PROLOG

89 7 2
                                    

"KAMU JADI ANAK SELALU SAJA BUAT KAMI MALU, TIDAK KAYAK ABANG KAMU YANG SELALU BUAT KAMI BANGGA!" teriak Bara sang Ayah kepada putri tengahnya.

_Clarista Kayla Adara_. Kayla, gadis itu hanya diam memakan semua cacian yang dilontarkan Papanya kepadanya. Kayla sudah biasa mendapatkan teriakan marah dari kedua orangtuanya bahkan Kakaknya juga ikut meneriakinya.

"Kamu di ajak ngomong tu nyaut jangan diem aja tapi gak diperhatikan!" cetus Mayang-- Mama Kayla menyubit kecil lengan Kayla.

Kayla tak mengadu kesakitan, kalau dia mengadu itu akan membuat Mama nya gencar menyubitnya lebih sakit.

"Maafin Kayla Pa Ma, Kayla gak sengaja nonjok kakak kelas lagian dia sudah menghina Kayla kok Pa Ma." Kayla menunduk sambil menjelaskan tak berani mengangkat kepala menatap Papa Mama nya yang sedang marah.

Galang. Cowok itu hanya diam saja ketika melihat adiknya dimarahi abis-abisan. Cowok itu menatap datar Kayla.

"Alasan saja kamu! Pada dasarnya kamu suka bikin onar!" Mayang mencubit sekali lagi lengan Kayla.

Gadis itu meringis menahan sakit. Cubitan Mamanya kali ini sangat sakit, ia juga tak bisa melupakan cubitan super dari Mamanya.

"SEBAGAI HUKUMAN KAMU TIDAK MENDAPATKAN UANG JAJAN SELAMA SEBULAN DAN TIDAK BOLEH PAKAI KENDARAAN!" teriak Bara lagi. Pria hampir berkepala lima itu memandang tajam putrinya.

Kayla mendongakan kepala. Gadis itu menatap berani Bara.

"Papa boleh ngambil uang jajan Kayla, tapi Papa jangan lupa. Motor yang Papa kasih sudah Kayla kembalikan, dan sekarang motor yang Kayla pakai sehari-hari itu motor yang Kayla beli menggunakan uang tabungan. Jadi Papa gak berhak nyita kendaraan dan handphone Kayla. Kedua benda itu Kayla sendiri yang beli menggunakan uang tabungan." setelah mengatakan  Kayla lari dari tangga menuju lantai tiga dimana kamarnya berada.

Bara menggertak kesal. Kayla sudah kelewatan.

"Ini semua gara-gara kamu!" Bara langsung menoleh ketika istrinya membentaknya.

"Gara-gara kamu kasih uang lebih ke Kayla, gadis itu nambah nglunjak!" cerca Mayang dengan kilatan emosi dimata wanita berkepala empat itu.

"Itu juga gara-gara kamu! Gak becus jadi ibu!" bukannya mengalah Bara malah balik nuduh Mayang.

Galang, cowok itu menaiki tangga. Sudah bosan mendengarkan kedua orang tuannya bertengkar.




Tbc.

KAYLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang