"Selamat malam, Pangeran. Saya harap anda bermimpi indah."
"Selamat malam juga, Yunna." Ujar Naruto seraya membalas senyuman lembut yang dilayangkan oleh Yunna.
Setelah itu pintu tertutup, meninggalkan Naruto yang tampak melamun. Pangeran manis itu kembali mengingat-ngingat siapa saja orang yang berada dipihak nya dulu.
'Para pelayan Istana Sapphire, Naruko, dan...' Naruto mengernyit saat menyadari bahwa yang berada dipihak nya dulu amat lah sedikit. Hah... Dirinya sungguh menyedihkan.
'Dulu hubungan ku dengan Naruko membaik di umur 15, setahun setelah datang nya Hinata.'
Naruto berpikir sejenak, ia merasa tidak ada salah nya jika membuat Naruko menjadi budak nya 8 tahun lebih cepat. Toh, Naruko dapat dia jadikan perisai dimasa depan nanti.
'Yosh! Sekarang bagaimana dengan Pangeran Kedua......... Ah! Tidak, tidak, tidak! Dia terlalu buruk untuk dijadikan sekutu! Mengingat seperti apa kepribadian nya dulu dapat membuatku merinding, hiii!'
Pangeran Kedua dulu memang sempat tertarik akan dirinya, namun itu hanya bertahan dalam kurun waktu 4 hari. Tidak kurang tidak lebih. Selama 4 hari itu, Naruto dapat memahami seperti apa kepribadian yang dipunya oleh sang Pangeran.
Lalu bagaimana dengan Pangeran Pertama?
'Hmm... Tidak buruk juga. Dulu dia adalah budak Hinata yang terkuat kedua setelah Ayah. Jadi akan sangat menguntungkan jika dia berada dipihak ku.'
Senyum bangga terbit diwajah manis Naruto saat memikirkan matang-matang rencana yang akan membuat nya bertahan hidup didunia yang kacau itu. Dia berpikir bahwa sang Raja—alias Ayah nya—tak ia perlukan untuk menjadi perisai yang akan melindungi nya saat menetap di Kerajaan tak bermutu—bagi Naruto—ini, Pangeran Pertama dan Naruko saja sudah lebih dari cukup. Dan saat Naruto sudah mendapat kan dana yang memadai, ia akan melarikan diri ke desa terpencil yang amat jauh dari Kerajaan.
"Hehe."
Ah~ membayangkan nya saja sudah terasa menyenangkan, bagaimana jika dapat menjadi kenyataan, ya?
Kemudian bocah pirang itu menutup kelopak mata nya untuk pergi ke alam mimpi.
.
.
.
.
.
"Pesta Teh?"
Yunna mengangguk dengan antusias, "Iya! Beberapa saat yang lalu, Tuan Kakashi datang dan mengatakan bahwa Yang Mulia Raja telah membuatkan sebuah Pesta Teh sebagai bentuk latihan untuk anda dan Putri Pertama!!!"
"Hmm... Baiklah. Kapan?"
"Siang ini!"
"Dengan?"
"Anak dari Marquess Mckaina, Sakura Mckaina."
Naruto mengangguk pelan, "Kalau begitu, pergilah. Tolong ambilkan aku Susu."
"Baik, Pengeran!"
Yunna bergegas pergi untuk melaksanakan perintah Naruto, sedangkan Naruto mulai mengingat-ngingat kembali kejadian dimasa lalu.
'Hmm... Kalau tidak salah, dulu Pesta Teh nya tidak berjalan dengan lancar karena Naruko mengamuk. Dan sasaran nya saat itu adalah Sakura. Akibat nya, anak dari Marquess itu mengalami depresi ringan. Reputasi Naruko? Heh, tentu saja menjadi sangat buruk dikalangan para bangsawan.'
"Ini Susu yang anda minta, Pangeran." Ucap Yunna tiba-tiba, membuat lamunan Naruto buyar.
Tangan putih Naruto terulur untuk mengambil segelas Susu yang telah dibawakan oleh Yunna. Setelah meniup nya dengan pelan, Naruto meminum susu tersebut dengan hati-hati.
"Kalau begitu saya pamit undur diri, Pangeran. Semoga berkah dan keagungan Adenium menyertai anda."
Naruto tersenyum lembut seraya mengangguk kecil sebagai jawaban. Selepas kepergian Yunna, Naruto menghabiskan waktu nya untuk memikirkan rencana bertahan hidup ditemani segelas Susu yang hangat.
.
.
.
.
.
"Sebuah kehormatan dapat bertemu dengan kedua Bintang Kerajaan, perkenalkan nama saya Sakura Mckaina." Dengan gugup, Sakura memperkenalkan diri. Manik emerald nya bergetar kecil saat menyadari tatapan angkuh milik Naruko. Gadis malang itu bahkan sudah merengek di dalam hati untuk dapat segera pulang.
"Salam kenal, Nona Mckaina. Namaku Naruto de Adenium. Kuharap kita dapat berteman dengan baik."
Sakura sedikit terkejut saat mendengar suara ramah yang begitu lembut, ia mendongak untuk mendapati senyuman teduh yang membuatnya terpesona selama beberapa detik.
"A-ah! Tentu, itu suatu kehormatan bagi saya."
Setelah itu, Naruto mempersilahkan Sakura untuk duduk.
Para pelayan yang sedari tadi mengawasi dari jauh segera datang untuk menghidangkan Teh dan juga kudapan manis.
Ekspresi takut yang tadi nya diperlihatkan Sakura—akibat dari pengontrolan ekspresi nya yang kurang bagus—kini telah tergantikan dengan senyuman. Ia benar-benar merasa nyaman dengan Naruto, karena sedari tadi sang Pangeran Ketiga itu selalu memperlihatkan atau menceritakan sesuatu yang menarik kepadanya. Seperti sekarang.
"Woah! Indah sekali!"
"Benar, kan?" Naruto membalas dengan senyuman bangga. "Ini adalah daun teh yang tak sengaja di temukan oleh pelayan ku 2 minggu yang lalu di taman Istana Sapphire. Ketika kau menyeduh daun teh nya, air nya akan bersinar indah selama semenit, sehingga membuat mu betah untuk terus mengamati nya. Rasa dan aroma nya bahkan mampu membantu mu merileksasikan diri, serta mengobati rasa lelah."
"Wah, benar! Rasa nya sangat pas di lidah!" Manik emerald Sakura berbinar ketika ia menyesap teh spesial yang telah di seduhkan Naruto untuk nya.
"Aku senang kau menyukai nya, Nona Mckaina. Jika kau mau, aku akan memberimu satu toples daun teh tersebut sebagai buah tangan."
"Ehh??? T-tidak perlu repot-repot, Pangeran!" Sakura segera menolak dengan tangan kiri nya yang melambai gugup.
Belum sempat Naruto membalas, ia sudah dikejutkan oleh gebrakan keras yang berasal dari sisi lain meja. Ekspresi terkejut nya bahkan identik dengan yang dimiliki Sakura saat ini.
Sedangkan sang pelaku, Naruko, sibuk menatap tajam pada Sakura, membuat gadis malang tersebut hanya dapat mematung.
Para pelayan yang mengamati dari kejauhan juga dilanda kebingungan, mereka sudah siap siaga di tempat jika Naruko memutuskan untuk mengamuk.
Namun, bukan nya mengamuk seperti yang telah di harapkan oleh mereka semua, Naruko malah berlari, pergi meninggalkan pesta teh yang telah di selenggarakan untuk nya dan sang kembaran.
Naruto mengerjap, "Huh?"
.
.
.
.
.
Tbc
Hai!
Huft, akhirnya bisa update juga~ sekarang tinggal ngurusin FF MOP yang udah Caca biarin berdebu selama ini🤧
Oh iya! Agar Caca dapat terus update, kalian jangan jd sider yaa! Minimal vote, dan kalau mau, komen 1 baris kalimat penyemangat, biar Caca nggak kehilangan semangat buat lanjutin FF ini ;3
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive and Escape
أدب الهواة[HIATUS] 'Jika aku bisa terlahir kembali, tolong jangan pertemukan aku dengan mereka.' Itu adalah harapan terakhir Naruto beberapa detik sebelum ia di-eksekusi. Ia pikir, setidaknya permintaan terakhir tersebut akan dikabulkan. Namun seperti nya, Tu...