Satu

142 13 1
                                    

''Ra!!!"

"Ra cepetan!! Ntar telat lagi loh"

Teriak Anggi dari balik pintu utama dan membuat seorang berlari membukanya.

"Lama banget dahh"

"Ya maaf, gue tadi lagi nyari-nyari ini" ujar Ara sambil memamerkan dasinya.

"Nabila mana?'' tanya Ara

"Dia udah berangkat duluan naik taksi, karna lo kelamaan" Jawab Anggi dengan nada ketus.

"Dihh baru gitu udah marah-marah"

"Udahh, cepatan masuk ntar telat!!" protes Anggi

***

Suara dari kerumunan siswi disepanjang koridor SMA Tunas Bangsa, membuat Anggi cekikan dan ingin segera turun dari mobil ia juga ingin bergabung bersama siswi-siswi lainnya. Nyatanya gadis-gadis itu hanya ingin melihat idola mereka memasuki sekolah.

"Cihhh emang ga ada orang lain yang pantas untuk diidolain?'' Tanya Ara dalam hati.

Ara Aurora Harianto, gadis ini berbeda dari siswa-siswi lainnya yang sangat mengidolakan Ariel Wijaya Adipura dan ketiga temannya yang dijuluki oleh siswa-siswi dengan sebutan Most Wanted boy's nya SMA Tunas Bangsa.

***

Kring...kring...kring

Petanda bahwa jam istirahat dimulai dan waktunya untuk para siswa mengakhiri penekanan otaknya yang sejak tadi berlangsung selama 2 jam.

"Yang terakhir sampe kantin dia yang traktir" Sahut Riky.

"Woi tungguin gua monyet!!''

Keempat laki-laki itu berlari menuju kantin. Tak ada yang ingin sampai kantin tetakhir. Ditengah perjalanan, salah satu dari mereka harus menghentikan langkahnya.

"Ariel" Panggil seorang guru. Bu Nina

Ariel berhenti dan menghampiri sumber suara itu"Iya bu? Ada apa?" Tanya Ariel.

"Tolong kamu bawakan berkas ini keruangan Ibu!" ucap Bu Nina sambil menyodorkan berkas kepada Ariel.

"Baik Bu" Jawab Ariel.

Ariel mendesis sebal, kenapa harus dirinya yang dipanggil. Kini ia harus terlambat dan sampai ke kantin sebagai orang paling terakhir.

***

"Han, Si monyet mana sih? Lama banget" tanya Riky

"Mungkin lagi nyari mangsa baru kali"

"Wah ga bisa dibiarin nih, bisa-bisa gue kalah telak "

Tak lama, kemudian Rehan melihat sosok yang dinantinya sedari tadi kini berlari menuju meja yang ditempati oleh mereka.

"Tuh monyetnya datang" kata Rehan sambil menunjuk Ariel menggunakan dagunya.

"Mangsa lo ga diajak Riel?'' Tanya Riky

"Mangsa apaan, orang gue tadi dipanngil Bu Nina" ucap Ariel, ia masih mengatur nafasnya.

"Dipanggil ngapain?'' Tanya Bima

"Wah jangan-jangan lo habis main ama dia, truss lo ga ngajak-ngajak gue?'' sahut Riky tak terima

"Otak lo! Pikiran gue aja ga nyampe kesana, dasar otak mesum"

"Udah jangan berisik! Gue udah laper, gimana kalo lo ngelakuin kewajiban lo sebagai orang terakhir nyampe kantin" potong Bima

" Lo harus traktir semua siswa yang ada dikantin ini dan harus melayani kita bertiga" ujar Riky

" Eh tadi peraturannya tidak seperti itu yahh, kalian jangan buat peraturan seenaknya"

"Yaelah inikan peraturan yang dibuat oleh pemenang, jadi lo harus terima, dan gue yakin kalo lo traktir semua siswa disini ga bakal bikin duit lo habis, dan masa lo ga mau ngelayanin sahabat-sahabat lo ini sekali-sekali" celah Riky yang berhasil membuat mulut Ariel terbungkan dan harus melakukan hukuman yang dibuat sepihak oleh Riky.

"Iyaiya gue lakuin" ujar Ariel mengalah

"Woi semuanya, kalian boleh makan sepuasnya! Soal bayaran ga perlu khawatir" kata Riky sambil bangkit dari kursi tempat iya duduk.

Seketika seluruh penghuni kantin bersorak gembira mendengar ucapan yang diucapkan Riky barusan.

***

"Sini mbak saya aja yang bawa" Kata Ariel kepada pemilik kantin yang hendak membawa pesanan ke meja tempat ia dan sahabat-sahabatnya duduk.

Brukkk.....

Ariel tersandung, kakinya tak sengaja menendang salah satu kaki meja. Ketika ia melihat kedepannya, gelas yang tadinya penuh oleh orange juice sudah berpindah tempat ke seragam seorang gadis.

"Woiiiii......" Ara terkejut lalu bangkit dari tempat duduknya. Semua mata tertuju padanya.

"Ehh sorry-sorry gue ga sengaja''

"Lo kalo jalan pake mata dong!!"

"Gue kan udah minta maaf, gue ga sengaja"

"Gue ga mau tau, pokoknya lo harus ganti rugi!!!!"

"Oke gue ganti lo mau berapa? Gue bakal ganti rugi, tinggal sebut lo maunya berapa!" jawab Ariel dengan nada sombong, ia mengeluarkan dompetnya

"Dihh sombong banget, ogah gue nerima duit dari orang songong kayak lo"

"Lah tapi kan lo yang minta ganti rugi"

"Gak sudi gue nerima sesuatu dari orang yang ga tau tata krama dan gak paham tentang konsep menghargai kayak lo" celah Ara kemudian meninggalkan kantin.

Ariel hanya terdiam sembari menatap punggung gadis itu yang lama kelamaan menghilang dari pandangannya.

***

Keempat laki-laki sekarang sedang berkumpul di apartement milik Rehan. Itu sudah menjadi kebiasan untuk mereka, mengingat Rehan juga tinggal sendirian diapartementnya, berbeda dengan ketiga sahabatnya.

Ariel yang tinggal dengan Ayahnya saja karna kedua orang tuanya berpisah sejak Ariel masih duduk dibangku SMP.
Riky yang rumahnya selalu ramai dipenuhi oleh ibu-ibu arisan, dan Bima yang selalu tak mau pulang kerumahnya karna kedua orang tuanya sibuk dengan bisnis mereka.

Ariel yang dari tadi melamun, sedangkan Rehan dan Riky sedang asik memainkan FIFA19 diPlaystation 3 milik Rehan.

"Ngelamun mulu Bro" tanya Bima, yang memecahkan keheningan diantara mereka

"Paling lagi mikirin cewe yang tadi dikantin" potong Riky tanpa menoleh kearah Bima

Ariel mengerutkan keningnya, sahabatnya itu dapat menebak pikirannya.

"Iyanih, gue jadi heren sama cewek yang dikantin tadi" jawab Ariel jujur

"Emang dia bilang apa tadi sama lo sampe lo segitunya?'' tanya Bima

"Nggak sih tapi gue heran aja sama kelakuan dia ke gue, beda sama cewek lain yang selalu muja-muja gue" jawab Ariel sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur dan menatap langit-langit.

"Sama, gue juga heran sama cara tuh cewek ngehadapin lo'' sahut Rehan sambil menyudahi aktifitasnya bermain playstation

"Cihh...cewek sialan" celah Ariel kemudian bangkit dari tempat tidurnya.

"Udah, daripada lo mikirin cewek itu mending kita ke mall, gue denger-denger ada pameran mobil disana'' kata Riky kepada ketiga sahabatnya.

Thanks banget buat yang mau baca:)
Jangan lupa divote oke?

You're My Belong (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang