Indah pada waktunya

5 2 0
                                    

"Sesuatu yang baik akan mendatangkan kebaikan, begitu juga sebaliknya, sesuatu yang buruk juga akan mendatangkan keburukan. Jadikan setiap kejadian menjadi pembelajaran untuk meraih kemenangan."

*
*
*

Happy Reading...


Karena merasa iba, pak Di kemudian membukakan gerbang dan mempersilahkan Rara masuk.

Dari kejauhan terlihat teman-teman Rara semuanya sudah berkumpul di lapangan mempersiapkan acara wisuda, ada yang menata panggung, berlatih menyanyi, menari dan lain-lain.

Dari kejauhan Rara melihat Anggi yang sedang membantu membawa kursi-kursi untuk acara wisuda.

"Rara..." Suara langkah kaki perlahan mendekat, "Raraaa.." suara panggilan itu tak membubarkan lamunan Rara yang tengah memandang suasana gaduh di lapangan.

"Masyaallah Rara....kupinge di depek ndi toh (telingamu di taruh mana sih)"

"Eh...Fitri, kaget aku" Rara mengelus dadanya karena terkejut dengan suara fitri

"Haduh... Untung konco (Untung teman)" ucap Fitri sambil menepuk jidatnya dengan telapak tangan.

"Sepurane... Emange Lapo o lek gk konco ? (Maaf... Emangnya kenapa kalo bukan teman?)"

"Yh gpp heran ae (Yah ngak papa cuman heran)"

"Fit aku tak ngewangi Anggi sek, sakno kabotan gowo kursi (Fit aku mau bantuin Anggi dulu, kasian keberatan bawa kursi)"

"Iyh...ojok lali kuping e di aktifno (jangan lupa telinganya diaktifkan)"

Rara mengambil dua kursi yang di pegang oleh Anggi, "kene gantian, sampean istirahat o sek (sini gantian, kamu istirahat aja dulu)"

"Walah gausah aku iki kan super woman, barang sakmene mah kecil" cetus Anggi.

Rara akhirnya berhasil membujuk Anggi untuk istirahat, terlihat sekali dari raut muka Anggi kalau dia sebenarnya lelah, Anggi adalah wanita yang kuat, dia jarang menampakkan kesedihannya di depan semua orang, tapi bukan Rara kalah tidak bisa mengetahui kepribadian Anggi.

Satu per satu bangku sudah di pindahkan, dan akhirnya

"yeayyy Finish.." teriak Rara

"Halah sok pencitraan, sok-sokan ngewangi guru-guru toto-toto bangku Ben di puji ngunu kan"

Kata-kata yang sangat menyakiti hati Rara, tak lain dan tak bukan dia adalah..

"Laili....laili...Teko-teko lambene mencla mencle, Kowe ngerti po ra aku Karo Rara ngewangi iku kerono kene due roso peduli, gak koyok awakmu mek due roso dengki ( asal kamu tau aku Karo Rara bantu itu karena pedulu, ngak seperti kamu cuman punya rasa dengki) " ketua Anggi.

"Uwes-uwes ngi... Gausah di ladeni koyok gak ero Laili ae, sing penting kene bantu e ikhlas, insyaallah bakal oleh balasan dewe, sing apik di bales apik sing elek di bales elek, Kabeh iku ws onok takerane (gausah di ladenin, kayak gatau Laili aja, yang penting kita bantunya ikhlas, insyaallah akan ada balasannya, yang baik akan di balas baik, yang buruk akan di balas buruk, semuanya sudah ada takarannya)"

*
*
*
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa Vote dan Comment.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Bawah Kedamaian IslamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang