☘☘☘
"Percayalah, ketika aku sudah tak dapat lagi berada dalam satu dimensi bersamamu, aku sangat menyesal karena tidak sempat memanfaatkan waktuku dengan baik ketika masih berada di sisimu."
— dari Tammy, teruntuk Enzo —
☘☘☘
Enzo sedang berbaring santai sambil memainkan ponsel saat tiba-tiba kakak perempuannya--Tammy menerobos pintu kamarnya dengan tidak manusiawi.
"Nzo, temenin Noona ke Sungai Han, yuk! Kayaknya hari ini cuacanya bagus. Noona mau gambar pemandangan Seoul di sore hari. Mumpung lagi mood, nih!"
Bias suara ceria yang keluar dari mulut Tammy tak lantas membuat Enzo mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Malah laki-laki yang baru saja menginjak usia dua puluh tahun itu bersikap seolah tak menyadari kehadiran kakaknya di sana. Dan jujur saja, Tammy sudah mulai terbiasa dengan respon Enzo yang agak aneh beberapa hari belakangan ini.
Kemarin saat Tammy sedang butuh bantuan Enzo untuk mengantar dirinya ke sebuah perpustakaan kota karena ada buku yang harus dipinjamnya di sana, Enzo beralibi tidak bisa. Selalu saja jawaban "tidak bisa" yang keluar dari mulut Enzo, tanpa Tammy tahu alasan pastinya.
Tak menyerah, Tammy melangkah pelan mendekati ranjang adiknya. Ia duduk di pinggir tempat tidur dengan tangan yang terjulur untuk mengguncang tubuh Enzo. "Hei, Noona lagi bicara lho sama Nzo. Kok nggak dijawab, hmm?" tanya Tammy lembut, lengkap dengan senyuman manisnya.
"Enzo males, Noona. Pergi sendiri aja ya?"
Tepat sasaran.
Tebakan Tammy tentang respon Enzo benar-benar tidak meleset. Lelaki itu menolak untuk menemaninya ke Sungai Han.
Sebenarnya itu hanyalah hal sederhana, tapi entah mengapa Tammy merasa sakit tiap kali mendengar penolakan dari bibir Enzo. Bahkan lelaki itu tak mau repot-repot menatap wajahnya.
"Umm, ya udah. Nggak papa. Biar nanti Noona pergi sendiri atau minta temenin Jovin." Tammy memaksakan senyumnya, lalu tangannya bergerak untuk menepuk lembut kepala adiknya sebanyak dua kali. "Noona keluar dulu ya. Enzo jangan lupa makan sorenya, jangan keasikan main ponsel terus."
"Hmm, iya, Noona. Ya udah sana. Oh ya, jangan lupa tutup pintunya lagi ya!" ucap Enzo yang kemudian kembali terhanyut dalam game online-nya.
Tammy yang melihat perubahan sikap Enzo padanya semakin menjadi-jadi pun hanya bisa menghela napas panjang. Itu jelas bukan Enzo adik kecilnya yang dulu. Itu jelas bukan bocah laki-laki yang suka bermanja-manja padanya tiap hari minggu dan minta dibacakan cerita superhero. Bukan. Enzo-nya tidak seperti itu. Enzo-nya adalah adik laki-laki yang menyenangkan dan menyayangi kakak perempuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Enzo's Noona
Roman d'amour[ OS | COMPLETED ] Bukan hal mudah yang dapat dituliskan hanya dalam selembar kertas. Terlalu singkat untuknya menceritakan kisah dimana ia bimbang setengah mati antara cinta dan hubungan sedarah. Teruntuk kamu yang sedang membaca kalimat ini, mari...