Happy Reading 💜
⩩ᝰ⩩
Rheya menghembuskan napas lega setelah berhasil memasuki gerbang sekolah yang hampir ditutup. Beruntung Rheya memiliki badan yang kecil, sehingga tidak sulit dirinya menelusup di celah gerbang itu.
Setelahnya, Rheya segera berlari menuju kelas dan mengambil topinya di loker yang terletak di ujung ruangan. Tanpa mau membuang waktu, Rheya segera menuju ke lapangan upacara setelah topi upacara berada di genggamannya.
Dengan napas tak beraturan Rheya telah sampai di barisan kelasnya. Rheya disambut dengan tatapan heran dari teman sekelasnya. Karena tak biasanya Rheya datang terlambat ke sekolah.
Terlihat seorang gadis rambut bergelombang mundur dari barisan depan dan menghampiri Rheya di barisan belakang. Dia adalah Cheryl, sahabat Rheya.
"Tumben telat, Rhe?" tanyanya heran sambil berbisik.
"Bus-nya tadi mogok." Rheya menjawab sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.
Cheryl ber-oh ria mendengar jawaban Rheya. Lalu mulai mengikuti upacara dengan khidmat.
⩩ᝰ⩩
Empat puluh menit berlalu. Dan sekarang Upacara Bendera sudah hampir selesai. Ditutup dengan do'a dan sedikit pengumuman dimana biasanya adalah pengumuman untuk siswa yang memenangkan kejuaraan atau pengumuman lainnya.
"--selamat kepada Rheya Achazia yang sudah memenangkan Olimpiade Fisika tingkat Nasional. Dimohon kepada Rheya Achazia untuk maju ke depan."
Semua orang dibarisannya menoleh ke arah Rheya karena Ia tak kunjung maju ke depan untuk menerima penghargaan. Dan ternyata Rheya tengah melamun dan tidak mendengarkan pengumuman.
Plak!
"Aduh!" rintih Rheya yang langsung melotot ke arah Cheryl.
"Apa?! Noh disuruh maju ke depan!" Cheryl balas memelototi Rheya.
Rheya langsung memandang sekitar dan mendapati semua orang dibarisannya menatap ke arahnya. Gadis itu tersenyum canggung, lalu segera maju ke depan.
Guru-guru di depan hanya menggeleng mendapati adegan yang seringkali terjadi setiap Rheya menerima penghargaan. Dan setelah Rheya menerima medali Ia pun kembali ke barisannya.
⩩ᝰ⩩
"Ayolah, Cher! Kebelet nih," ucap Rheya sambil loncat-loncat kecil.
"Ogah, gue mau ngerjain tugas nih," tolak Cheryl.
"Anjir ah!" ucap Rheya yang langsung berlalu meninggalkan Cheryl.
Bruk!
"Aduh! Jalan tuh liat-liat dong!" bentak Rheya.
"Jalan liat-liat ya?" ucapnya.
"Iya, gimana sih--eh Bapak." Rheya meringis pelan, melihat siapa yang dibentaknya tadi.
Sementara teman sekelasnya hanya menahan ketawa.
"Mau kemana kamu?" tanya Pak Diro, guru matematika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Teen FictionMenjadi anak dari keluarga yang bisa dibilang kurang berkecukupan tak lantas membuat gadis cantik itu berhenti bersyukur. Setiap harinya, Ia selalu melakukan hal-hal baik, sebagai bentuk rasa syukurnya kepada Sang Pencipta. Dia Rheya Achazia. Gadis...