"Perkenalkan, nama saya Stella yulia. Saya disini akan menggantikan Zaki sebagai bendahara." perkenalan Stella.
Semua orang diam. Namun Febby bertepuk tangan membuat semua orang melirik ke arah nya.
"Apa?" tanya Febby kebingungan.
Semua orang yang berada diruangan itu tidak menjawab. Sena lalu mempersilahkan Stella duduk.
Masih tetap sama. Perlakuan manis Sena kepada semua orang tetap berlaku. Jadi kejadian kali ini biasa saja menurut Febby.
Tapi apakah kelengahan Febby akan membuatnya kehilangan Sena?
"Ayo Stella sini duduk bareng kita." ujar Febby pada Stella.
tanpa fikir panjang Stella pun menghampiri Febby. Memang selama beberapa hari ini Stella tidak punya teman karena sifatnya yang flat.
Namun tidak aneh bagi Febby yang orangnya sangat faham tentang pribadi seseorang. Febby mengerti apapun, tapi tidak sadar akan sesuatu.
"Stella, gue liat lo selama ini selalu sendirian. lo gak punya temen satu pun disini?" tanya Febby.
Stella mengangguk. "Siapa yang mau temenan sama gue? katanya gue sombong." kata Stella sedikit angkuh.
Febby tersenyum. " Gue ngerti, setiap orang punya kepribadian masing-masing. Gak semua orang baik kan?" Stella melirik sekilas lalu mengangguk.
"Yaudah sekarang gimana kalo kita temenan?" tanya Febby semangat.
"Lagian juga gue liat lo lumayan deket sama Sena, lo siapanya?" tanya Febby.
Skakmat.
"Gue, Gue cuma sebatas kenal aja. Lagian Sena orangnya humble juga sih jadi gampang buat deket sama dia." jawab Stella.
"Oh iya ya, Sena baik kan? pacar gue baik kan?" Stella tersenyum lalu menangguk.
"Baiklah, kita akan membahas tentang acara ulang tahun sekolah kita yang rencananya akan mengadakan pesta besar-besar an," Sena melirik ke anggota inti.
"Siapa yang mau bernyanyi?" tanya Sena pada anggota inti atau kelas 12.
"Kalo gue fikir, yang nyanyi si Febby. Suara dia bagus kan." saran Erlangga.
Semua anggota setuju begitupun Sena.
"Gimana Feb, kamu setuju?" tanya Sena. "Iya, Aku setuju." jawab Febby.
"Ya sudah berarti pembukaan atau yang bernyanyi itu Febby ya, bagaimana kalo dance itu Stella. Kamu jago kan dance?" tanya Sena
"Iya gue mau." jawab Stella.
Febby sebenarnya curiga dengan kedekatan mereka berdua, tapi ia lebih memilih diam.
"Sena, aku izin pulang duluan. Kakak ada urusan katanya." kata Febby pada Sena. Sena mau tak mau harus mengizinkannya.
"Mau aku anterin pulang?" tanya Sena.
Febby menggeleng. "Gak usah mending kamu lanjutin rapat nya. Aku kan udah kebagian tugas."
"Yaudah, kamu hati-hati ya." ujar Sena.
Febby mengganguk. Sebenarnya kakak nya tidak ada urusan apa pun. Namun kepala nya mendadak pusing tadi. Febby tidak mau memberi tahu Sena.
Febby pun keluar dari ruang osis menuju gerbang.
Febby memegang kepala, dada dan perut nya yang mendadak begitu sakit.
"Gue kenapa sih?" gumam Febby.
Febby melihat ke kanan dan ke kiri untuk mencari taxi yang lewat. Namun nihil, tidak ada satu pun kendaraan yang lewat.
Tiba-tiba tepukan seorang laki-laki dibelakangnya mengagetkan nya.
"Ya ampun! Yuda. Ngagetin tau gak!"
Yuda Anggara. Siapa dia? cogan juga? Iya dong, tapi dia cogan yang nolep.
"Ngapain disini?" tanya yuda.
"gue lagi nunggu taxi." jawab Febby.
Yuda melirik malas ke Febby. "Jam segini mana ada." Febby memandang Yuda bingung. "Ada apa?" tanya Febby polos.
"Taxi." ucap Yuda dingin
Wajah Febby berubah jadi lesu. "Terus gue harus gimana? mana kepala, dada, sama perut gue sakit lagi." Febby berjonggkok.
"Aduh! gue gak kuat!" Febby memegang perut nya yang terasa lebih sakit dari sebelumnya.
Yuda panik. "Lo kenapa? pms? Sena mana? Ko ga nganterin lo?"
"Sakit Yuda!" Tanpa fikir panjang Yuda langsung menggendong Febby.
Febby kaget."Yuda! lepasin! yang boleh gendong gue tuh cuman Sena."
Lebay memang Febby.Namun Yuda tidak memperdulikannya dan tetap mengangkat Febby digendongannya.
Setelah beberapa lama tidak merasakan perlawanan dari Febby. Yuda memastikan ternyata Febby kehilangan kesadarannya. Membuat yuda tambah kalang kabut.
Sebenarnya Yuda adalah cowo yang malas melakukan apapun. Namun entah kenapa Febby terasa spesial baginya, sehingga apapun untuk Febby akan dia lakukan.
"Feb! bangun! Febby!" Yuda menepuk pipi Febby. Namun Febby tak kunjung bangun.
" Gue harus bawa dia ke rumah sakit." Gumamnya.
Sesampai nya dirumah sakit Febby langsung di tangani oleh dokter.
Sementara di tempat lain. Sena sedang kebingungan mencari keberadaan Febby. Bagaimana tidak? Febby sulit dihubungi dari tadi.
"Febby, anggkat dong." gumam Sena.
Sena mengusap wajah nya kasar. "Argh! tadi seharusnya gue gak biarin dia pulang sendiri! " ucapnya pada dirinya sendiri.
"Tadi seharusnya gue gak milih nganterin Stella. Gimana kalo febby kenapa-kenapa?!" Sena mengambil jaket dan kunci motornya.
"Mau kemana Ar?" tanya Cleo. Bunda Sena. Memang dirumah nya Sena biasa dipanggil Arsen.
"Arsen izin bun, kata bang lukas Febby belum pulang. Padahal dari jam 5 tadi Febby pamit pulang." Sena menjelaskan.
"Yasudah, cepat cari Febby. Bunda gak mau dia kenapa-kenapa." ucap bundanya.
Sena mengangguk lalu pergi.
Dunia begitu aneh.
Kita terasa diistimewakan kemarin.
Bisa juga merasa dibuang seperti hari ini._Febby AnatasyaKira-Kira Sena bakalan nemuin Febby sama Yuda gak ya?
gimana ya kalo sena tau Yuda yang udah nolongin Febby?Selamat membaca❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Makhluk terindah bumi
RomansaFebby Anatasya. Cewe yang selalu menghadapi masalah nya dengan senyuman. Kisah cinta yang membuat nya trauma untuk mengenal orang lain. _Makhluk Terindah Bumi #Febby Anatasya #SMA