Bab 5 - Need Each Other

12 2 0
                                    

"Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran"
- Amsal 17:17 (Bible)


LIMA

Ah aku senang bisa punya teman yang otaknya rada geser kayak aku. Sepemikiran pula.

****

Hari sudah semakin gelap dan kami sebagian panitia masih berada disini, masih menunggu mobil yang mengantar adik-adik tadi untuk kembali menjemput tadi. Karena memang sudah seharusnya kami menjadi yg paling terakhir.

Daripada menunggu ditempat ini, kami memutuskan untuk berjalan menuju ke jalan raya melalui pemukiman-pemukiman warga. Karena disini juga listriknya sudah diputus jadi kami tidak bisa diam disini.

Kami berjalan dan terlihat beberapa temanku masing2 memakai salah satu bagian dari sepasang sandal, begitulah kebersamaan kami. Karena mungkin saking sibuknya sudah tak memperhatikan sendalnya masing2 yg sudah tak ada.

Jalan yang kami lalui itu banyak tergenang air dan becek, karena seharian ini memang hujan terus dan pakaian ku juga masih basah dari tadi.

Aku tidak sempat membilas diri karna sudah tak punya waktu dan tempat mandinya juga sudah habis masa sewanya.

Setelah lumayan jauh kami berjalan, kami memutuskan untuk singgah ke salah satu rumah warga yang kebetulan juga kenalan salah satu dari kami.

Yang akan buang air pun melakukan aktifitasnya sebagaimana mestinya, dan yang lain dudur diluar, beberapa duduk diatas meja yang memang kita bawa daritadi, beberapa mencari pijakan untuk dijadikan tempat duduk.

Aku pada waktu itu duduk di atas meja bersama beberapa adik2 dan seorang temanku perempuan, termasuk 2 orang adik yang aku ceritakan tadi.

Kami bercerita dan bergembira bersama. Aku senang karena sebetulnya aku sama sekali tidak dekat dengan mereka, dan aku rasa berkat ini aku bisa lebih akrab dengan mereka.

Tak lama kemudian mobilnya pun datang untuk mengangkut kami. Kami naik kemudian berpamitan pada penghuni rumah yang kami singgahi tadi.

Aku duduk tepat bertolak belakang dengan dinding pick up ini. Dan posisi ku berada di samping dan depan kedua orang ini.

Aku tak tau, tapi sepertinya aku mulai menyukai mereka. Entahlah menurut kalian aku cepat sekali baper tapi aku tak tahu. Aku hanya senang bercerita dan melihat mereka.

*****

Kami pun sampai disekolah dengan aman dan damai. Setelah itu yg lain mulai menurunkan barang2 sisa yang kami bawa.

Terlihat lingkungan sekolah yang sangat kotor dengan bekas-bekas becek di lantai keramiknya. Baik diteras setelah gerbang, sampai dilobi yang ada didepannya.

Oh yaampun, kami tidak bisa membiarkan ini. Nanti kami kena marah karena besok hari senin, kami sekolah. Takutnya kegiatan kami akan ditangguhkan karena hal seperti ini.

Aku melihat banyak yang sudah pulang, sekolah sudah kosong. Hanya tersisa beberapa laki-laki termasuk Dareen, Rey, dan Yoel, aku dan 2 org temanku perempuan.

Kami pun segera membersihkan lobi dan bagian depan sekolah. Saat itu terlihat kami seperti tidak memiliki rasa capek atau apapun itu, karena kami melakukannya dengan penuh sukacita dan menjadi lebih akrab juga karena itu.

Setelah selesai bersih-bersih, satu-satupun kami mulai pulang ke rumah masing2.

Aku pun sampai dirumah dan langsung masuk kedalam kamar untuk membereskan barang.

"Kamu baru pulang?" Tanya Mama ku yang tiba-tiba masuk.

"Iya ma, aku baru pulang" Jawabku

"Ini pakaian kamu basah?" Ucapnya lagi yang ternyata memperhatikan penampilanku yang masih basah dari tadi.

IFS [Real Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang