Kecewa

37 6 2
                                    

Febby mengebakan selimutnya lalu pergi ke kamar mandi dengan gontai. "Males banget sih pergi ke sekolah hari ini," gumam Febby sambil menggaruk rambutnya kasar.

Mau tak mau Febby bersiap pergi ke sekolah karena itu adalah kewajiban seorang pelajar.

Setelah bersiap kemudian Febby turun ke ruang makan. Febby melihat Lukas sedang mengoleskan selai ke roti nya.

Febby memegang bahu kakan Lukas."Pagi ka!" sapa nya. Lukas tersenyum." Udah gak galau lagi?" tanya lukas.

Febby membuang nafas berat."Gak, tapi dikit lagi sih." ucap Febby malas.

Lukas menggeleng."Cape gue, untung jomblo."

Febby memandang malas."Itu sih derita lo!." Febby dari semalam terys memikir kan Sena. Bagaimana tidak? Febby dan Sena tidak pernah bertengkar apalagi karena hal sepele.

Pernah waktu itu, Sena mengantar pulang seorang perempuan. Namun entah kenapa Febby baru kali ini sampai segini nya marah. Tapi bukan itu masalah nya, Febby hanya tidak suka Sena kasar pada Yuda.

"Yaudah ka, aku berangkat." pamit nya lalu pergi ke sekolah.

Sementara di rumah nya Sena sedang mencoba menghubungi Stella. Namun panggilan nya tak kunjung di jawab.

"Stella kemana sih! gue kan lagi butuh dia." gumam Sena.

Tok...Tok... "Sena, ini aku Stella!" teriak seseorang dari luar.

Sena membuka pintu rumah nya. Kebetulan bunda nya sedang tidak ada dirumah.

"Stella? kemana aja? aku telepon gak diangkat?" tanya Sena. Stella nyengir kuda. "Sengaja! biar Sena nyariin!" Sena mencubit hidung Stella gemas.

"Bisa ya kamu sekarang?" Stella hanya tersenyum."Jadi ke sekolah bareng?" tanya Stella.

"Jadi dong. Ayo berangkat!" ucap Sena.

"Go!" ujar Stella semangat. Stella dan Sena pergi ke sekolah bersama.

Tentu saja satu sekolah gempar dengan kabar mengejutkan ini.

Namun Sena tidak mengantar Stella ke kelas nya.

Sesampai nya dikelas Stella mendapat kan tatapan jijik dari seluruh penghuni kelas.

"Apa lo!?" Sentak Stella pada Dera. Kebetulan Dera adalah anak nerd dikelas.

Febby, Quin, Moly, dan gerombolan nya menghampiri Stella. Bukan karena Febby berani nya keroyokan. Namun ini adalah bentuk solidaritas.

Pepy maju paling depan. "Lo berangkat bareng Sena?" ucap Pepy santai namun terdengar tengil.

Itu adalah sifat Pepy yang pemberani.

Stella tersenyum."Iya, emang kenapa?! masalah buat lo?!" tanya Stella sedikit nyolot.

Pepy hendak memukul Stella namun tangan nya ditahan oleh Febby. "Pepy, udah," ujar Febby tenang. Febby maju ke depan yang sekarang sejajar dengan Stella.

"Stella, gue gak nyangka lo bisa kaya gitu." Febby tersenyum getir."Gue anggap lo orang baik, karena lo deket sama Sena, Tapi dugaan gue salah. Lo selingkuhan Sena kan?" tanya Febby setenang mungkin.

"Iya! gue yang bikin lo berantem sama Sena. Mau apa lo?!" tanya Stella nyolot.

Saat melihat kedatangan Sena di jendela Stella mengambil tangan Febby lalu menamparkan nya pada wajah nya sendiri.

"FEBBY!" teriak Sena kasar dan arogan. Hawa di kelas IPA 3 mendadak sayu.

Siapa yang berani bicara saat seorang Sena marah?

"KENAPA LO NAMPAR STELLA?!" tanya nya didepan wajah Febby.

Febby hanya diam. Namun mata nya menyorotkan aura kecewa. "JAWAB FEBBY ANATASYA!" teriak Sena sekali lagi.

Arnold mencoba maju namun Erlangga melarang nya.

Selama ini sebelum Febby jadian dengan Sena, Arnold lah yang terlebih dahulu mengenal Febby. Jadi Arnold seperduli itu dengan Febby.

"Jawab Febby!" tanya Sena.

"Udah Sena, tadi Febby nanya tentang kenapa kamu nganterin aku. Jadi mungkin dia kesel." ucap Stella membuat Pepy jengkel.

Pepy ingin berbicara namun Febby menghalangi. "Apa?" Tanya Febby.

"Gue yang seharunya nanya! lo tuh kenapa si Feb?!" tanya Sena kasar.

"Gue? gue kenapa? gue salah? yaudah gue pergi!" belum sempat Febby pergi tangan nya sudah di cekal oleh Sena dengan kasar.

"Minta maaf dulu sama Stella!" ucap Sena. Febby tersenyum dan menggeleng. " Gue gak salah. Kenapa gue harus minta maaf?" tanya Febby.

Febby melangkah pergi.

"Febby tunggu!" teriak Moly. Dan yang lainnya menyusul.

"Kamu gak kenapa-kenapa?" tanya Sena pada Stella yang terus memegang pipinya. "Pipi aku panas Sena." ucap Stella dimanja-manja kan.

"Yaudah kita ke kantin ya." ucap Sena.Stella tersenyum puas diam-diam. Lalu Sena menggandeng Stella pergi dari kelas.

Di kantin Febby sedang menangis di temani teman-teman nya yang mencoba menenangkan.

"Apa gue salah? gue salah kalo gue cape sama semua nya?" tanya Febby. "Gue cape di gini ini terus. Gue cape sama hubungan ini." ucap Febby.

Sena yang sedang berjalan mendengar semua itu. "Oh, jadi kamu cape sama hubungan kita?" tanya Sena.

Sena menghampiri meja Febby. "Kamu cape sama hubungan ini? makanya kamu marah-marah gak jelas, kamu bosen?!" tanya Sena dengan kasar.

Febby bangkit dari duduk nya lalu berdiri tepat dihadapan Sena. "Bukan aku yang bosen! tapi kamu," Febby menunjuk dada Sena.

Febby mengusap air mata nya lalu tersenyum. "Aku tau semua nya Sena! Aku tau!" ucap Febby, Febby mengusap rambut nya kasar. "Argh! aku cape Sena!" Febby pergi dari kantin yang suasana nya mulai Ramai.

Sena mengejar Febby tapi yang lain nya tidak ikut. Karena mereka tau ini bukan urusan mereka.

Febby pergi ke taman belakang sekolah lalu duduk di kursu taman sambil menangis.

Sena memegang bahu Febby. "Maafin aku Feb," ucap Sena lirih.

Sena melepaskan tangan Sena perlahan. "Gak ada yang perlu di maaf in Sena. kamu bosen, kamu gak salah." ucap Febby tenang.

"Maafin aku," Sena memeluk Febby.
"Sena jahat!" teriak Febby di palukan Sena.

Febby melepaskan pelukan nya. "Sekarang kamu pilih aku atau cewe itu?!" tanya Febby.

"Aku gak bisa Feb. aku butuh stella, tapi aku sayang kamu." ucap Sena merasa bersalah.

Febby menggeleng tak percaya. "Yaudah, kalo gitu kamu siap kehilangan aku." Ucap Febby. Sena menggeleng. "Maafin aku Febby" Sena memohon.

"Gak! sekarang kita_"

Haii? Vote nya dong biar aku seneng. Hhe:)

Aku udah berusaha buat cerita ya walau ceritanya abrusat:)

Selamat membaca❤


Makhluk terindah bumiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang