Penutup

252 30 2
                                        

Langit-langit kamar Fang gelap. Setiap malam, rasanya hanya pertanyaan dan pertanyaan yang dia temukan.

Kamar Fang selalu terasa sepi. Saat dia berusaha mendengar sesuatu, hanya suara hatinya yang terus-terusan bertanyalah yang terdengar.

Itu dulu.

Sebelum Fang berbaikan dengan Kaizo.

Kini, langit-langit kamarnya menjadi terang meski lampu telah padam. Rasanya ada bintang yang menghias di sana, juga menerangi hati Fang.

Kamar Fang penuh dengan suara detak jantungnya yang terasa sangat bahagia. Tidak sepi lagi.

Tidak ada pertanyaan lagi.

Semuanya sudah terjawab.

Fang menyayangi Kaizo, Kaizo menyayangi Fang.

Mata Fang masih terbuka saat jam dinding menunjuk angka 10. Tanpa sadar senyumnya muncul saat mengingat-ingat kejadian siang tadi. Ah, kalau dipikir-pikir lagi jadi memalukan. Tapi Fang tidak menyesal.

Fang menoleh ke kanan. Di sana terbaring seseorang yang teramat dia sayangi--abangnya, Kaizo.

Setelah beberapa adegan dramatis siang tadi, Kaizo memutuskan untuk tidur malam ini bersama Fang. Katanya, jaga-jaga jika Fang sakit lagi. Padahal, Fang tahu kalau abangnya itu kangen. Yah, Fang juga begitu.

"Abang," panggil Fang setengah berbisik. Mengetes apakah abangnya itu sudah tidur atau belum.

"Hmm," balas Kaizo dengan gumaman.

Bibir Fang lagi-lagi terangkat antusias. "Fang sayang Abang."

Selama beberapa saat Kaizo tidak menjawab. Apakah abangnya itu sudah tidur? Tidak dengar? Atau kenapa?

Tiba-tiba Kaizo membalikkan posisi tidurnya menghadap Fang. Iris mata merahnya menatap Fang dengan sungguh-sungguh. Meski Kaizo memiliki garis wajah tegas dan cuek, ditambah suasana kamar yang gelap, Fang tahu bahwa abangnya menatap dia dengan lembut.

"Abang juga sayang Fang."

***

Untuk adikku tersayang,
Fang

Maafkan abangmu ini. Abang juga gak mau pisah sama Fang. Tapi, Abang harus melakukannya.

Fang tahu? Abang sayang Fang. Selalu.

Fang sayang Abang juga, kan?

Fang jaga kesehatan, ya. Nanti, kita pasti akan bertemu lagi. Sampai saat itu, Abang akan belajar masak sup lobak merah kesukaan Fang.

Fang belajar yang rajin. Jangan nyusahin Ibu terus. Fang harus belajar mandiri tanpa Abang, oke?

Tenang. Bang Robi kan ada. Itu loh, anak jahil yang sukanya manggil kita alien berambut ungu. Gapapa, dia baik, kok.

Fang ....
Jangan lupain Abang.

Sekali lagi, maafin Abang ya.
Karena Abang sayang Fang.

Dari abang tersayangmu,
Kaizo

[Selesai]

***


-11 Agustus 2020-

Semangkuk HadiahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang