Jangan lupa vote, komen dan share~
So, hello buat kalian yang tidak tahu aku. Ini adalah silxcx_ yang lain huhuuu
Enjoy ya~
--
Eun Youra mengetuk pelan ujung kukunya pada stir mobil. Harmoni yang kelewat monoton itu membuat apa yang harusnya baik-baik saja menjadi kacau balau. Menggigit birai bawahnya dengan sedikit kuat kala maniknya menyapu pandang ke arah gedung tinggi berdominasi dinding kaca di depannya. Biasanya ia tidak merasa segugup ini. Biasanya sebelum Gwan Jimin—sang pujaan hati mengiriminya pesan yang kelewat singkat, padat, dan jelas.
Oh, jelas. Siapapun yang melihat Jimin pasti paham sekali seberapa hangatnya pria itu. Wajahnya yang terkesan manis, senyumnya yang—Ah, Youra bahkan tidak sanggup menolak ataupun melontar emosi saat Jimin mengembang senyum. Luar biasa indah walau mendominasi sisi seksi yang luar biasa panas.
Youra membawa kendaraan roda empatnya ke arah sisi parkiran yang kosong. Melepas sabuk pengamannya lalu kembali menimbang setelah ia meraih ponselnya yang masih memperlihatkan pesan yang Jimin kirimkan kepadanya. Jelas sekali bukan Jimin yang seperti biasanya. Walaupun Jimin terkadang memiliki imej yang luar biasa dingin jika menyangkut pekerjaannya sebagai designer, tetap saja sikap Jimin itu manisnya melebihi buaya ibu kota. Setidaknya selama tiga tahun jalan hubungan mereka yang tersembunyi ini, tidak pernah Jimin melupakan kata 'sayang' 'cinta' yang kelewat menggelikan namun Youra sukai setengah mati.
Dering ponsel yang mengalun lembut membuat Youra menghentikan timbangan pada ponsel. Menggigit kuat birai bawahnya sejenak sebelum mengusap layar ponselnya dan meletakkan ke telinga.
"Ya, Gwan Jimin?"
--
Mungkin sedari awal Youra sudah bisa menebak apa yang akan Jimin katakan. Bukankah sudah jelas dari cara pria bajingan ini mengirimkannya pesan? Oh, luar biasa jelas. Jelas sekali sampai rasanya Youra ingin melempar manekin di sampingnya ini ke kepala Jimin. Peduli setan jika Jimin akan pingsan ataupun melayangkan nyawan.
Demi Tuhan, Jimin brengsek, bajingan, sialan—dan banyak lagi umpatan yang ingin Youra lontarkan.
"Kau tetap tidak ingin menjelaskan?" sahut Youra kelewat menusuk.
Wanita berambut segaris dibawah bahu itu bersidekap, menaikkan dagunya tinggi dan berjalan menuju meja yang kini menjadi pembatas antara dirinya dan Jimin. Demi Neptunus, Jimin benar-benar tidak membiarkannya bernafas saat pertama kali membuka pintu ruangan Jimin. Benar-benar tidak sebab pria itu langsung melontarkan kalimat yang mungkin demi Tuhan sudah ia simpan dan susun sedari lama.
Konyol sekali.
"Apa kau punya wanita lain sampai ingin mengakhiri semuanya? Apa aku sudah tidak cukup cantik untukmu jika memang kau memiliki wanita lain?" Youra menduduki bokongnya pada kursi beroda tiga dibelakangnya. Menarik pinggulnya agar mendekati meja dan menopang dagunya pada kepalan tangan. Ia melirik Jimin yang kini terlihat luar biasa munafik—berpura-pura melihat gambaran hasil kliennya. "Bagaimana? Benar sekali, ya? Seseksi apa? Memungutnya dimana? Di kelab Jungkook?"
Jimin melempar kertas-kertas berisi rancangan pakaian yang sedari tadi dilihatnya tepat di depan Youra. Melempar lirikan kelewat tajam pada kekasihnya yang beberapa saat lagi akan resmi menjadi mantan kekasihnya. Tidak berucap sepatah kata, Jimin mengatup birai tebalnya rapat dan tetap menatap Youra lurus.
"Wow!" sahut Youra sembari mengangkat kepalanya. Berusaha terlihat terkejut setelah beberapa detik Jimin melempar kertasnya. "Wah sepertinya memang cantik sekali, ya."
Jimin tidak berucap. Benar-benar tidak berucap sampai membuat Youra muak sendiri. Wanita itu berdecih sembari terkekeh sinis. Detik berikutnya ia balas melempar tatapan kelewat tajam ke arah Jimin. Bangkit dari duduknya sembari memukul kuat meja Jimin yang dilindungi kaca tebal. Menatap pribadi itu sejenak lalu merubah haluan melangkah pergi.
"Baiklah. Kita putus," putus Youra.
Jimin melirik punggung Youra yang melangkah mendekati pintu ruangannya. Youra—juri dari salah satu agensi terkenal itu terlihat tidak gentar sama sekali. Jimin sudah menebak hal itu. Ia tahu Youra akan menganggap semuanya main-main. Benar-benar seperti permainan dan sangat ia nikmati.
Youra itu sempurna. Luar biasa sempurna untuk Jimin.
"Eun Youra," Jimin menjeda sejenak, ia memutar wajahnya menghadap Youra yang kini menghentikan langkahnya. "Jangan menangis. Aku tidak suka."
Hening sejenak. Benar-benar hanya suara air yang bersumber dari salah satu aquarium besar di sudut ruangan jimin yang memenuhi suasana kini. Detik berikutnya tawa remeh kelewat singkat berhasil membuat Jimin menaikkan sebelah alisnya.
"Kau brengsek, Gwan Jimin."
--
Seksi banget jodoh orang T_T
Dan hai?
So, ini salah satu cerpen yang pernah hampir aku ikutin lomba. Tapi ga jadi soalnya ganti genre.Semoga suka ya >3>
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON
RomanceWarning, baby. Mature! Mungkin semuanya akan baik-baik saja jika perpisahan terjadi karena alasan yang kelewat normal. Ya, contohnya seperti; bosan, tidak nyaman atau ingin memiliki yang baru.Terlihat lazim, bukan? Tentu. Hampir semua hubungan selal...