Chika terbaring menatap langit- langit yang ada di kamarnya , berpikir apakah dia harus percaya lagi dengan seseorang yang sudah membuatnya hancur hingga berkeping keping untuk yang kesekian kalinya. Tapi Chika masih ragu antara iya dan tidak. Memaafkan dan sama – sama mengulang atau melupakan untuk membiarkannya menjadi jodoh orang .
Dari dalam lubuk hatinya ia tak ingin membiarkan seseorang memiliknya kecuali dirinya sendiri. Padahal ia sendiri sudah benci dengan seseorang yang dipikirkannya. Apalagi mengingat dulu kenangan yang membuatnya merasa sakit tapi tak berdarah.
Tok tok tok
"Masuk" ucap Chika sambil kembali bermain ponselnya.
"Kak ada yang nyariin di depan, katanya mau ketemu Nyai" ucap Dimas selaku adik dari Chika yang usianya terpaut 7 tahun dari Chika. Dimas hanya membuka sedikit pintu untuk memasukkan kepala nya dan mengintip kakaknya layaknya maling.
"Siapa?"tanya Chika bangkit duduk dan menatap malas adiknya yang memang terbilang tampan yang sudah duduk di bangku kelas 12 SMA. tapi pasalnya adiknya ini selalu jail apalagi soal panggilan kadang di panggil Nyai , Nyonya, lebih parahnya lagi adiknya pernah memanggilnya PERAWAN TUA K, padahal umur Chika hanya 25 tahun. dasar memang adiknya saja yang selalu melebih-lebihkan.
"Mana gue tau, katanya teman SMA lo dulu," jawab Dimas sambil menutup pintu untuk kembali melakukan aktifitas sebelumnya.
Chika bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu utama rumahnya untuk menemui tamu yang dikatakan oleh adiknya.
Di depan pintu Chika kaget bukan main karena yang datang adalah mantan kekasih yang tadi dipikirkannya. Spontan saja Chika merasa canggung dan akhirnya mantannya pun menyapanya dengan ramah.
"Hai" sapa Revan selaku mantan dari Chika yang sudah lama berpisah sejak SMA.
"H-haii, silahkan masuk" ucap Chika gugup sambil membuka pintu lebar untuk Revan.
"Jadi kedatangan saya kesini, saya ingin memberikan ini"ucap Revan sambil memberikan sebuah surat undangan .
Revan duduk dengan jarak yang lumayan jauh dengan Chika , Revan hanya menghela nafas sabar walau sejatinya ia ingin memeluk gadisnya itu erat sampai kesulitan untuk bernapas. Rasa bersalah Revan membuatnya semakin dibuat dilema antara ingin berjuang kembali atau membiarkannya pergi untuk mencapai kebahagiannya sendiri.
"Undangan reuni?" tanya Chika memastikan dan dijawab anggukan oleh Revan. Pasalnya Chika sangat tidak suka dengan acara reuni karena salah satunya tidak ingin bertemu dengan Revan. Tapi apalah jadinya malah Revan sendiri yang mengundangnya.
"Bagaimana kabarmu Ra? Tanya Revan dengan panggilan kesayangannya dulu yang membuat hati Chika berdesir tak enak. Kara adalah panggilan yang mungkin sudah sangat lama diucapkan oleh Revan Pratama untuk yang terakhir kali dulu sebelum menentukan untuk berpisah.
"baik tapi tolong panggil saya Chika jangan Kara" ucap Chika dengan nada yang berusaha tetap sabar meski ingin sekali mencakar – cakar wajah Revan sekaligus memeluknya untuk menghapus rindunya. Chika merasa senang dan sedih secara bersamaan yang membuat dia ingat tentang luka lamanya dulu.
"memangnya kenapa kalau saya masih suka sama kamu?"
.
.
.
.GIMANA???
MAU LANJUT NGGAK
XIXIXIAUTHOR LAGI PENGEN BUAT PROLOGNYA EHEK
SALAM BAHAGIA
ERIKA
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Miss Me?
RomanceMantan adalah definisi manusia yang ditakdirkan untuk kita lebih tepatnya dulu ketika bersama. Tapi apa jadinya jika seseorang gagal untuk melupakan mantan padahal dirinya pernah tersakiti??? Yuk simak cerita tantang Chika Maudhira yang dipertemuk...