.
.
.
.
.
"Wah, aku tak menyangka, kau bisa belajar secepat ini" ucap Makino dengan takjubnya melihat Kanae yang sudah bisa membuat kue yang lumayan sulit untuk dibuat tapi dipelajari dengan mudah oleh Kanae
"I-ini juga berkat bantuan Makino-san yang serius ingin mengajariku, makanya aku tak ingin menyia nyiakannya. Aku akan belajar dengan sungguh sungguh!" Ucap Kanae yang tadinya gugup menjadi semangat setelah mendengar pujian dari Makino
Makino yang mendengarnya merasa sangat senang, "Jaa, mari aku cicipi rasanya" ucap Makino, ia mengambil sendok dan menjulurkan tangannya meminta piring kue yang adadi tangan Kanae
"Ta-tapi...aku tak yakin rasanya.." ucap Kanae ragu
"Tak papa, tenang saja, kau bisa mengulangnya, lagipula itu wajar karna kau masih belajar. Kemarikan kuenya" Makino meyakinkan Kanae
"Ha-ha'i" Kanae pun memberikan piring kue yang ada di tangannya pada Makino yang tentu saja diterima dengan senang hati,
"Hmm~~" gumaman Makino yang sedang memakan kue buatannya membuat Kanae gugup, ia takut rasanya tak seenak yang dibayangkannya
"Hmm!" Gumaman Makino yang seperti orang terkejut itu membuat Kanae makin gugup
"Ra-rasanya...bagai..mana..?" Tanya Kanae gugup
"Umai! Walau rasanya terlalu manis, tapi kurasa sudah cukup enak, kau cukup cepat belajar walau masih pemula" ucap Makino disertai senyum manisnya
"Ho-hounto?"
"Mhm! Selamat ya Kanae! Satu langkah lagi kau bisa membuat kue yang enak!" Ucapan Makino membuat Kanae semakin semangat untuk belajar membuat kue
"A..aku...aku bisa...membuatnya..."
"Mhm, kamu hebat!" mendengar pujian Mankino padanya membuatnya merasa sanat senang
'A-aku...hebat...'
"Makino-san! Tolong ajari aku lagi, aku ingin membuat yang lebih baik!" Pinta Kanae dengan semangatnya
"Baiklah, tetapi kita lakukan itu besok" ucap Makino membuat Kanae sedikit kecewa
"Eh..? Nande?" tanya Kanae dengan nada kecewa
"Kita akan pergi kepasar untuk berbelanja"
"Berbelanja...?"
"Sou, kita akan berbelanja pakaian untukmu"
"A-apa tidak apa apa? Aku sudah terlalu merepotkanmu, Makino san." ucap Kanae merasa tak enak kepada Makino yang sudah banyak membantunya, dan sekarang ia merepotkan Makino lagi dengan membelikannya pakaian, padahal pakaian yang diberikan Makino(sudah kekecilan untuk Makino) juga sudah cukup
"Sudah, jangan pikirkan hal lain, lagipula kau tak memiliki pakaian kan selain pakaian tak layak pakai yang kau pakai waktu itu?"
"Memang, t-tpi aku sama sekali tak ingin merepotkanmu lebih jauh lagi, lagipula pakaian ini dan yang kau pinjamkan sudah lebih dari cukup"
"Ie, ie, ie, kau harus memakai pakaina yang lebih pantas, apalagi kau ini seorang perempuan"
"Hora, wajahmu itu manis, aku juga sangat ingin mendandanimu"
"E-eh...baiklah..."
"Mari kita lanjutkan latihan membuat kuenya"
"Ha'i"