat ku dengar ia berdesis. Aku terkekeh dan ia mendongak. Lagi-lagi memberikanku tatapan yang membuatku merinding sekaligus geli.
Sialan. Ini benar-benar aneh. Jika Sooyoung disini, dia akan menertawakanku dan menjadikan ini bahan untuk menggodaku tanpa akhir. Beruntung dia sedang dinegeri antah berantah yang aku jadi lupa karna memandang wajah wanita didepanku ini.
Mataku menyisir para tamu yang memandang kami berdua. Kami menjadi pusat perhatian. Lalu mataku tertuju pada wanita pemilik Eyes-smile. Mata kami bertemu dan aku sempat tertegun mendapati matanya menatap ku sendu. Lalu ia terlihat tersadar terhadap tatapanku, senyumnya mengembang. Tapi dengan jelas aku melihat ia memaksakan senyum sabitnya. Senyum sabitnya adalah senyum terindah yang pernah aku lihat.
Mengangkat bahu, mataku turun kebawah. Telingaku mendengar mulutku sendiri yang mengaduh kecil.
Aku melotot pada wanita Jung ini. Dia menyeringai setelah dengan sengaja menginjak kakiku dengan Heelsnya. See? Wanita ini benar-benar menarik. Merasa tertantang, aku menarik dan membuat tubuhnya merapat pada tubuhku. Dam* guys, aku bisa melihat belah... ugh. Sialan. Aku menatapnya yang lagi-lagi melotot entah keberapa kalinya. Rahangnya mengeras. Ia pasti kesal.
Aku tersenyum menang mendapatinya meremas bahuku. Well, aku tidak merasa sakit atau apapun. Tenaganya tidak sebanding kawan. Errr... dia adalah wanita dan aku pria-nya? Haha..
Hatiku bergelojak. Aku tak dapat menyembunyikan kesenangan ini hingga aku tertawa kecil dan dia mencubitku.
"Akkk!!." Jeritku saat itu. Para tamu yang terkejut itu tiba-tiba tertawa.
Dia membuatku malu. Aku melotot padanya. Kami sama-sama melemparkan tatapan perang dalam beberapa detik. Appa memanggilku dan aku melepasnya. Dia terlihat kesal dan melenggang pergi begitu saja.
"Dia benar-benar menarik." Gumamku. Dia berbalik dan mendelik.
Lagi? Oke, sepertinya itu adalah hobi dari Jessica Jung.
Aku membalasnya dengan tersenyum nakal.
"Im Yoong." Aku menghampiri Appa yang sedang berbicara dengan beberapa Dokter di Seoul yang mana aku mengenali mereka.
Aku tersenyum ramah dan membungkuk.
...
"Dilain part, aku ingin membagikan kisahku lebih lama lagi. Kuharap kalian tertarik."
-Im Yoong

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Fanfiction"Bukan tanggung jawabku untuk membangun ikatan bahwa bukan aku yang menghancurkannya. Sialan, aku merasakan itu." -Im Yoong