ONE : The first day.

441 76 11
                                    

[Playlist : "Lebih Indah" by Adera]

×××

Pukul setengah sebelas malam.

Gadis itu memoleskan lipstick merah pada bibirnya sebagai sentuhan akhir. Setelah puas dengan make-up di wajah, gadis itu kembali merapikan surai kecokelatan yang malam ini sengaja dibuat bergelombang sebelum kemudian menyemprotkan parfum beraroma mawar yang sejak dulu menjadi aroma favoritnya.

Setelah memastikan tidak ada yang kurang dari penampilannya, gadis itu segera keluar kamar. Tas kecil disampirkan ke pundak sementara heels hitam digenggam. Namun, gadis itu tidak langsung meninggalkan rumah. Dia terlebih dahulu memasuki satu kamar lainnya yang ada di rumah sederhana itu.

Senyum tipis terulas di wajah gadis yang terus melangkahkan kaki menuju satu-satunya ranjang yang ada di kamar tersebut. Wanita paruh baya yang sebagian rambutnya sudah memutih terlihat begitu damai memejamkan mata di sana. Napasnya yang sangat teratur juga dengkuran halus yang menyapa pendengaran si gadis seakan-akan menunjukkan betapa pulasnya ia tertidur.

Dan gadis itu sangat bersyukur. Terlebih wajah wanita paruh baya yang kerap disapa dengan sebutan 'Eomma' itu tidak lagi sepucat malam-malam sebelumnya. Pun suhu tubuhnya tidak lagi terasa panas ketika gadis itu memeriksa dengan punggung tangannya.

Rupanya sang ibu sudah kembali pulih.

"Eomma," gadis memanggil pelan. Tangannya bergerak untuk rapikan selimut sang ibu yang sedikit berantakan kemudian melanjutkan, "(Y/n) berangkat kerja dulu, ya? Doakan semoga malam ini kerjaan (Y/n) lancar dan besok kita bisa makan makanan kesukaan Eomma."

Tentu gadis itu tak dapat jawaban selain dengkuran. Meski begitu, sang gadis tetap ulas senyum lebar kemudian mencium kening ibunya penuh kasih sayang.

"Tidur yang nyenyak, ya, Eomma-ku sayang."

×××

Suara ketukan pada pintu kamar berhasil buat perhatian Changbin teralihkan.

Begitu menoleh, Changbin temukan sang kakak yang melongok ke dalam kamar. Seo Yubin, anak tertua di keluarga Seo yang hanya terpaut usia empat tahun dengan Changbin itu tunjukkan senyum andalannya yang lebih hangat dari matahari pagi ini.

"Biar kutebak," ucap Yubin tepat ketika Changbin baru membuka mulut untuk ajukan tanya kenapa sang kakak sudah tiba di kamarnya, "kamu pasti enggak bisa tidur karena terlalu antusias di hari pertama masuk kuliah, iyakan?" lanjut Yubin.

Changbin mendengus lucu. Sejak dulu kakaknya ini benar-benar sok tahu, "Enggak juga,"

"Ayolah, aku juga pernah ada di posisimu. Aku tahu bagaimana rasanya antusias di hari pertama kuliah."

"Enggak juga,"

"Masa sih?"

Changbin mengangguk tanpa ragu. Ia kemudian kembali menaruh perhatiannya ke beberapa lembar kertas melodi di meja belajar yang sempat terabaikan karena kedatangan sang kakak.

"Yakin kamu enggak berantusias?" tanya Yubin yang masih ada di posisinya dengan nada sedikit menggoda, "Yakin semalaman kamu enggak mikirin gimana cara berkenalan dengan gadis cantik waktu di SMA dulu?"

"Hya, Noona!"

"Oh? Atau jangan-jangan kamu sudah cari tutorialnya di internet dan berlatih semalaman tanpa mengajakku, ya?"

"HYA, NOONA! TUTUP MULUTMU!"

Yubin tertawa melihat bagaimana wajah Changbin berubah memerah sampai ke telinga karena menahan marah juga malu di waktu bersamaan. Sungguh, wajah Changbin saat ini teramat lucu. Bagaimana mulut Changbin merengut kesal dengan mata yang berusaha ditajam-tajamkan saat menatap sang kakak untuk tunjukkan ketidaksukaannya terhadap topik yang baru saja dibahas benar-benar menggelitik perut.

Iridescent - Stray Kids Fanfiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang