4

1.9K 263 96
                                    

"kemana lu bro?" tanya Jeno yang memperhatikan Jaemin dari atas sampai bawah.

"kerumah mertua" jawabnya singkat.

Jaemin kembali sibuk merapikan bajunya dan tersenyum lebar melihat penampilan sempurnanya dari depan kaca ruang tengah.

"emang Haechan mau?" tanya Jeno dengan sadisnya.

"bacot lu" Jaemin mendelik lalu ia keluar rumah dengan pintu yang dibanting keras.

"dih ngambek" Jeno mencibir Jaemin yang sudah hilang dari balik pintu.

"jahil banget sama adek sendiri bang"

Sebuah suara mengagetkan Jeno, dia berbalik lalu menghampiri sang Papa.

"Papa restuin aku gak sama anaknya tante Wendy?" Jeno menggelayut manja di lengan Doyoung.

"hmm kalo Renjunnya mau sama kamu, Papa bolehin kok" ujar Doyoung dengan cengiran terbaiknya.

"Renjun pasti mau lahhh!" ujar Jeno dengan semangat.

"pede banget" celetuk Daddy Taeyong.

"Dad diem dehhh" Jeno merajuk lalu menunjuk Taeyong dan memelas kepada Doyoung.

"udah udah, jangan berisik! Papa lagi nonton drama" Doyoung mengelus kepala anaknya itu.

Jaemin memasuki sebuah toko kue langganannya, sedari tadi lelaki tampan itu tersenyum cerah bak mentari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin memasuki sebuah toko kue langganannya, sedari tadi lelaki tampan itu tersenyum cerah bak mentari.

"yang biasa kan?" tanya seorang pelayan kepada Jaemin.

Ia mengangguk sebagai jawaban.

"ini pesanan anda" pelayang itu memberikan kotak berisi kue lalu Jaemin membayar dengan kartunya.

Menjadi rich people memang menyenangkan pikir Jaemin.

"terimakasih" Jaemin pamit dan diberi senyuman oleh pelayan sebagai ucapan terimakasih.

"hmm sekarang ke toko bunga" dengan semangat Jaemin masuk ke mobilnya dan melaju dengan cepat.

Hanya butuh waktu 7 menit bagi Jaemin untuk sampai di rumah mertuanya, ralat! Calon mertua. Faktanya Jaemin harus berusaha ekstra untuk mendapatkan hati si pujaan hati.

Jaemin mengetuk pintu, dia cukup kesusahan karena harus membawa kue dan bunga.

"Haechan!!!" teriak Jaemin dari luar rumah, entahlah kadang wajah tampannya tidak sesuai dengan otaknya yang kurang dipakainya itu, bel yang ada di samping pintu hanya hiasan baginya.

Dia berteriak hampir sembilan kali karena Haechan tak kunjung membukakannya pintu.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan sosok manis yang kini tengah menggerutu sebal.

"gak usah teriak Jaemin, kan ada bel" sungut Haechan dengan menghentakkan kakinya.

"eh? Iya ya?" Jaemin baru sadar ketika matanya melirik samping pintu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴍᴇɴɢᴇᴊᴀʀ ᴄɪɴᴛᴀ ᴅᴜᴏ ᴘʀɪɴᴄᴇꜱꜱTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang