satu

11 4 2
                                    

"jangan terlalu percaya pada orang lain"
.
.
.
.

Matanya menyorot tajam pada seseorang yang membelakanginya, rahang nya mengeras begitu mendengar kalimat yang dilontarkan laki-laki paru baya itu. Jika dia tidak sedang dalam penyelidikannya maka sudah dipastikan mulut laki-laki itu tidak akan berfungsi lagi saat ini hanya akan ada darah segar yang mengalir.

'tahan' batin feyza berusaha menenangkan dirinya.

Feyza mengepalkan tangannya hingga urat-urat nya terlihat menonjol dipergelangan tangannya, bahkan buku-buku jarinya sudah memutih.

"ARRGGGGHHHH ingin sekali aku meninju si tua Bangka itu!"Geramnya disela-sela aksi mengupingnya.

"Bagaimana dengan CCTV nya" tanya seorang pria yang tidak diketahuinya

"Apa perlu kita retas lagi?"  Sambar laki-laki lainnya

" Tidak perlu, Biarkan saja CCTV itu sudah aku rusak!

"Bagus, aku tidak perlu repot-repot lagi meretasnya"


"Lagi pula sebenarnya untuk apa uang itu Renald?" Tanya salah seorang dari ruangan itu pada Renald yang menjabat sebagai kepala sekolah di milik keluarga Aditama.


"Ah, iya benar! Perusahaanmu ada dimana-mana kenapa malah kau habiskan waktumu di sini Renald ?"


Baru saja Renald ingin menjawab pertanyaan dari kedua sahabatnya dia menyadari jika ada yang berdiri di balik pintu cokelat ruangannya.


"Masuk!" Suara bariton Renald mengejutkan feyza, dirinya tertangkap basah telah menguping pembicaraan tiga manusia di dalamnya.

Feyza menarik napas perlahan, berusaha menetralkan kembali degup jantungnya sambil memikirkan hal apa yang akan dia berikan sebagi alibinya.

Perlahan feyza mendorong dan memasuki ruangan tersebut. Tiga pasang mata mengamatinya dari ujung rambut hingga ujung kaki, menatap curiga padanya.

"Permisi pak, saya belum dapat buku" ucap feyza.


"Oh, iya nak feyza ya?! Ambil bukunya di perpustakaan, sudah tau belum letak perpustakaannya?" Lihat senyuman di wajahnya begitu ramah hingga terlihat begitu sulit dipercaya jika seorang Renald memiliki niat jahat pada ayahnya.

Feyza menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Renald. Sejujurnya feyza tau dimana letak perpustakaan hanya saja feyza tak ingin Renald mencurigainya, bagaimana pun feyza notabene nya adalah anak baru! Akan menjadi masalah untuknya jika ia menjawab 'iya'

"Ya sudah, nanti bukunya diantarkan ke kelas kamu saja ya? Bapak sedang ada tamu" Renald mengusir feyza secara halus. Feyza yang mengerti maksud kepala sekolahnya itu langsung pamit menuju kelasnya.

Sampai dikelas tepatnya setelah ia menduduki bangkunya feyza menghela nafas gusar.

'tak'

Seseorang melemparkan botol minuman kemasan yang sudah kosong.
Feyza menoleh dan mendapati Arga yang sedang menatapnya angkuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENATA~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang