05.Perkelahian

5 2 0
                                    

Jangan lupa vote.

"Gue gak suka perkelahian. Permasalahan harus diselesaikan dengan baik-baik bukan dengan kekerasan. Norak tau!.

_GabriellaA

-

-

"Siniin bakso gue anjing!" Pria itu terus mengumpat, karena makanan kesukaannya dibawa oleh sang sahabat yang sangat jahil. Siapa lagi kalau bukan Rafa. Dan yang menjadi korban Zaki.

"Pr lo dulu, baru gue kasih" Rafa malah semakin memperkesal Zaki.

"Nih, siniin cepat Rafadut" Zaki menyodorkan sebuah buku ke arah Rafa. Dengan secepat kilat rafa mengambil buku itu untuk disalin ke bukunya, dan meletakan semangkuk bakso itu kehadapan Zaki.

"Lo kenapa sih gak pinter-pinter, kesel gue selalu jadi bahan contekan lo." Umpat Zaki lalu, setelah itu dia mulai menyuapkan sesendok baksonya. Serta melahap dengan sangat rakus. Sedangkan Rafa sudah mulai fokus dengan pekerjaan nya hingga tidak mengubris ucapan Zaki.

Dari sebrang sana Vano sedang berlari menuju meja kantin Rafa dan Zaki, dan setelah sampai Vano langsung duduk di kursi sana sambil ngos-ngosan.

"Lo ditimpuk sepatu lagi sama Gabriel?" Zaki merasa curiga, karena Vano berlari seperti kemarin.

"Ini lebih parah, tapi bukan Gabriel. Melainkan pak selamet. Hah-heh-hoh" Vano masih dalam keadaan yang sama.

"Emang kenapa?"

"Jadi tadi gue lagi ngelamun, nah pas ngelamun gue lagi minum minuman kaleng. Terus minuman itu habis gue lemparin kaleng itu, dan yang parah lagi gue lemparin nya tepat ke kepala pak selamet. Untung aja pak selamet gak liat orangnya itu gue."

"Tapi dia ngumpat begini 'awas aja kalau saya ketemu dengan orang yang ngelemparin ini akan saya cincang-cincang sampai halus' nah repleks dong gue lari agar gak disangka pelakunya"

"Bhahahahahaha" tawa Zaki menggelar.

"Lo lagi apa nyet?" Tanya Vano ke Rafa, karena ia melihat Rafa masih sangat fokus dengan pekerjaannya.

"Kalau aja bukan guru killer yang ngajar abis ini, gue gak bakalan ngerjain tugas yang ribet ini." Sahut Rafa.

"You know lah, otak gue kan minim." Lanjutnya.

"Makanya otak itu diasah Raf, biar lo ngotak dikit"

"Betul itu"

"Ya ampun, Van kata-kata lo minta digampar yah?"

Tiba-tiba datang the Gengster Agam. Kira-kira jumlahnya lima orang. Agam beserta kawan-kawan nya pun duduk dimeja Vano. Dan tepat dihadapan Vano, Agam sedang menampilkan senyuman nya yang khas dan terlihat menjijikan. Kata Vano.

"So, jadi lo masih deketin pacar gue?!" Agam memulai pembicaraan nya dengan Vano.

"Apa? Gue gak salah denger!"

Agam hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Emang siapa pacar lo?" Tanya Vano, sebelum dia ingin pergi dari tempat itu. Hawanya sudah mulai gersang.

"Lo kemarin budeg atau gimana sih?"

Vano berpikir sejenak. "Maksudnya Gabriel?" Agam pun mengangguk.

Seketika Vano langsung tertawa terbahak-bahak, lalu menepuk bahu Rafa." Hahahahaha, ada yang ngaku-ngaku Raf"

Vano terus tertawa hingga membuat Agam dan kawan-kawan nya merasa kesal.

GabriellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang