2. Pokoknya Nashira.

120 24 10
                                    

"NAKULAAAAAAAAAA, TURUN MAKAN, ATAU RENDANGNYA GUE HABISIN SENDIRI GA GUE BAGI."

"Adek, jangan teriak-teriak, ini rumah bukan hutan." Yessa mengerucutkan bibirnya ketika sang Bunda menegur.

"Tau tuh, padahal Nakula ada di halaman belakang, enggak budeg juga." Nakula duduk di hadapan saudara kembarnya yang sedang mencebik itu, lalu dengan jahilnya dia menjulurkan lidah ke arah Yessa.

"Mas Nakula juga, gaboleh gitu sama adiknya. Udah cepet makan." kedua anak kembar itu langsung diam dan menyantap masakan Bunda nya.

"Adek, nanti tolong anterin Mama nganter rendang ke rumah tante Risa ya?" Yessa diam sebentar, lalu menoleh ke arah Bundanya yang sedang memasukkan rendang ke dalam toples makan.

"Bunda, adek hari pertama," Ia mengerucutkan bibirnya dan membuat muka sememelas mungkin kepada sang Bunda. Bunda hanya memicingkan matanya, sadar sang Bunda tidak percaya, Yessa buru-buru mengambil tindakan.

"Aduh, aduh! Bunda, perut adek kram nih, aduh!" keluh Yessa sembari memegangi perut bagian bawahnya. Bunda menggelengkan kepalanya pelan, begitu juga Nakula, sudah tau bahwa sakit kram kembarannya ini hanya gimmick, paling dia males mau keluar.

"Hadeehh, bisaan banget kamu, dek. Yaudah, gantian Mas Nakula yang nganter ke tempat Tante Risa ya?" ucap Bunda sambil menutup toples makan berisi rendang itu. Nakula mendelik, lah jadi dia yang ditumbalin?

"Kok jadi Nakula sih, Bun? Nakula gatau rumahnya temen Bunda." ucap Nakula tidak terima setelah dia meneguk habis air putihnya.

"Kan sama Bunda, Na. Gimana sih? Udah ya, terserah mau siapa aja yang anter Bunda, Bunda mau ganti baju dulu, Bunda selesai harus udah ada yang siap, awas." wanti-wanti Bunda sebelum beliau meninggalkan ruang makan untuk ganti baju.

"LO- kan biasanya elu yang nganter Bunda kalo ke tempat temennya? Biasanya paling semangat juga? Ada niat licik apa lu?" Nakula mencerca Yessa karena oknumnya sekarang malah dengan santainya mengupas apel.

"Udah ah sana ganti baju yang ganteng, ntar paling lo juga terimakasih ke gue. Sono." Yessa tidak sedikitpun melirik Nakula dan tetap fokus mengupas apel.

"???! Taudeh ya serah lu, sekali ini doang. Gue gamau bunda marah, cuciin piring gue." Nakula beranjak dari duduknya sambil menoyor pelan kepala Yessa, Yessa mendelik dan meneriaki Nakula, tapi Nakula sudah kabur ke kamarnya.

"Untung sodara kandung, kalo bukan udah gue todong pisau kali. Namaste." cibir Yessa kesal.

****

Mobil putih itu berhenti di depan rumah dengan tanaman hijau menghiasi halamannya.

"Ini, Bun?" Nakula melihat ke arah rumah sembari menaikkan hand rem nya. Bundanya hanya mengangguk dan bersiap keluar, namun anak laki-lakinya tak bergeming dan malah mengeluarkan handphone nya.

"Eh? Ayo ikut bunda! Malah main hp." Nakula terkesiap ketika hp kesayangannya itu dirampas sang Bunda. Yaudahlah ya, ngikut aja Nakula daripada diomelin.

Nakula dan Bundanya turun dan segera memasuki pekarangan rumah itu. Sang pemilik rumah, yang Nakula duga sebagai teman Bundanya kebetulan sedang menyiram tanaman di halaman nya.

"Ehhh, yaampun kenapa nih tumben main? Ini kembaran Yessa, ya? Nakula?" setelah cepika-cepiki ala ibu-ibu dan setelah Nakula salim sama temen Bundanya ini, mereka dipersilakan masuk, mau ngobrol dulu katanya. Heem aja Nakula, ngintil Bundanya.

"Sebentar ya, mau naruh ini di belakang," ucap Tante Risa sambil membawa kotak makan yang dibawakan Bunda Nakula ke belakang. Nakula menyempatkan matanya untuk melihat-lihat sekitar ruang tamu ini, ketika satu gadis tiba-tiba masuk.

I'll Still Have Me ; Where stories live. Discover now