Karya: Laras Setianingrum
"Ada permintaan terakhir?" tanyaku pada seorang pria yang kini berdiri di balik pagar tepian jembatan. Lubang pistol sedang kuarahkan ke kepalanya, tapi ia tetap tak bergeming. Pandangan sang iblis berdasi itu hanya menerawang ke sepanjang aliran sungai di bawah kami, ke arah matahari terbenam di cakrawala barat.
"Satu hal." Ia menggenggam sebuah liontin berbentuk hati di tangan kirinya, bisa kulihat samar-samar lambang "V&A" terukir mulus di sana. Bisa kutebak jika itu milik Angela yang kini sudah menyeberang ke alam lain, sahabat baikku sekaligus kekasih Victor. "Aku tak seburuk yang terlihat, kau tahu? Ketahuilah jika Angela terjun ke sungai ini bukan karena aku memutuskan hubungan kami, melainkan pengkhianatanmu sendiri. Persahabatan kalian ternodai karena kau kembali pada pekerjaan lamamu, menghabisi nyawa orang lain. Itukah yang akan kaulakukan padaku, Ryan?"
Cukup sudah omong kosong ini, aku sudah muak mendengar ia berbicara. Jadi, kutarik saja pelatuknya dan membiarkan kepala Victor tertembus peluru. Semoga jiwa kalian menyatu dalam keabadian di dasar Thames. "Kau salah, Victor. Angela bunuh diri karena dibutakan oleh kasih sayangnya padamu. Aku pun heran, kenapa wanita sering mencintai pria yang salah?"
Wonosobo, 16 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan di Waktu Terakhir
Short StoryDetakannya masih terdengar. Tuturnya masih terngiang. Sebelum raganya benar-benar menghilang. Penaku menorehkan. Sejuta rasa yang mungkin suatu saat akan sirna. Hingga waktu yang telah ditentukan.