Bidadari tak bersayap part 2#

17 1 0
                                    

Perjuanganku tak hanya terhenti di masalah sekolah saja namun juga pembelajarannya.

Aku sempat kebingungan bagaimana cara menghadapi 2 orang anak ABK yang kusebutkan di awal tadi. Untuk anak laki-lakinya aku lumayan terbantu karena dia mempunyai shadow teacher dan anaknya pun termasuk gologan yang cukup pintar hanya saja kita butuh tenaga khusus dan energy yang banyak untuk mengajarinya , namun untuk anak yang tuna rungu aku sangat bingung, what should I do? Alhamdulilah Dia menggunakan alat bantu dengar yang setidaknya dapat meringankan bebanku karena dapat kujelaskan padanya sedikit pelajaran walau aku tak tau dia mengerti atau tidak, terkadang aku merasa sedih ketika sang anak perempuan ini sebut saja dia Dini, bercerita dengan bahasa isyaratnya. Ketika dia membaca dengan mangap-mangap mulutnya bagai ikan yang kehausan, ketika dia hafalan quran dengan suara yang dipaksanya untuk keluar tapi tetap tak bersuara, kurasa sangat sakit tenggorokannya atau apanya aku tak tau yang jelas dia sangat bersemangat untuk bicara dengan menahan rasa sakitnya itu, tapi tetap saja tak mudah dimengerti aku hanya dapat membaca mulutnya itupun hanya beberapa kata yang kutau. Lalu aku hanya mengiyakan dan mengatakan kamu hebat, luar biasa atau hanya sekedar mengacungkan kedua jempol ini padanya dan tersenyum,, seolah aku paham yang dia ceritakan. Padahal nyatanya tidak. Terkadang aku sama sekali tidak mengerti yang dia ceritakan. Disini hatiku serasa teriris aku tersentuh, sekali lagi aku terlamun betapa beruntungnya aku.

Alhamdulilah hirobbil alamiin anak didikku yang lain hanya ada 2 orang yang masih belum bisa membaca selebihnya mereka sudah luar biasa. Aku hanya perlu melatih memoles mereka dengan ilmu-ilmu agama memoles hafalan quran mereka. Dan untuk yang lainnya merekaa luarr biasa.

BIDADARI SMART BIDADARI MILENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang