RATE mission : 16+
Subjek : Sarada, Sasusaku.
Catatan : sudah pernah di-publis di FFN pada tahun 2015. Setelah dikaji ulang, ada beberapa bagian dari laporan yang sudah diperbaiki.
🔓
Bicara tentang bagaimana kisah cinta kedua orang tua. Tak sedikit anak penasaran akan hal yang sama. Bagaimana ayah dan ibu mereka saling jatuh cinta?
Pertanyaan itu menghantui kepala Sarada saat ini. Gadis itu melamun, duduk di bawah salah satu pohon di kawasan hutan tempat shinobi biasa melatih diri. Teriknya matarahi menjadi saksi dua Genin yang kini tengah beradu jurus baru. Di sana, ada putra Hokage ke tujuh, Uzumaki Boruto, melawan Mitsuki, putra sang legendaris sanin Orochimaru.
Menyaksikan pergulatan rekan timnya. Sepasang onyx kelam Sarada mengikuti setiap pergerakan Boruto dan Mitsuki. Walau tampak serius, sebenarnya, pikiran si putri Uchiha tak sejalan dengan apa yang tengah ia lihat.
Dua hari yang lalu. Rintik hujan mengguyur desa Konoha. Orang-orang mencari tempat berlindung, mereka berlari di sepanjang jalan desa saat curah air kian deras. Sore itu, Sarada pulang dari misi, ia berteduh seorang diri di teras toko bunga Yamanaka. Beberapa saat yang lalu, Boruto dan Mitsuki memutuskan tetap pulang tak peduli baju basah kuyub. Menunggu bukan pilihan mereka. Sarada bisa melakukan hal yang sama, tapi ia tak mau diomeli sang mama setibanya di apartemen. Tapi tunggu dulu, Sarada ingat, bahwa hari ini Sakura akan pulang sedikit terlambat dari biasanya. Bagaimana ini? apa terjang saja hujannya? tapi setelah dipikir-pikir lagi, sebaiknya menunggu saja.
Tak ada yang Sarada lakukan selain menunggu pudarnya sang mega mendung. Ia memandang langit, mempertanyakan apakah sinar jingga masih bisa mempercantik sore ini. Beberapa saat berlalu hingga bel pintu toko bunga berbunyi, Sarada menoleh, melihat seorang pria keluar dari toko dengan sebuket mawar merah di tangannya.
"Ah..., deras sekali." gumam pria itu, yang sama khawatirnya ketika melihat ke arah langit.
Sarada memperhatikan. Masih di tempatnya, ia berjarak lima meter dari sisi kiri tempat pria itu berdiri. Keduanya menunggu dalam diam, karena sama-sama tak kenal, aneh juga jika tiba-tiba saling menyapa. Dilihat dari seragam ninja pria itu, jelas dia seorang Jounin. Dan ketika pria itu sekejap menoleh dan mendapati Sarada, ia tahu bahwa sosok gadis di sebelahnya adalah putri Uchiha Sasuke. Cukup tahu, dan keduanya hanya membatin.
Cipratan hujan yang kian menjadi membuat pria itu sedikit mundur, kedua tangannya lebih posesif saat melindungi buket miliknya. Rangkaian mawar itu memusatkan perhatian Sarada, kelopak merah yang tajam mengingatkannya akan mata Sharingan miliknya.
Ya..., mawar itu indah, sama seperti mawar yang ditanam ibunya di halaman balakang kediaman Uchiha, halaman yang dikelilingi tanaman hias serta tanaman obat-obatan lainnya sebelum luluh lantah oleh amukan Sakura. Sekaligus rumah mereka yang terbelah jadi dua. Ironis jika mengingatnya.
Sarada terus memandang mawar itu hingga maniknya mendapati perubahan ekspresi sang pemilik bunga. Apa yang membuat pria itu berseri-seri? sesaat yang lalu, ia tampak kecewa, lalu kini, senyuman terukir ketika pria itu memandang buket bunganya.
Dalam diam, Sarada iseng menebak-nebak.
'Apa dia sedang memikirkan seseorang? siapa yang akan menerima bunga darinya? apa mungkin bunga itu untuk kekasihnya?"
Bukannya Sarada ingin tahu urusan orang, hanya saja..., pemikiran seperti itu kadang muncul seenaknya. Apalagi tak ada yang bisa dikerjakan saat ini. Walau cuma sekedar tebakan, tanpa berfikir keras pun, siapa saja yang melihat wajah pria itu, akan tau tahu alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARIAN KONOHA
Fanfic(FANFIKSI) Harian Konoha adalah kumpulan laporan rahasia. Karena ini rahasia, kolom deskripsi tidak perlu diisi. Sekian dan terimakasih. 💋