Happiness-Prolog

75 8 9
                                    

Welcome and Happy Reading💜

⩩ᝰ⩩

Tak terasa sudah hampir dua jam Ia membagikan brosur dengan balutan kostum mickey mouse yang sudah menemaninya selama hampir dua bulan bekerja. Gadis itu melepas kostumnya, sambil sesekali mengipasi wajahnya yang bermandikan keringat. Lelah memang, tapi gadis itu tak berhenti tersenyum.

Dia, Rheya Achazia. Gadis yang sekarang tersenyum menyambut gaji nya yang tidak seberapa. Setelah pamit undur diri kepada sang bos. Rheya segera mengemasi kostumnya dan berlari menuju cafe yang jaraknya cukup jauh dari tempat nya bekerja sekarang.

Butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai di cafe yang letaknya tepat di ujung jalan itu. Rheya segera memasuki cafe yang sudah dipenuhi anak muda yang berkencan atau sekedar mampir untuk melepas dahaga.

Rheya segera menuju ke belakang panggung di cafe untuk menemui temannya. Ya, Rheya adalah vokalis band 'Forget' yang manggung di 'Rainbow Cafe'.

Rheya selalu menjalani kegiatan itu setiap malam minggu. Selain untuk mendapatkan uang. Rheya melakukan ini untuk hiburan bagi dirinya yang kadang jenuh akan pekerjaannya membagikan brosur atau sekadar menghibur anak-anak yang sehari-hari dijalaninya.

Lamunan Rheya buyar saat seseorang menyodorkan sapu tangan di depan wajahnya.

"Lap dulu keringatnya, gue nggak mau vokalis band gue keliatan dekil," ucap Barga--salah satu anggota Forget.

"Thanks, Ga." Rheya menerima uluran sapu tangan itu.

"Yoi." Barga mengucapkan itu sambil berlalu mendekati gitarnya yang terletak di ujung ruangan.

Rheya mengelap keringatnya. Lalu ikut mendekati Barga yang sudah bersama Tomi yang juga anggota Forget.

"Oy! Kai mana?" tanya Rheya tidak santai sambil memukul pundak Barga.

"Buset, Rhe! Kaga usah pakai mukul-mukul kali!" sewot Barga.

"Ya maaf, reflek." Rheya nyengir.

Barga mencebikkan bibirnya. "Reflek pala lu mel--"

Lagi-lagi seseorang memukul pundak Barga, hingga membuatnya tersentak kecil. "Yoi, brother!"

"Pan--"

Plak!

Rheya memukul pelan bibir Barga. "Mau ngomong apa Lo?"

"Rheya! Kasar amat sih Lo!" protes Barga.

Punya sepupu gini amat, Tuhan, batin Rheya.

Ah satu hal lagi, Rheya dan Barga itu adalah sepupu. Ya walaupun mereka jarang bertemu, tapi setidaknya hubungan mereka tidak seburuk itu.

"Reflek, Bar."

"Reflek mulu perasaan. Untung cuma nampol, kalau reflek Lo nendang bisa habis mulut seksi gue," omel Barga.

"Idih, mulut dower begitu mana ada seksi-seksinya?" sewot Rheya sambil memutar bola matanya malas.

"Heh! Jangan nga--mmphh--"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang