Hujan

1.4K 131 8
                                    

Ketika hujan turun,
aku bertemu dengan mu, mengenal mu
memiliki rasa dan kesakitan ini.

Aku berharap, setidaknya meskipun tak bersamaku
kau bisa mendapatkan kebahagiaan mu.

.
.

Pria berusia awal duapuluhan itu menajamkan penglihatannya pada dua orang yang tengah berbincang di lantai dua disalah satu kafe pusat kota. Si pria yang tak terlihat wajahnya karena memakai topi dan memunggungi jendela menyelipkan anak rambut wanita didepannya dengan penuh damba.

Pria dengan kemeja longgar coklatnya, berlari ke arah lain guna melihat lebih jelas sosok di atas sana yang membuatnya penasaran. Ketika dia memfokuskan kembali pandangannya, seketika amarahnya terpompa cepat. Dadanya kembang kempis, berusaha menahan gejolak emosi yang sudah ke sekian kalinya dia tahan.

Ya, Jake Sim pria tadi berlari cepat pergi ke arah yang berlawanan dari tujuan awalnya keluar apartemen malam ini. Hanya satu orang, yang dia tuju sekarang.

.
.

Jake terengah, setelah berlari tanpa henti hingga sampai pada komplek perumahan elit. Tanpa basa basi dia masuk, dan mengetuk kamar salah satu pemilik rumah didalam sana.

Tok! Tok! Tok!

"Tuan muda Jake?" salah satu pelayan disana menghampiri pria yang berdiri didepan pintu sang tuan muda pemilik rumah dengan raut wajah gelisah. Jake membalikkan badannya, dan memberi senyum ramah pada bibi pelayan didepannya. "Ah ya bibi. Dimana Sunghoon?" ucapannya keluar cepat dan nyaris tak terdengar. Bak semilir angin yang lewat.
"Tuan muda pergi ke luar bersama nona Sally sore tadi" bibi Jung menjawab lumrah. Dahinya berkerut, mata Jake bergerak heran. Setelah mendengar penuturan bibi Jung, Jake segera pamit pergi untuk menyusul sahabat sekaligus seseorang yang ingin dia lindungi selalu.

Setibanya, Jake memarkirkan motornya cepat. Dan berlari bak orang kesetanan. Karena sewaktu diperjalanan hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Tak sempat berhenti untuk sekedar memakai mantel hujan. Dia tetap memacu motor pemberian sang ayah dengan gesit. Kemeja nya basah, meski tak banyak. Memasuki perpustakaan kota tanpa peduli dengan penampilannya yang berantakan. Bahkan penjaga disana hanya meringis dan tersenyum bodoh ketika Jake memberikan salam singkatnya. Maklum saja, disana dia menjadi anggota tetap perpustakaan kota bersama sosok yang ada didalam sana.

Disisi lain, pria muda dengan tubuh tinggi ramping serta kulit seputih salju dan beberapa tahi lalat yang menambah kesan menawan diwajahnya tengah kembali pada rak-rak buku tinggi disana untuk mengembalikan buku yang telah selesai dia baca. Sewaktu kembali ke tempat duduknya, matanya membola lebar. Kaget karena lelaki berkemeja basah dengan penampilan berantakan berdiri disana. Dia bisa melihat getaran tipis dari tubuh tegap itu.

"Jake?! Apa yang kau lakukan disini?" Sunghoon segera menghampiri Jake. Memegang kedua bahunya dan menelisik tubuh lelaki didepannya dengan khawatir. "Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan disini sendirian? Hm?" Jake memegang kedua tangan Sunghoon menuntunnya untuk menjauh dari pundaknya.

Sunghoon bak tersengat. Telapak tangan Jake sangat dingin. Segera dia menarik Jake untuk ikut duduk bersamanya. Bahkan tangan mereka masih bertaut tanpa keduanya sadari. "Aku... aku bersama Sally. Kami sedang berkencan" melepaskan tautan tangannya dari Jake. Sunghoon mencari-cari syal rajutan yang selalu dia bawa kemanapun dalam ransel putihnya. Setelah mengelap buliran air dengan sapu tangan pada rambut dan wajah Jake, dia memakaikan syal hitam lembut itu padanya. "Kencan? Lalu dimana Sally sekarang?" Jake berusaha untuk tetap tenang dalam nada berbicaranya, padahal dia kelewat gugup karena perlakuan manis Sunghoon padanya.

"Paman Ahn tiba-tiba menghubungi Sally, karena ketarabat jauhnya dari Amerika tengah datang. Dan Sally telah pulang duluan" Sunghoon berucap tanpa berani berkontak mata dengan Jake. "Baru.. saja" imbuhnya sebelum menaruh hot pack pemberian sang ibu sebelum pergi tadi pada tangan Jake dan menggenggamkannya. Jake melirik tangannya yang kembali menghangat. "Kau bilang baru saja?" Jake kembali mengulangi jawaban Sunghoon. Entah kenapa Sunghoon merasa jika sikap Jake cukup aneh sekarang ini. "I..iya baru saja" Sunghoon meremat kepalan tangan Jake cukup kuat. Dan Jake menyadari itu, jika Sunghoon tengah berbohong saat ini.

[JAKEHOON] RASA NANONANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang