Delapan

28 6 3
                                    

Happy reading......

Ara tertidur pulas. Sementara Ariel membuka matanya. Ia hanya pura-pura tidur barusan. Senyum dibibirnya kini muncul mendengar perkataan yang Ara ucapkan barusan. Ariel mengubah posisinya, salah satu kaki dan tangannya ia naikkan ke Ara seolah Ara adalah guling yang ia peluk.

***

Ara terbangun dari tidurnya, matanya ia buka perlahan. Dia shock ketika melihat Ariel sedang memeluknya. Laki-laki itu masih tertidur didekatnya.

Ia menurunkan tangan dan kaki Ariel dari tubuhnya lalu berpindah ke sofa dibelakangnya. Ara melirik jam yang berada ditangannya, pukul 02:15. Ara nampak heran dengan dirinya. Apakah ia sangat lelah sampai tertidur begitu nyenyak atau karna dipeluk Ariel? Ia membuang pikiran aneh itu.

"Riel, bangun" ucapanya sambil megoyangkan tubuh Ariel

"ARIEL!!!!!" teriak Ara ditelinga Ariel. Teriakan yang begitu keras. Sehingga membuat laki-laki yang ia teriaki itu langsung terbangun.

"Apaan sih!!!" ucap Ariel sambil mengucek matanya

"Udah jam 2! Lo pulang gih!"

"What the fuck!!" Ariel melirik kearah jam tangannya. Dan ucapan Ara memang benar. Ia tertidur cukup lama dengan gadis itu.

"Gue pulang du-" ucapan Ariel terpotong

"Udah kamu pulangnya besok aja!" ujar Pak Tony yang baru saja turun dari tangga. Mungkin ia juga terbangun karna teriakan Ara.

Mata Ara melotot. Ia baru saja teringat kalau dirinya sedang tidur dengan Ariel tadi. Papah pasti liat batinnya.

"Papah kenapa nggak bangunin kita?" ucap Ara

"Papah nggak mau. Lagian Papah liat, kalian tidurnya nyenyak" goda Papah nya kepada kedua remaja yang masih memakai seragam itu.

"Kita nggak ngapa-ngapain kok Pah. Serius" ujar Ara menunjukkan jarinya berbentuk V

"Iya om kita ngg-" ucapan Ariel lagi-lagi terpotong

"Iya om tau kok." Ucapnya menenangkan kedua remaja itu
Otak Ara bertanya-tanya. Bagaimana Papa nya tak marah melihat anak gadisnya melakukan hal seperti itu didepan matanya?

***

Ariel memarkirkan mobilnya digarasi. Ia melihat sebuah mobil mayback sudah terparkir disana. Papa sudah pulang? Gumamnya.

Ia berjalan menuju pintu utama rumahnya. Dan benar saja seorang laki-laki umur 40-an sudah menunggunya disalah satu sofa ruang keluarga.

"Dari mana aja kamu?" tanya Fredy. Papa nya Ariel

"Ehh, Papa udah pulang?" Ariel hendak menyalimi tangan Papa nya

"DARI MANA AJA KAMU" Papa nya menepis tangannya. Nada bicaranya sekarang mulai meninggi

"Papa yang dari mana aja!" balas Ariel

Pakkkkkkk

Sebuah tamparan keras mendarat dipipi kanan Ariel. Ia menundukkan kepalanya sembari memegang pipinya melihat kearah lantai.

"Papa kerja buat kamu! Kamu harusnya bersyukur" ujar Pak Fredy

Ariel tak menjawab. Ia memutuskan naik ke kamarnya. Rasanya ia malas berurusan dengan laki-laki itu. Laki-laki yang tidak pernah punya waktu untuknya dan hanya sibuk dengan bisnisnya di luar kota maupun di luar negeri.

Pak Fredy hanya bisa melihat punggung anaknya yang masih memakai seragam sekolah itu yang lama kelamaan semakin hilang dari pandangannya.

"ARIEL!! ARIELL!!" teriaknya sekali lagi namun Ariel menghiraukannya

You're My Belong (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang