02

226 31 12
                                    

"Akh, Mingi! Pelan-pelan plis!"

"Daritadi udah pelan kok. Masih sakit?" Yang ditanya langsung mengangguk.

Mingi ngusapin keringet yang lumayan ngucur di dahi Yeosang. "Maaf ya kipas nya lagi rusak, hehe. Sampe lo keringetan gini."

Yeosang mendecak kesal. "Udah, buru! Lanjut makanya yang cepet."

"Yakin nih cepet? Ntar sakit lho."

"Udah, buru!"

Itu si Mingi lagi ngobatin pipi nya Yeosang yang sempet dicakar sama kucing nya Mingi. Padahal Yeosang cuma mau ngelus-ngelus doang. Kan kasihan si Yeosang.

Kalo aja itu kucing bukan punya Mingi, kayaknya udah langsung dicekek deh lehernya. Iya, psikopat memang.

"Kucing lo dendam apa sih sama gua? Njir lah muka ganteng gua jadi kehalang ama cakarannya." Yeosang meringis pas dia sadar kalo bekas cakaran nya itu lumayan lebar dan dia ngerasa wajah gantengnya bakal tehalang.

"Kucing gua biasanya ngga galak padahal. Dia itu cuma nyakar orang yang menurut dia menyebalkan."

Yeosang memutar bola matanya. "Oh, gua menyebalkan ya?"

Mingi cuma nyengir sampe matanya sipit banget –padahal udah sipit. "Udah nih."

"Ya. Makasih."

"Hm. Gua ngambil kipas dari kamar sebelah dulu ya?"

Yeosang mengangguk, terus ia ngambil hp nya buat liat pesan yang masuk.

Ngga banyak, cuma dari beberapa teman nya yang nanyain pr. Udah tau Yeosang itu bodoh dalam pelajaran.

"Sepi ya? Lo ngga mau ngajak teman lo main kesini gitu?" ucap Mingi pas balik ke kamarnya sambil bawa kipas dari kamar sebelah.

"Siapa?"

"Oiya baru inget, lo kan ga punya temen."

"Njir, ngomong sekali—"

Mingi langsung menyatukan kedua tangannya layaknya sedang meminta maaf. "Bercanda, sayang. Maaf."

"Bicindi siying, miif."

"Hehe. Sekarang jam berapa deh, Sang?"

Yeosang menghela napas kesal. Ia mengecek jam pada hp nya. "Sekarang jam 7. Lo itu percuma punya rumah gede tapi kipas rusak, gak ada jam dinding—"

"Bukan gak ada, tapi lagi rusak." potong Mingi sambil senyum tak berdosa.

"Iya dah, semuanya rusak. Terserah lo.  Btw, lo mau gua ajak siapa?"

"Jongho?"

Kepala Mingi langsung digeplak pake bantal yang ada di sebelah Yeosang.

"Enak aja lo mau ngajak dia. Jongho tuh masih bocah. Ngga gua biarin dia main malem-malem gini."

Mingi cemberut, "Terus siapa dong?"

Yeosang terlihat berpikir. "Eum, Yunho? Lo kenal ngga?"

Mingi hanya menggeleng. Ia merasa pernah mendengar nama itu. Tapi ia tidak tahu betul yang mana orangnya.

"Gua ajak dia ya?"

"Tapi, kan gua ngga kenal."

Yeosang mendengus. "Ya, nanti kenalan lah! Gimana sih!"

Mingi mengusap kepala bagian belakangnya. "Y-yaudah deh ajak dia kesini gih."

"Bentar, gua chat orangnya dulu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 27, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Friend? || MinsangWhere stories live. Discover now