Prolog

48 1 3
                                    

Mereka dua saudara kembar yang unik. Secara fisik mereka mirip seperti layaknya saudara kembar. rambut berwarna coklat tua panjangnya sebahu yang mereka miliki, bedanya Juana lebih sering memberi pernak-pernik di rambutnya sedangkan Joena tidak. kulit putih dan badan yang lumayan tinggi juga di miliki oleh keduanya tetapi bedanya Juana lebih memancarkan kesan berwarna lewat cara berpakaian maupun dalam berkosa kata, Juana juga lebih ramah dan ceria dan juga banyak teman sedangkan Joena sifatnya sangat bertolak belakang dengan Juana dia sangat pendiam,pemalu dia tidak menyukai keramaian, dia juga tidak memiliki teman, raut wajah nya selalu datar dan dingin berkesan misterius dan menyimpan rahasia yang besar. seluruh anak-anak seumuran nya juga tidak berani berbicara dengan nya, bahkan ada beberapa yang mengolok-oloknya saat dia sedang sendiri tetapi tidak saat dia sedang bersama Juana mereka semua seperti memakai topeng semua berubah drastis menjadi ramah dan baik tentu Joena sangat membenci itu.

“Joenaaaa...” teriak Juana sambil membuka pintu kamar ku.

“Bagaimana rambutku cantik tidak??” katanya penuh antusias sambil mengerakan kepalanya kekiri dan kekanan.

”Bagus” ,kataku singkat dan datar

“Uhhh... Joena... ayolah... berkomentar lebih...” katanya memohon.

”Ya... memang terlihat bagus.” kataku cuek dan kembali membaca buku ku yang super tebal. tiba-tiba Juana menarik bukuku dari meja tempatku membaca, “apa yang kau lakukan?! kau sangat tidak sopan!!” kataku kesal dan langsung merampas bukuku kembali.

“Bisakah kau menghargaiku sedikit Joenaaaa?!”, suara Juana meninggi,”Selama ini aku sudah sangat berusaha untuk memahami mu Joena! walaupun kau selalu mengacuhkanku! Tapi bisakah kau menghargai ku sedikit saja setidaknya sebagai seorang saudara kandung!” terlihat segelintir kekecewaan di mata Juana, bahkan air mata pun mengalir di pipi nya sekarang.

BUAKKKKK!

Pintu tertutup dengan kencang meninggalkan seorang Joena yang mematung. sekarang, dia merasa sekujur tubuh nya di panah oleh ribuan busur, dia terjatuh lemas di sudut kamar yang suram dan gelap. menangis bersama dingin nya malam dan kelam rembulan. angin malam menusuk menembus lewat jendela kamarnya tapi dia tidak peduli. dia tetap terlelap dalam sesaknya jiwa yang merana, akan rasa bersalah...

Joena & JuanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang