Bidadari tak bersayap Part 5#

20 2 0
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 semester kami lalui bersama penuh canda, tangis dan tawa. Semakin hari semakin berseri cinta di antara kami. Semakin hari semakin subur tanpa mau terkubur.

Di suatu hari yang cukup sendu seperti halnya lamunku kala itu, bagaimana caranya agar diri ini dapat membantu Anak spesial dalam kelasku. Selalu terbesit dibenak how? Aku bertanya-tanya namun belum bertemu solusinya.

Tiba-tiba lamunku terbangun oleh suara nyaring anak Sd 1 mereka sangat lucu dan menggemaskan. Dengan segala kekonyolannya mereka menarik jilbabku dan menunjukkan sesuatu..

Seketika bibirku tertarik lebar melihat perbuatan mereka:), kau tau apa?

Iya, mereka menunjukkan sebuah tumpukkan kayu yang sudah disusunnya membentuk sebuah kandang dan sebuah lubang di tanah lalu diatasnya dilapisi kain perca bekas dan diberinya atap diatasnya. kau tau bangunan apa itu? Lagi-lagi aku menggelengkan kepalaku. Maa sya Allah betapa baiknya hati mereka, begitu bersih mereka membangunkan rumah untuk kucing yang tampak kurus dan kotor yang entahlah mereka temukan dimana. Mereka menunjukkan rumah buatannya padaku.. sambil berkata Umi liat kucingnya sekarang sudah ada rumah sambil bertepuk ria.

Hanya kujawab singkat Wahh rumah kucingnya kerennn sekalii

Lalu tiba-tiba mereka pergi sambil berlari ke saung sekolah, bagaimana menurutmu apakah mereka akan masuk kelas dan belajar? Hehe Tidak..

Tak lama dari saung mereka kembali lagi menuju rumah kucing sambil membawa bekal makan siang mereka. Maa syaAllah.

Benar, mereka hendak memberi kucing itu makan. Tanpa pikir panjang lagi, akan makan apa dirinya siang ini. Kulihat saja tingkah mereka nan lucu itu, begitu polos bagai tak punya beban yaa mereka mungkin memeng belum punya beban.

Kutinggalkan mereka yang lagi asik bermain dengan kucing yang sudah di mandikannya itu, hmm anak-anak yang luar biasa.

BIDADARI SMART BIDADARI MILENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang