1. Bertengkar

13 2 0
                                    

seperti hari-hari biasanya pagi ini ia ada kelas mata kuliah psikologi komunikasi ingat dengan kejadian pak Edy dulu disemester dua ia sudah tidak mau dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi disemester ini. Bu Fatma juga sama tegasnya dengan pak Edy. ia harus siap dan berangkat kuliah sekarang.

"Pagi sayang, sarapan dulu cantik. mama udah siapin kesukaan kamu." Shakina hanya mengangguk sebagai jawaban. Segera bergabung dimeja makan duduk disamping abangnya dengan papa dibagian pojok dan mama didepan abang Alano tepat disamping kanan papah.

"punya mulut itu dipake cantiiik" sindir bang Alano sambil menirukan gaya mamanya memanggil adiknya. Shakina menatapnya tajam. Alano gemas dengan adiknya dia mengacak acak kepala Shakina yang sudah rapi dibalut hijab berwarna coklat muda kini menjadi berantakan tak berbentuk. Berbeda dengan Shakina yang galak dan terkesan cuek kakaknya adalah tipe orang yang bawel dan hobinya menjahili adik kesayangannya yg juga irit bicara ini.

"Hiih.. tangan lo setan" umpat Shakina saking marahnya. Alano yang dikatai setan malah tertawa terbahak-bahak senang sekali rasanya melihat wajah lucu adinya ketika marah atau ngambek. Saking marah hijab pasmina yang ia tata sedemikian rupa diacak acak begitu saja.

Shakina sampai lupa dengan keberadaan papah yang kini menatapnya tajam. Saat sang papah berdehem Shakina langsung sadar telah mengatai kakaknya setan pasti papanya akan ceramah qalbu pagi ini.

"Shakina jaga ucapan kamu. Sebagai perempuan kamu harus lebut dan penuh kasih sayang. Coba kamu contoh istri dan anak baginda Nabi, contoh mama kamu meskipun sedikit cerewet tapi mama nggak pernah ngomong kasar nak. Setidaknya kontrol emosi kamu" sebelum papa melanjutkan ceramahnya Shakina memutus ucapan papahnya dengan meminta maaf dengan terpaksa juga minta maaf pada abangnya.

"nggak pa-pa cantiiik abang pasti maafin kok" ucap Alano terkikik sambil mengelus kepala Shakina sayang

"kamu juga minta maaf Alano!!" kalau papanya sudah memanggil namanya Alano tak bisa berkutik

"eh, i-iya pa. hehe.. cantiiik maafin abang ganteng yah"

'dih, najis' Shakina bergidik ngeri melihat sikap abangnya sambil memutar bola mata Shakina terpaksa bilang "ya" pada abangnya dari pada papa ceramah lagi. Alano tertawa bahagia berhasil menjahili adiknya.

Shakina mendengus kesal sambil menggigit roti isi selai coklat nutela dan ditambah susu milo kesukaannya menu favorit setiap sarapan. Untung saja rasanya tetap sama masih terasa enak memanjakan dilidahnya.

"masih pagi loh jangan ditekuk gitu wajahnya. Biasain senyum kayak abang nih hemmmmm..." Alano memamerkan senyumnya didepan wajah Shakina. Bukan ikut tersenyum malah Shakina lebih ingin menabok wajah ganteng abangnya sekarang juga. Ya, Shakina akui abangnya memang tergolong tampan tapi menyebalkan. sialnya badan Alano juga proporsional ditambah dengan gaya feshion yang kece abis tak jarang para gadis sering mendekatinya memberikannya ini itu tanpa Alano minta. Tapi Shakina yakin kalau abangnyalah yang tebar pesona duluan. Dih, menjijikan sekali punya abang satu tapi sifatnya sangat sangat menyebalkan.

"dek biasain senyum biar wajah kamu ini gak kaku seperti kanebo kering milik papah" Alano menjewer pipi Shakina sampai merah. Shakina pun memukul tangan abangnya keras sampai terlepas. Mereka berdua sama-sama mengaduh kesakitan. Alano yang sakit tangannya dipukul dan Shakina yang sakit pipinya dijewer. Kedua orangtuanya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anak kesayangannya itu.

Shakina langsung beranjak dari tempatnya kemudian menyalami punggung tangan papah dan mamahnya. Tak pernah absen Saras selalu menarik paksa Shakina dalam pelukannya dan menciumi pipi sang putri tercinta.

"hati-hati yah" ucapnya sambil mengelus pipi Shakina yang masih merah
"abang sih jailnya minta ampun. Udah sarapannya berhenti aja. Keburu adek ngambek lagi terus nekat berangkat sendirian lagi gara-gara nunggu abang kelamaan kan kasihan."

ShakinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang