01

14 1 0
                                    


Berkenalan dengan mu hanya lah mimpi bagiku

Pagi ini murid perempuan itu berjalan melewati koridor sekolah. dia bukan siswi populer bukan juga gadis tercantik disekolah. Soal wajah biasa aja. Gak cantik, gak jelek. Tapi sederhana. Seperti penampilan nya saat ini simpel dan elegan.

Akhirnya dia sampai di ruangan kelas. Lalu duduk disamping sahabat nya Melly. Melly sadar dengan kedatanga nya langsung menoleh. " Tumben datang awal nay, biasanya telat!"

Naya memutar bola matanya malas. Dia duduk manis tanpa mengobrol dengan Melly yang lagi asyik menyalin catatan fisika. sampai akhir bel masukkan berbunyi.

Guru pun tiba dikelas mereka. Semuanya diam dan langsung menghentikan aktivitas nya.

- hening-

"Naya tolong ambil buku tugas fisika di meja saya" perintah Bu titi dan langsung di iyakan cewek itu.

Di lorong sekolah, Naya menghembuskan nafasnya pelan. Dia melewati kelas XII-IPA1. membuatnya gugup padahal bukan berdiri diatas panggung tapi gugupnya sama persis. Entah lah, apa yang membuat Naya gugup melewati kelas itu.

Sesampai diruang guru, naya mencari meja Bu Titi. Setelah menemukan meja itu dia mengambil buku tugas fisika kelas XII IPA 2. Diambilnya lalu ia melangkah pergi meninggalkan ruangan.

Tanpa segaja dia menabrak seseorang ketika ia hendak keluar ruangan . ia pun terjatuh bersama setumpukan buku yang berhamburan dilantai. Cewek itu menghirup aroma yang tak asing saat lelaki itu berada didepan nya ikut mengumpulkan buku berhamburan itu. Ia menoleh, betapa terkejutnya siapa laki laki itu.

Sekedar informasi, Naya suka mencari tahu tentang cowok ini. Mulai dari warna kesukaan. Hal yang tidak disukai, hal yang dia sukai. sampai mengetahui aroma khasnya saat ini.

Cowok itu berdehem ketika Naya masih memandangnya. Sadar dengan kebodohan nya akhirnya naya menunduk malu, lalu berdiri sambil memengang setumpuk buku ditangan nya.

"Oh, maaf ya gue enggak liat" ujar cowok itu lalu berdiri dihadapannya. jika kalian melihat cowok ini mungkin kalian akan dua kali bicara manusia tidak ada yang sempurna.

"Oh enggak papa kok" Naya melempar pandangan kesamping. Wajah-nya memerah karena salah tingkah.

Naya melangkah pergi dengan cepat menuju kelasnya. Suasana pagi ini benar benar membawa berkah. Berpapasan dengan makhluk surga.

Cewwk itu menaruk setumpuk buku itu dimeja Bu Titi di ruangan kelasnya. Lalu kembali ketempat duduknya.

"Muka Lo kenapa merah begitu? Sakit Lo?"

"Bukan Mel, tadi gue ketemu alfian" dengan malu malu naya melontarkan kalimat itu dimulut nya. Jika menyebut nama Alfian sudah pasti membuat pipinya memerah.

"Oalah pantasan muka Lo kaya kepiting direbus. Terus dia bilang apa sama lo?" Melly kepo. Bukan rahasia lagi kalo sahabatnya ini menyukai cowok populer itu.

Melly rela mendengarkan cerita khayalan Claudia selama 2 tahun mereka bersekolah. Melly mengetahui segala tentang claudia. Begitu juga sebaliknya. Jadi, cewek itu tidak pernah berfikir dua kali untuk menceritakan semua nya kepada sahabatnya melly.

"Pas gue keluar dari ruangan guru, gue ketabrak dia. Eh, kirain siapa! Ternyata dia. Senang banget tau mel."

Naya menatap langit-langit kelas seakan akan kejadian itu bisa terulang lagi dan lagi.

"Dia minta nomer telpon Lo gak?"

"Enggak lah, yakali" naya mengecutkan bibir.

"Kirain. Gue doain Lo ketemu lagi sama dia, terus dia minta nomer telpon Lo" mendengar perkataan sahabatnya cewek itu tersenyum girang.

                              *****

Naya membuka pintu rumahnya yang tidak berkunci. Lalu menaikin tangga menuju kamarnya. Bila kalian bertanya dimana kedua orang tua Naya?. Kedua-nya sibuk berkerja dan akan pulang setelah dua jam dari nya.

Dengan cepat ia menuju kamar mandi untuk men fresh-kan badan nya. Karena terlalu gerah selama berada disekolah. Selesai mandi tanpa disuruh makan ia langsung menuju ruangan makan.

"Eh non sudah pulang ya, bibi gak liat" ujar seorang wanita tua yang berkerja dirumahnya sejak ia kecil.

"Iya bi, mama kapan pulang ya?" Tanya naya disela menyatap Sop sayuran buatan perempuan tua itu.

"Mungkin bentar lagi non"

Naya mengangguk. Sehabis makan dia langsung menuju kamar nya untuk tidur.

Alarm Claudia pun berbunyi menunjukkan pukul 07.10 am. Cewek itu mengucek-gucek mata nya. Berdiam lima menit untuk mengisi nyawa.

Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Selesai mandi ia menyisir rambut dan dibiarkan terurai sebahu. Membuka lemari pakaian, lalu memilih Hoodie putih dan celana jeans hitam yang akan digunakan untuk pergi malam ini.

Merasa puas melihat dirinya di depan cermin. Akhirnya cewek itu keluar dari kamar. Lalu Menuruni tangga. dari jauh ia melihat lina sedang asyik menonton tv diruang keluarga.

Naya pun mendekati wanita itu. "Ma, sudah pulang ya?"

" Eh anak mama, iya sayang dari tadi. Kamu mau kemana cantik  begini"

Lina menyentil dagu anaknya.

"Ih mama. Mau keluar dulu sebentar cuman ke Gramedia kok. Boleh ga?"

"Ngapain kesana?"

"Nonton bioskop ma" jawab naya yang membuat mamanya tekekeh.

"Ah kamu..yauda hati hati ya sayang"

"Oke siap" naya mencium pipi kanan lina lalu melangkah pergi.

Sesampai di tokoh buku ia mencari novel horror favorit nya. Katanya novel itu sudah tersedia di Gramedia. Akan mantap bila dibaca malam ini untuk menggiri tidur.

Ia melihat dari satu persatu novel, sampai akhir nya menemukan novel keinginan nya itu.

"Eh kamu yang tadi ya? " Tunjuk cowok itu ke naya yang berada disamping nya.

Naya menoleh, sontak membuatnya sedikit membutuhkan oksigen.

"Ah- iya." Naya berusaha untuk sesantai mungkin.

"Lo juga suka baca novel horror?"

" Iya gue suka" jawab naya.

Cowok itu tersenyum lalu mengulurkan tangan-nya. " Kenalin gue alfian, kita sering ketemu tapi enggak perna saling kenal. Mungkin lebih baik bila kita berkenalan"

Demi jutaan kupu kupu berterbangan di perut Naya. Sungguh membuatnya tercengang. Siapa coba enggak senang bila cowok kita sukai secara diam diam mengajak berkenalan.

Cewek itu mengulurkan tangannya Canggung. "Gue Naya"

tangan Alfian benar lembut membuat naya tidak ingin melepaskan nya. Kalo perlu sehabis pulang dari sini. Mungkin saja dia tidak akan cuci tangan. Gila kali!

Dengan cepat Naya meraih tanganya. " Gue permisi. "

Cowok itu mengangguk lalu tersenyum. Naya melangkah pergi menuju kasir sambil menahan senyumnya. Senang, bahagia, gembira sudah menjadi satu di hati naya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang