#1

72 6 6
                                    

Saat ini aku berada didepan kantor amanda dan vindy, ya.. memang mereka satu kantor, kata amanda biar nanti bisa nggibah bareng, ya masa dia gibahnya sama vindy? Kan ngga seru..

Aku melangkah maju memasuki kantor ini, saat aku melangkah kedalam aku terkejut melihat betapa mewahnya bangunan ini, saat itu juga aku membatin didalam hati, 'pasti yang punya kaya banget', setelah itu Aku menuju tempat resepsionis disana.

"Permisi.. tempat interview nya dimana ya, mbak?"kataku sopan.

"Ruang interview nya di lantai 3, mbak" jawab mbak² resepsionis.

Aku langsung mencari lift dan menekan tombol nomer 3. Saat tiba dilantai tiga aku dihadapkan dengan seorang lelaki bertubuh jangkung dengan warna kulit agak kecoklatan.

"Maaf, boleh saya tanya?, Ruang interviewnya dimana ya?" Kataku, karena aku tidak mengerti jalan di lantai ini, bisa bisa aku tersasar jika tidak bertanya.

"Anda orang yang ingin interview menjadi sekretaris CEO?" Katanya sangat formal. Seketika aku terkejut karena aku tidak tahu kalau interviewnya akan menjadi sekretaris CEO,karena si amanda tidak memberi tahu ku kalau disini akan menjadi sekretaris.
segera ku jawab pertanyaan nya.

"Ehm,, i-iya, dimana ya tempatnya?" Kataku bertanya lagi karena tadi saat aku bertanya malah dia bertanya balik padaku.

"Anda silahkan lurus saja nanti akan ada pintu besar bertuliskan nama 'morgan el-farizi' itu ruang interview nya" katanya yg menjawab pertanyaan ku tadi. "Okey, terima kasih,, ehm". Seolah tau aku mempertanya kan namanya dia pun memnjawab nya, "rendy irsyad, panggil saja rendy" jawabnya sambil tersenyum ramah.

Setelahnya aku terus berjalan sesuai arahan pak rendy tadi, aku mengetuk pintu besar bertuliskan 'morgan el-farizi' itu. "Masuk!" Aku yg mendengar nada tegas dari balik pintu itupun langsung memutar gagang pintu ruangan tersebut, aku berjalan mendekati meja, kursi yang memang menjadi tempat bersemayam orang yang ingin meng interview ku, dan disana ada orang yg membelakangi ku sambil duduk santai dikursinya, ia menghadap jendela kaca besar didepannya, sepertinya ia sedang melihat hilir mudik transportasi dijalan raya jakarta ini.

"Kamu yang ingin menjadi sekretaris saya?"katanya tegas dan enteng, seketika aku terkejut, aku tak tau jika orang yg ingin meng interview ku adalah CEO perusahaan ini sendiri. Aku mengucap syukur tadi tidak melakukan kesalahan apapun saat memasuki ruangan ini.

"Anda CEO nya?" Dan betapa gobl*knya mulut ini tak bisa di kontrol.

"Kamu ingin menjadi sekretaris saya?!" Tanya nya lebih tegas dari pertanyaan sebelumnya.

Tolong, aku takut mendengar suaranya yg menggelegar seperti petir yang menyambar monyet, aku tidak sedang melucu tapi sekarang tubuhku kaku hanya dengan mendengar suaranya yg sangat tegas itu.

"I-iya pak" jawabku setengah gugup apa bila tidak diterima bekerja disini.

"Nama mu siapa?"

"Freya, pak" kataku.

"Ck,, nama panjang?"tanya nya lebih jelas, jelas jelas tdi dia hanya bertanya siapa namaku, bukan nama panjangku, ya mana aku tau dia bertanya nama panjang juga.

"Freya abigail kurnia, pak"

"Oke kamu diterima bekerja sebagai asisten pribadi saya mulai sekarang" katanya tegas.

"Lhoh bukan nya jadi sekretaris ya pak? Kok malah jadi asisten nya bapak?" Tanyaku sedikit terkejut, karena dia tidak memeriksa CV ku terlebih dahulu, dan parahnya malah jadi asisten pribadinya dia.

"Gaji asisten pribadi saya lebih besar dari pada sekretaris, silahkan pilih yang mana?" Katanya menawar padaku.

Wihh bilang dong kalau gajinya lebih besar, kalo gini kan ga ber ribet-ribet.

Boss Kampret!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang