Taehyung mengulas senyum, menatap sepasang sepatu yang ia pakai sendiri. Kemudian dia mengubah posisinya menjadi berdiri, berjalan mencari dasi sekolah.
Bocah berumur delapan tahun itu mengerucutkan bibirnya, menatap dasi yang berada di genggamannya. Masalahnya dia belum bisa memakai dasi dengan benar.
Suara pintu yang terbuka menarik perhatian Taehyung untuk menatapnya. Dia tersenyum lebar ketika mendapati eksistensi Bibi Lee di sana. "Bibi,"
Bibi Lee adalah pembantu di rumah ini, dan dia sudah cukup lama bekerja di sini, sejak sebelum Taehyung dan Jungkook lahir. Kini, Bibi Lee lah yang selalu merawat Taehyung layaknya anak sendiri.
Bibi Lee tersenyum, dia tahu anak itu sedang membutuhkan bantuan. Maka, dia memberikan sebuah tawaran untuk anak majikannya. "Perlu bantuan?" tanya Bibi Lee.
Taehyung mengangguk lucu, membuat Bibi Lee gemas dengan ekspresi yang diberikan anak itu. Bibi Lee segera berjongkok, mensejajarkan tubuh Taehyung.
Taehyung memberikan dasi miliknya ke Bibi Lee. Tanpa basa-basi, Bibi Lee segera memakaikan dasi itu ke kerah baju sekolah Taehyung. "Eung.. Bi, bisakah pelan-pelan? Aku ingin belajar memakai dasi agar besok-besok tidak menyusahkan Bibi lagi." pinta Taehyung. Bibi Lee terkekeh.
"Ah maaf. Baiklah, Bibi Lee pasang ulang ya? Taehyung perhatikan dengan baik." Taehyung mengangguk antusias.
Bibi Lee memasangkan dasi itu dengan pelan, membuat Taehyung mudah mempelajarinya. Taehyung mengecup pipi Bibi Lee sebagai ucapan terimakasih karena sudah mengajarinya memakai dasi dengan baik.
"Oh iya, buku pelajaran hari ini sudah di masukkan ke dalam tas?" tanya Bibi Lee.
Taehyung mengangguk. "Sudah, Bi. Tadi malam setelah mengerjakan PR, Tae langsung siapin buku pelajaran untuk hari ini." jawab Taehyung jujur.
Bibi Lee kembali mengulas senyum. Dia bangga telah mengenal anak seperti Taehyung. Taehyung itu rajin, pintar, mandiri, dan juga anak yang kuat.
"Yasudah, ayo kita turun. Appa, Eomma, dan Jungkook sudah berada di ruang makan." ajak Bibi Lee mengelus surai hitam Taehyung.
"Ayo!" seru Taehyung sangat antusias.
_This hurts_
"Siapa yang menyuruhmu bergabung di sini?"
Taehyung yang semula berniat untuk duduk, tiba-tiba tubuhnya menegang saat setelah mendengar teguran suara dingin sang Ayah. Mata sayunya menatap gugup sang Ayah. "A-appa," lirih Taehyung hampir tak terdengar.
"Apa saya mengundangmu? Tidak, kan. Lalu, untuk apa kau datang kemari?" tanya sang Ayah tanpa menghilangkan nada dinginnya.
"A-aku ingin ikut sarapan bersama kalian," itulah jawaban yang diberikan Taehyung untuk Ayahnya.
"Tidak. Anak tidak berguna sepertimu tidak pantas untuk bergabung di sini. Hanya bisa merusak selera makanku."
Taehyung terhenyak. Hatinya terasa di sayat, sangat perih. Taehyung menunduk, jemarinya meremas ujung bajunya kuat dengan tubuh yang gemetar takut.
Taehyung tidak mengerti mengapa sikap Ayahnya seperti ini. Dia tidak mengerti mengapa dia di beda-bedakan dengan Jungkook, Padahal mereka sama-sama anaknya.
Ayahnya selalu mengeluarkan kata-kata kasar untuk dirinya. Sedangkan untuk Jungkook justru kata-kata yang berisi pujian, sama sekali tidak ada kata kasar yang keluar dari mulut sang Ayah. Seburuk itukah dia di mata Ayahnya?
Taehyung dapat merasakan sebuah tangan yang merengkuh tubuhnya. Dia adalah Bibi Lee, wanita paruh baya itu membawa tubuh Taehyung ke dalam pelukannya. "Maaf, jika saya lancang, Tuan. Tapi, tolong jangan keluarkan kata-kata kasar yang bisa menyakiti anak Tuan sendiri." ucap Bibi Lee menatap majikannya.
"Memangnya kau siapa, sampai-sampai kau lancang ikut campur dengan urusanku?" sahut Tuan Jeon.
"Kau itu hanya seorang pembantu di sini, jadi jangan pernah berani-berani ikut campur." sarkas Sohee, istri Tuan Jeon.
Bibi Lee menunduk, tidak berani untuk sekedar membalas ucapan majikannya. "Bawa anak itu pergi dari sini, muak sekali melihat wajahnya." perintah Tuan Jeon sinis.
Bibi Lee mengangguk, kemudian dia menatap Taehyung yang masih setia menundukkan kepalanya. Taehyung terkesiap saat Bibi Lee meremas pelan bahunya. Dia mendongak, menatap Bibi Lee. "Ayo kita sarapan di dapur," ajak Bibi Lee lembut.
Sorot mata Taehyung menunjukkan kekecewaan. Dengan rasa sedih, dia mengangguk pelan. "Ayo," ucap Taehyung lirih, tangan kanannya menggenggam tangan Bibi Lee.
"Tunggu!" suara anak kecil menginterupsi, membuat Taehyung dan Bibi Lee menghentikan langkahnya.
Anak itu bernama Jungkook. Mereka yang ada di sana menatap Jungkook. Anak laki-laki berumur delapan tahun itu berlari kecil menghampiri Taehyung.
"Mau kemana? Ayo kita sarapan bersama!" Jungkook sudah menggenggam tangan kanan Taehyung.
Omong-omong Jungkook baru saja kembali setelah dia pergi ke dapur untuk mengambil selai strawberry.
Taehyung menggeleng, menolak ajakkan adiknya. "Kenapa tidak mau? Padahal aku sudah mengambil ini dari dapur untukmu." Jungkook menunjukkan toples berisi selai strawberry, kesukaan Taehyung.
Taehyung tidak menjawab, membuat Jungkook semakin kecewa. Dia lalu berlari kecil menghampiri Ayahnya. "Appa, Tae Hyung tidak mau makan-makan bersama Jungkook. Padahalkan Jungkook susah-susah ambil ini khusus untuk Tae Hyung.." adunya sembari memamerkan toples kecil kepada sang Ayah.
Sang Ayah tersenyum lembut. "Tidak apa, sayang. Jika Taehyung tidak mau, biarkan saja. Jungkook makan sama Appa dan Eomma, Ne?"
Jungkook menggeleng. "Tapi Appa, Jungkook juga ingin makan bersama Tae Hyung. Kalau tidak, Jungkook tidak mau makan!"
Tuan Jeon menatap istrinya, meminta pendapat. Anggukan dari sang istri membuat Tuan Jeon menghela napas.
"Taehyung bergabunglah, Jungkook ingin makan bersama denganmu." ucap sang Ayah dengan malas.
Jungkook tersenyum lebar. "Yeay!!" seru anak itu bersorak.
Sebuah lengkungan manis terukir di bibir Taehyung setelah mendengar kata yang di lontarkan sang Ayah. Walaupun dia tahu jika Ayahnya tidak tulus, tetapi dia tetap senang.
"Terimakasih, Ayah." ucap Taehyung tersenyum kotak. Dia sudah duduk di samping Jungkook. Sang Ayah hanya bisa merotasikan bola matanya dengan malas.
Hai. Eung, aku Remake cerita ini ya. Kayanya lebih menarik aku ceritain dari Taehyung kecil deh, nanti baru Taehyung remaja. Gak papa kan?
Anyway, Jangan lupa, malem ini nonton acara Tokopedia di SCTV & Indosiar ya My💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey
Fanfic"Katakan padaku bagaimana rasanya hidup sempurna sepertimu. Katakan padaku bagaimana rasanya disayangi bahkan dimanja oleh orangtuamu. Katakan padaku bagaimana rasanya di spesialkan. Tidak dipukuli. Tidak dikatakan sebagai anak yang tidak diinginkan...