Dua | Apa?

19 8 0
                                    

"... aku merasa benar-benar ingin berteman denganmu, sungguh, bolehkah?" Keiko menatap Kirara lekat lalu tertawa lepas setelahnya.

"Kamu benar-benar membuatku takut, tentu saja, mari berteman," balas Keiko sembari terkekeh melihat tingkah Kirara yang sungguh diluar prediksi. Kirara melangkah ke depan dan mengambil tangan Keiko lalu mengenggamnya.

Keiko menatap Kirara sebentar lalu tersenyum manis, 'Syukurlah, ada yang mau berteman denganku,' batin Keiko sembari sesekali menanggapi ocehan Kirara di sampingnya.

'Langkah pertama, berhasil,' batin Kirara seraya menatap lekat manik biru milik Keiko yang membuat Keiko merasa risih, "Maaf, ada apa?" tegur Keiko.

"Enggak, ayo pulang." Kirara semakin mengeratkan genggaman tangannya lalu menarik Keiko untuk segera berjalan pulang bersama.

Dari kejauhan, terlihat seorang gadis yang memperhatikan percakapan singkat Keiko dan Kirara. "Ck, sebentar lagi wajah aslimu akan kuperlihatkan pada dunia, dasar penipu," ucap gadis itu dengan sengit lalu kembali masuk ke gedung sekolah.

****

"Di mana iblis itu? Kamu sudah mengehentikannya?"

"Siap, belum, Tuan, keberandaanya masih dalam pantauan."

"Jika kamu gagal menghentikannya, kamu sudah mengetahui akibatnya?"

"Ya, saya siap menerima kutukan itu untuk selamanya."

****

"Ck, anak Jepang itu makin hari so banget, deket-deket sama Kirara, gak tau aja dia kalo semua fans-nya Kirara ngamuk," geram seorang teman sekelas Keiko—Mika—ia terus memperhatikan Keiko yang sedang bercanda riang dengan Kirara. Benar, semakin hari Keiko memang semakin dekat dengan Kirara.

Bahkan, sikap dingin Keiko perlahan memudar, Kirara membawa energi ceria untuk semuanya. Maka dari itu, banyak sekali orang yang menyukainya termasuk Mika, ia sangat mengaggumi Kirara layaknya seorang penggemar pada idolanya. Mika sangat kesal ketika ia melihat Keiko dekat dengan Kirara.

Selain itu, Keiko juga banyak menjadi bahan cibiran teman-temannya ketika ia mulai berbicara bahasa Jepang, logatnya yang aneh membuat semua teman sekelasnya menertawakannya. Namun, setiap kali itu terjadi, pasti Kirara selalu membela Keiko yang membuat malas semua teman sekelasnya.

"Bener anj**, makin hari sikap cewek Jepang itu makin nyebelin," ucap Berly—teman sekelas Keiko ikut menimpali perkataan Mika. Mereka terus saja memperhatikan Keiko dan Kirara dengan tatapan sinis. Ternyata, jauh di belakang mereka, ada seorang gadis yang juga memperhatikan Keiko, Kirara, serta Mika dan Berly.

Gadis itu memasang senyum mengerikannya tatkala ia mendengar ujaran kebencian yang dilontarkan Mika dan Berly pada Keiko 'Jika aku bisa mendapatkan mereka berdua, jalan untuk menghancurkan iblis itu semakin mudah,' batin gadis itu sebelum ia berlalu meninggalkan kantin.

Selepas kepergian gadis misterius itu, Reina Eklesia—teman baik dari Kirara pergi menghampiri meja Kirara dan Keiko. Ia mendekati meja itu perlahan lalu menyapa Kirara dengan semangat. "Kirara, mari pulang bersama setelah ini, atau mungkin, kita bisa berbelanja dulu? Sudah lama kita tidak melakukannya," ucapnya dengan semangat.

Kemudian ia duduk di hadapan Kirara samba memamerkan senyuman manisnya yang akan membuat siapa saja terpesona melihatnya. Namun, Kirara terlihat menampilkan raut wajah yang tidak suka melihatnya, "Maaf, aku sibuk, ayo pergi Kei-chan." Kirara membalas ucapan Reina singkat lalu menarik tangan Keiko dan mengajaknya pergi.

Sedangkan Reina hanya bisa mengangga melihat teman dekatnya yang seketika berubah semenjak kedatangan Keiko. "Keiko ... gadis itu mencari mati, dia tidak tahu siapa aku, Reina Eklesia si Malaikat sekolah," ucap Reina sinis sebelum ia pergi meninggalkan meja itu.

Semua siswi yang kebetulan melihat adegan tadi hanya bisa mengangga keheranan, begitu pula dengan Mika dan Berly, mereka tidak menyangka Kirara dengan mudah meninggalkan temannya demi seorang siswi baru. Rasa iri sekaligus benci mulai tertanam di hati mereka ketika melihat Keiko semakin dekat dengan Kirara.

****

Saat ini Kirara dan Keiko berada di taman belakang sekolah, Keiko dibawa ke sini setelah Reina mnghampiri mereka di kantin tadi. "Kenapa, kenapa kamu mengabaikan temanmu?" tanya Keiko dengan polosnya, ia menatap gadis di sebelahnya dengan tatapan heran.

"Karena ... aku tidak menyukainya," balas Kirara cepat. Ia tidak menatap Keiko, melainkan terus focus dengan sebuah bunga di hadapannya. Keiko mengernyitkan dahinya ketika ia mendengar jawaban dari temannya. "Tapi ... bukankah dulu, kamu juga berteman dengannya?" Lagi-lagi Keiko bertanya yang membuat Kirara menoleh dan menatap manik mata milik Keiko.

"Oh, ya? Kata siapa?" Kirara menatap Keiko sembari menaik turunkan alisnya, "Keliatannya begitu, lagipula, tadi Reina terlihat seperti sangat bersemangat ketika ia berbicara padamu," jelas Keiko sekenanya yang membuat Kirara tertawa lepas mendengarnya.

"Logat Jepangmu sangat lucu, inilah sebabnya aku menyukai orang Jepang," celetuk Kirara yang disusul  gelak tawanya, membuat Keiko memicingkan matanya dan menatapnya heran, "Jadi?" tanya Keiko lagi.

"Begini Keiko sayang, apa yang terlihat di depan mata belum tentu benar, pasti ada fakta-fakta yang tidak kita ketahui di balik itu, kamu harus mengingat ini baik-baik." Perkataan yang dilontarkan Kirara membuat Keiko terdiam sebenat lalu kembali menoleh ke arah Kirara. "Kalau begitu, di balik dirimu yang ceria ini, ada sesuatu yang tidak ketahui, 'kan?" tanya Keiko yang membuat Kirara terkejut lantas menoleh pelan.

"Kenapa kamu berbicara seperti itu?" Kirara terlihat gugup dan memalingkan wajahnya, terpaan angin yang berhembus ringan semakin membuat suasana di bangku taman itu terasa menegangkan, terlebih lagi saat Keiko kembali menatap manik Kirara dengan serius. "Haruskah aku mempercayaimu?" celetuk Keiko yang membuat hening seketika.

Keiko-chanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang