Satu | Siswi Baru

54 16 18
                                    

Hallo, apa kabar? Kembali lagi dengan aku. Cerita ini insya allah bakal terus lanjut selama satu bulan kedepan. Jadi, yang Saat Aku Tersadar aku hiatus dulu, ya ehehe. Mau fokus dulu sama ini.

~ Selamat membaca❤~

Seorang gadis dengan pita merah muda di kepalanya berjalan masuk menuju kelas 11-MIPA 3. "Konnichiwa, watashi no namae wa Keiko Asuka desu, yoroshiku," ucap gadis itu seraya membungkuk 90o. Semua teman sekelasnya menatap gadis bernama Keiko itu keheranan, "Ekhm, tolong gunakan Bahasa Indonesia," tegur guru yang membuat Keiko menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"E-em, gomennasai, n-nama s-saya Keiko Asuka, k-kalian bisa memanggilku Asuka atau pun Keiko," ucapnya kembali memperkenalkan diri dengan terbata-bata karena harus menggunakan Bahasa Indonesia. "Baik, silahkan duduk di kursi pojok belakang, terima kasih." Guru kelas itu mempersilahkan Keiko duduk di kelas dan memulai pembelajaran.

Keiko berjalan menuju kursi itu dan duduk sesuai intruksi dari guru. Walaupun pelajaran sudah dimulai, entah kenapa Keiko merasa semua teman sekelasnya memperhatikan dirinya dengan tatapan aneh. "Semuanya, perhatikan ke depan!" teriak guru yang membuat semua murid menatap tegang ke arah papan tulis.

'Semoga aku tidak membuat kekacauan di sini,' batin Keiko.

****

"Konnichiwa, Kei-chan," sapa seorang gadis dengan perawakan tinggi serta rambut cokelatnya yang terurai indah, jangan lupakan bando merah yang membuatnya semakin terlihat imut. "Heii, kenapa bengong? Perkenalkan, namaku Jovita Kirania, teman-teman biasa memanggilku Kirara, salam kenal."

Gadis yang diketahui bernama Kirara itu memperkenalkan dirinya dengan semangat kepada Keiko, Keiko hanya menanggapinya dengan tersenyum dan mengangguk. "Mari berteman!" serunya lagi dengan semangat. "Salam kenal, semoga kita bisa berteman baik."

Kirara terus saja mendekati Keiko dan bertanya segala hal pada Keiko, tetapi Keiko hanya menjawab seperlunya dengan nada dingin. Bukannya apa-apa, Keiko memang kurang menyukai kebisingan, ia lebih suka membaca buku novel horror atau fantasi dalam kesendirian. Tak jarang orang-orang menganggapnya sebagai gadis aneh.

"Kei-chan, kenapa kamu terus melamun? Setidaknya jawablah pertanyaanku." Kirara mengembungkan pipinya sembari terus mendekati Keiko dan melontarkan banyak pertanyaan yang membuat Keiko sedikit risih. "Maaf, bisa pelankan suaramu sebentar? Aku kurang suka kebisingan," tegur Keiko halus.

Sepertinya Kirara mengerti dan sedikit mengecilkan suaranya lalu pergi meninggalkan Keiko. Selepas perginya Kirara, banyak siswa-siswi yang mendekati meja Keiko dan mengolok-oloknya.

"Cih, anak baru aja songong amat," ucap salah satu siswa sembari memukul pelan meja Keiko. "Yups, udah baik-baik Kirara mau ngajak ngobrol," tambah temannya. "Gak tau aja dia kalau Kirara marah kayak gimana."

"T-tunggu, apa maksudnya ini?" Keiko menutup buku novel yang semula dibacanya lalu menaruhnya di atas meja. Kemudian ia berdiri dan menatap sengit anak-anak yang mengolok-oloknya tadi, "Bukan karena apa-apa, aku hanya tidak menyukai kebisingan," ucapnya mencoba menjelaskan dengan nada bicara yang dingin.

"Hilih, banyak alesan, sok banget lo, emang lo kira lo siapa? Anak Jepang?" ejek salah satu siswa perempuan sembari menarik kerah baju Keiko dan menatap mataya sinis, "selama gue ada di sini, jangan harap lo bisa tenang, lo tau? Gue benci banget sama anak yang sok pendiem kayak lo," tambahnya lalu melepaskan cengkramannya pada kerah baju Keiko dan mendorongnya hingga Keiko tersungkur.

"Salah aku apa?" gumam Keiko sembari membenarkan kembali posisi duduknya saat teman-temannya tadi sudah melegang. Kesunyian kembali tercipta di kelas itu karena semua siswa telah pergi menuju kantin—tempat keramat di sekolah—menyisakan dua orang sejoli yang sama-sama sibuk dengan buku di tangannya.

"Kamu tau apa kesalahanmu?" ucap seorang gadis dengan perawakan mungil sembari menatap lurus ke arah papan tulis. "Kamu ... berbicara padaku, 'kan?" celetuk Keiko dengn polosnya sembari menatap gadis yang duduk di dua kursi di depan Keiko.

"Tentu saja dasar bodoh, memangnya ada orang lain di sini?" geram gadis itu. "kesalahanmu hanya satu, masuk ke sekolah ini," tambahnya lalu menoleh pelan ke arah Keiko dan tersenyum mengerikan, "Ingat kata-kataku, gadis bodoh," ucapnya sebelum pergi berlalu, meninggalkan Keiko yang kebingungan sendirian di dalam kelas.

"Siapa dia? Apa maksud perkataannya? Ada apa dengan kelas ini?" gumam Keiko kebigungan, "kenapa hari pertamaku tidak berjalan dengan lancar?" tambahnya sebelum akhirnya ia menarik nafas panjang dan menenggelamkan wajahnya di atas meja. "Andai aku bisa masuk ke dalam dunia novel."

Perlahan ia menutup matanya dan meuju alam mimpinya. Ya, ini adalah kebiasaan Keiko yang belum berubah sejak dulu, selalu tertidur jika ada seesuatu yang menganggu pikirannya. Lalu, setelah ia bangun nanti, ia akan bersikap seolah tidak ada yang terjadi dan melupakan masalahnya sementara.

****

"Kei, Kei, Kei-chan!" teriak Kirara tepat di telinga Keiko yang membuat Keiko menggeliat, "K-kenapa?" balas Keiko terkejut sembari mengedikan kedua matanya yang membuat Kirara tertawa gemas, "Omoo, kawaii." Kirara mencubit kedua pipi Keiko dengan gemasnya, "Kelas sudah berakhir kamu tau? Sekarang waktunya pulang," kekeh Kirara seraya menarik tangan Keiko dan mengajaknya pulang.

"Pulang?" ulang Keiko sekali lagi, "Iya, ayo pulang." Kirara lagi-lagi menarik tangan Keiko untuk ikut pulang bersamanya, yang akhirnya membuat Keiko terburu-buru mengambil tasnya dan mengikuti Kirara. Sepanjang lorong kelas, banyak sekali siswa yang menatap Keiko dengan aneh ketika ia berjalan bersama Kirara.

"A-nu, siapa namamu tadi?" panggil Keiko dengan suara pelan seraya menepuk bahu Kirara yang berada di depannya, "Kirara, masa kamu lupa, sih," balas Kirara seraya menoleh dan menjawab dengan suara yang sok imut. "Maaf, aku lupa." Keiko hanya tersenyum canggung lalu kembali mengedarkan pandangannya ke lingkungan sekitar.

Di sana terlihat jelas para siswa dan siswi lain menatapnya aneh. Ingin rasanya Keiko melepaskan genggaman tangan Kirara padanya, tetapi sepertinya Kirara malah semakin mengeratkan genggamannya.

****

"Kei-chan, aku ingin memberitahumu sesuatu," ucap Kirara serius ketika ia dan Keiko sudah sampai di depan gerbang sekolah. "Apa?" balas Keiko penasaran, entah kenapa jantungnya berdetak kencang tatkala ia menatap manik mata cokelat milik Kirara. Keiko merasa, ada sesuatu di balik manik mata cokelat itu.

"Kamu tau, Keiko, aku merasa ...."

Gimana chapternya kali ini? Semoga suka, ya. Jangan lupa terus dukung cerita ini sampai akhir. Masukan ke Reading list dan perpustakaan kalian. Kalau bisa ajak semua teman-teman kalian membaca cerita ini.

Salam sayang💕
Salsarcsp

Keiko-chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang