Happy reading......
Ara membuka matanya, perlahan ia menoleh ke handphonenya, panggilannya dengan Ariel masih tersambung.
“Riel, to..to..tolongin gu..gue” lirih Ara diantara hisakan tangisnya
“Iyaiya lo tenang dulu, gue langsung kesitu. Lo jangan kemana-mana oke?”
***
Senja merah perlahan menghilang, langit mulai gelap melenyapkan warna birunya. Suara gemuruh dan kilatan petir beberapa kali terdengar dari luar apartement. Hujan sebentar lagi akan turun.
Ariel memasukkan ponsel nya kedalam saku celananya, meraih jaketnya diatas meja lalu memasangnya.
“Mau kemana lo?” tanya Rehan. Ariel tak menjawab
“Paling ke rumah Ara” tebak Riky
“Kok muka lo panik banget nyet?” tanya Bima mendekat kearah Ariel
“Emang iya?” tanya balik Ariel sembari menarik resleting jaketnya
“Ada apa nih?” tanya Rehan semakin curiga
Ariel tak menjawab, tak mau meladeni sahabat-sahabatnya itu. Ariel pun memilih untuk segera kerumah Ara. Ia yakin ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu.
***
Ariel menghentikan mobilnya, rintik hujan berubah menjadi deras. Disinilah Ariel saat ini, didepan rumah Ara. Entah sudah berapa kali ia membunyikan bel rumah yang ada didekat pintu gerbang. Namun, sama sekali tak ada yang muncul dari rumah itu.
Ariel mengeluarkan handphonenya, mencari sebuah nama dikontaknya. Ariel menelpon Ara.
Hampir 5 kali, Ariel melakukan panggilan dan semuanya tidak terjawab. Gadis itu tidak memperdulikan panggilan telfonnya. Ariel mulai sedikit cemas dengan keadaan gadis itu, terlihat jelas diwajahnya.
Ariel melihat ke jam tangannya, pukul 07:30. Ia sudah menunggu disini cukup lama, dan belum ada siapapun yang membuka gerbang.
Ariel memutuskan untuk memanjat gerbang tersebut. Ia yakin gadis itu sedang ketakutan bahkan sedang menangis didalam.
Ariel berlari menuju pintu utama rumah itu, dan untungnya pintu itu tidak dikunci. Ia membuka pintu itu dan segera masuk kedalam rumah itu. Ariel langsung menaiki tangga menuju lantai dua, Ariel yakin gadis itu sedang berada dikamarnya.
***
Seorang gadis terbaring diranjangnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Kepalanya terbenam diantara kedua kakinya, dengan kedua tangannya yang meringkuk memeluk tubuhnya.
Ariel berhenti tepat didepan kamarnya, berjalan mendekati Ara dengan kedua mata yang menyorot tenang namun dalam.
“Bangun” perintah Ariel pelan
Ara menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya, ia mengenal suara itu. Ara Mengangkat kepalanya melihat sosok laki-laki itu. Ia tersenyum melihat Ariel. Laki-laki yang ia tunggu sedari tadi. Ara segera bangun.
“Lo kenapa?” tanya Ariel mendudukkan dirinya didekat Ara
Kepala Ara tertunduk, sembari menghapus air matanya yang terjatuh dikedua pipi.
“Gu...gue takut Riel” lirihnya
Ariel menghela pelan, entah apa yang barusan dialami oleh gadis didepannya itu. Terlihat dari sorot wajahnya yang sangat ketakutan.
“Lo takut kenapa?” tanya Ariel
“Bambank Riel”
Mata Ariel melotot, mulutnya setengah terbuka mendengar ucapan yang barusan dilontarkan oleh Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Belong (On Going)
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACA:) Perasaan bisa naik turun, hari ini benci, besok rindu. Orang-orang bisa berubah, jadi lebih baik, jadi lebih buruk. Nasib juga bisa berganti, hari ini bahagia, besok penuh duka cita. Tapi bagi orang-orang yang paham komitme...