. . . .
Sangat pusing, itu yang dirasakan Atalie ketika mencoba membuka mata. Dia berusaha memijat kening, kepala serta kedua bahu matanya berat untuk dibuka. Dan ketika berhasil membuka mata hal pertama dilihatnya adalah silau akan efek lampu di atasnya. Atalie mengerutkan dahi mencoba duduk walau pusing. Kenapa tubuhnya jadi tidak bertenaga seperti ini? Apakah dia sedang terserang sakit?
Ketika Atalie berhasil duduk dan mengedarkan pandangan dia melihat suasana sekitar jantungnya berdebar kencang, perlahan kesadaran mulai terkumpul penuh, kinerja jantungnya membuat dia merasakan ketakutan sekarang. Atalie baru mengingat semua saat dirinya dihadang oleh beberapa orang asing dan berusaha berlari menjauh dari mereka. Semua itu ternyata bukan mimpi semua nyata dengan rasa ketakutan sama menyerang dirinya lagi sekarang.
"A, aku di mana ...?"
Tubuhnya belum seimbang saat Atalie beranjak turun dari atas tempat tidur yang asing. Tempat di mana dia belum pernah lihat sebuah kamar besar tidak dia kenal. Napasnya sekarang menjadi tidak teratur rasa takut semakin menyerang.
Atalie lalu berusaha mencari pintu keluar tapi di mana? Ini kamar siapa? Dia berada di mana saat ini? Siapa mereka yang tadi mengejar dirinya? Siapa mereka hingga membuatnya sangat ketakutan sekarang?
Saat Atalie berhasil menemukan pintu keluar dengan cepat dia membuka pintu di hadapan namun apa dia lihat semakin membuatnya takut. Orang-orang asing tadi membawanya pergi secara paksa, orang-orang berpakaian serba hitam membuatnya ketakutan kini berjaga di depan pintu di hadapan dirinya.
"Ternyata Nona sudah bangun."
"Ka, kalian siapa ...? Aku di mana?"
"Mulai sekarang Nona akan tinggal di sini."
"Nggak!" Atalie mulai berteriak ingin menerobos tapi mereka tetap menahan tubuhnya.
Bagaimana bisa dia dapat melakukan hal itu? Di saat dia sendirian di sini sementara mereka berjaga lebih dari tujuh orang?!
"Lepaskan aku! Kalian siapa?! Aku mau pulang sekarang!"
"Maaf Nona, tapi seperti yang Nona dengar barusan, jika rumah Nona mulai sekarang di sini. Jadi berhenti berontak dan turuti perkataan kami."
Atalie menggeleng merasakan rasa panik sekarang. Kembali mencoba melewati mereka di saat tubuhnya dibawa mundur dengan mudah. Mereka berusaha membawanya memasuki kamar asing itu lagi.
"Tolong! Aku nggak kenal siapa kalian! Apa yang kalian inginkan dariku?! Jadi tolong lepaskan aku sekarang! Lepas ...!" Pandangan Atalie terasa mengabur. Air matanya akan kembali keluar dia masih berusaha melawan mereka bertubuh tinggi di hadapan.
Terus berontak meminta lepas berusaha memukul, mencakar, menampar, menendang, walau semua terlihat sia-sia.
"Dia kenapa?"
Sebuah suara muncul dari samping kanan dirinya. Atalie berhenti berontak dan menoleh mencari sumber suara tersebut.
Tubuhnya tiba-tiba menggigil ketakutan perasaan sama saat dia rasakan di restoran tadi. Pria itu adalah pria sama dia layani tadi di restoran. Sosok asing mengetahui namanya membuat dia tidak pernah merasakan rasa takut sebesar ini.
"Ka, kamu —!" Napas Atalie tercekat, air matanya kembali keluar tanpa bisa dia cegah.
"Aku salah satu pelanggan tadi tempat kamu kerja. Itu pun kalau kamu masih ingat."
"Kamu siapa?! Kenapa tahu namaku?!" Atalie berteriak dan menangis, "Aku mau pulang ...!"
"Kalian sudah jelaskan ke dia?"
"Sudah Tuan."
"Kamu akan tinggal di sini."
"Nggak mau!!!!" Histerisnya mulai berlari menjauh dan berusaha mencari pintu keluar. Tapi dengan tiba-tiba tubuhnya diangkat lalu digendong dengan posisi kepala di bawah.
"Lepaskan aku!"
Atalie dibanting ke atas tempat tidur dia bangun tadi, kemudian tubuhnya dikurung oleh pria itu membuat Atalie kembali menangis terlebih kedua tangannya ditahan.
"Kamu siapa?! Lepaskan aku ...!!!!"
"Kamu nggak perlu tahu aku siapa." Sorot mata itu dingin. Atalie ketakutan ketika wajah itu perlahan mendekat.
"Kumohon lepaskan aku ...!" Pandangannya semakin mengabur karena air mata yang terus keluar. Atalie terus menggeleng bersama jantungnya berdebar ketakutan dan masih berusaha untuk melarikan diri.
Kini wajah itu berada dilekukan lehernya, mengecup basah lehernya secara banyak membuat Atalie merasakan sangat jijik.
"Aku nggak kenal kamu lepaskan aku!"
Lagi melakukan pemberontakan walau tenaganya mulai terasa lemah. Satu-satunya hanya bisa dia lakukan sekarang adalah dengan menangis histeris.
Wajah itu tak kunjung beranjak dari lehernya bahkan merasakan pria asing itu kini menjilat lehernya seperti makanan. Atalie ketakutan dia semakin menangis histeris, berharap dapat menjauh meskipun pria di hadapannya sama sekali tidak peduli.
"Atalie Beverly, kau milikku sekarang."
➖➖➖
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Yours ( THE FIRST SERIES ) [END]
عاطفيةThis work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =================================== [ SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK BUKU ] Dia berbahaya. Sorot mata itu se...