Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
sebal.
refal merasa sebal ketika ia disuruh menunggu, seperti saat ini. ia sudah hampir satu jam berdiri di depan stasiun kereta untuk menunggu jemputan nya.
sudah beberapa kali refal menelfon ibunya, berharap bahwa mas tony yang akan menjemputnya itu segera tiba,
"halo mah, ini gimana? kok renjun belum di jemput juga sama mas tony? mamah kira yogya tuh kecil apa? kalau renjun nyasar gimana? nanti mamah gapunya anak kayak renjun lagi lho" gerutu si kecil, bukan nya sudah pernah saya bilang? refalen juniar adalah seseorang yang amat sangat bawel
"aduh, kamu tuh lebay banget jun, mamah udah bilang sama mas tony. cuma, kata dia ada kendala di jalan, dia gak bisa jemput kamu, nanti sepupunya bakal gantiin dia"
"iya, tapi sampe kapan mah renjun nunggu?" tidak ada jawaban dari telefon tersebut. sial, ibunya memutuskan sambungan secara sepihak
"huft" lagi lagi helaan nafas keluar dari bibirnya. gerakan tangan nya melirik arloji bermerek di pergelangan tangan kirinya
13.00
sudah siang begini, kok masih belum di jemput, ingatkan refal ya untuk memarahi si sepupu mas tony.
puk puk
"ini mas refal ya?" merasa namanya terpanggil, refalpun menoleh kebelakang
"iya,kenapa?" jawabnya ketus. huh bayangkan saja ia sudah menunggu satu jam dan tiba tiba ada orang tidak dikenal yang bertingkah sok akrab. menyebalkan
"oh benar, saya sepupunya mas tony"
demi tuhan, akhirnya yang ia tunggu datang juga "maaf ya saya terlambat, agak macet. biasanya yogya gak serame ini"
siapa pula yang butuh penjelasan itu? yang refal mau, dia harus dijemput tepat waktu
"emm, yauda gapapa deh. cepetan dong, gue udah lama tau nunggunya, masa lo mau diem disini doang, mobilnya yang mana?"
"e-eh, iya mas refal, maaf. mari saya antarkan ke parkiran" ujar sang lawan bicara sembari membawakan koper koper milik refal.
keadaan di mobil cukup canggung, ya karena mereka belum saling mengenal dekat. tidak betah dengan suasana seperti ini, refal pun mencoba mencairkan suasana
"maaf ya gue tadi sempet marah, abis lo nya kelamaan"
"ngomong ngomong, nama lo siapa? gue belum tau" sambung refal
setelah mendengar itu sang lawan bicara pun langsung membuka mulutnya dan berkata
"saya malik. malik revandio"
ah senyuman itu. indah sekali dimata refal, tetapi tidak ada artinya. ia masih kesal tau dengan kejadian 'terlambat itu'
tak terasa mereka pun sampai di sebuah kost kostan yang sederhana namun bersih dan terjaga