Kepala, Peti, & Surat

5 0 0
                                    

Lumiere digemparkan dengan seonggok kepala serigala di depan gerbang istana Raja Wyatt yang diletakkan bersama sebuah peti kayu yang tertempel kertas peringatan.

"KALIAN AKAN MENDAPAT GANJARANNYA!"

Begitu kira-kira tulisan bertinta merah itu yang menggegerkan seluruh kota Lumiere bahkan Sang Raja, Wyatt, ikut meradang marah.

"Apa-apan ini?! Dimana Ulrich dan kawan-kawannya?!" bentak Raja Wyatt pada seluruh bawahan di hadapannya. Mereka -- Pengawal Raja Wyatt -- menunduk ketakutan mendengar suara sang Raja yang menggelegar penuh amarah.

"Lihat, disana! LIhat! Sebuah kepala serigala dengan sebuah peti yang entah apa isinya diletakkan begitu saja di depan gerbang istanaku tanpa ada yang tahu siapa yang meletakkannya ...."

" ..., ah jangan lupa dengan kertas berisi ancaman itu!"

Semua orang melirik takut ke arah peti dan kepala serigala yang menggemparkan seluruh Kota Lumiere. Kepala serigala besar yang diyakini sebagai Sang Alpha Lembah Dufroid yang terkenal akan keganasannya memangsa manusia yang memasuki lembah ganas itu. Serigala berkepala besar dengan bulu-bulu hitam sehitam arang yang lebat dengan mata merah ganasnya. Meski hanya sebuah kepala tanpa tubuh dan jiwa serigala itu masih mampu membuat setiap orang yang menatapnya ketakutan.

Sementara, sebuah peti kayu besar dengan ukiran-ukiran aneh dipinggirnya tampak membuat penasaran sebagian orang di sana dan sebagian lagi ketakutan memikirkan isi peti kayu  yang ditempeli surat peringatan itu.

"Yang Mulia Raja Wyatt yang Agung sepertinya ada sesuatu di dalam peti kayu itu Yang Mulia," ucap salah satu prajurit pada Raja Wyatt.

Raja Wyatt menatap prajuritnya sejenak kemudian mengalihkan pandangan ke peti kayu di dekat kepala serigala itu. Dia pun penasaran dengan isinya namun dia juga takut membukanya. Rasa penasaran mulai mengalahkan rasa takut yang dirasakannya dengan ragu diperintahkannya salah satu prajurit membuka peti kayu itu. "Buka peti itu!"

Salah satu prajurit dengan ragu melangkah mendekati peti kayu besar itu sembari sesekali melirik kepala serigala yang dirasa menatap dirinya tajam.

"Sial," gumamnya kala melirik si serigala mati itu.

Dengan tangan yang gemetar disentuhnya permukaan peti itu perlahan. Ketika tangannya benar-benar telah menyentuh peti dia pun membuka peti kayu yang ternyata tidak terkunci. Seketika bau amis menerebak keluar dari dalam sana yang memasuki indera penciuman sang prajurit. Bau amis yang familiar ....

Seketika dengan rasa penasaran yang menggebu setelah menciup bau itu sang prajurit langsung membuka penutup peti itu dengan sedikit terburu dan .....

"AAAAAAAA ....." Sang prajurit itu pun terjatuh duduk di permukaan tanah dengan tubuh gemetaran dan mata melebar ketakutan.

Dari kejauhan Raja Wyatt menatap aneh prajurit yang terjatuh dan berteriak ketakutan saat membuka kotak peti itu.

"Kenapa dia?" tanya-nya pada kepala prajurit di sampingnya.

"Maaf Yang Mulia Raja, sepertinya isi peti itu berbahaya dan tidak pantas untuk dilihat," jelas sang kepala prajurit.

Ucapan kepala prajurit menambah rasa ingin tahu Raja Wyatt terhadap isi dari peti itu. Dia menatap sang kepala prajurit menuntut penjelasan lebih namun hanya kediaman yang ia peroleh. Kemudian dialihkannya tatapan ke arah peti itu dan dia pun berkata, "ayo, kita kesana! Aku penasaran dengan isi peti itu."

Sang kepala prajurit terkejut mendengar perintah Raja Wyatt yang tidak menggubris penjelasannya tadi. Namun, seperti biasa titah Raja adalah hukum yang harus dipatuhi, sekalipun itu membahayakan nyawa dan ceroboh.

Mereka pun mendekati peti  yang telah terbuka itu. Bau amis tercium oleh indera penciuman mereka. Bau ini pun membuat Raja Wyatt semakin tergesa mendekati peti itu dengan perasaan campur aduk.

"Yang Mulia, sepertinya lebih baik kita kembali ke dalam istana," ajak kepala prajurit.

"Yang Mulia ...."

"Diam dan ikuti saja aku!"

Bau amis semakin menyerebak ketika kaki mereka semakin mendekati peti berukiran misterius itu. Tinggal beberapa langkah lagi mereka akan sampai  dan mengetahui sesuatu yang mengerikan di sana. Dan ....

"BEDEBAH!!!"

***

Setiap sebab pasti ada akibat.

Setiap perbuatan pasti ada hasil.
Dan setiap keinginan pasti harus ada pengorbanan.

Raja Wyatt yang menginginkan kepala dan bulu serigala pun mengorbankan para pemburu terbaiknya yang setia. Perbuatan dengan ego tinggi yang menghasilkan malapetaka baginya dan bagi seluruh rakyatnya. Dia sebagai sebab malapetaka ini terjadi dan rakyat yang menerima akibatnya.

Sejak hari itu, seluruh penduduk Lumiere berduka. Bendera hitam berkibar di seluruh penjuru kota bahkan istana pun terselimuti kain hitam sebagai ucapan bela sungkawa. Pakaian hitam mereka kenakan dari pagi hingga petang selama berminggu-minggu. Kota Lumiere telah berupa menjadi kota duka yang suram tanpa harapan semenjak kejadian itu.

Termasuk di dalamnya Rubiena Orlena dan anak-anaknya.

"Mulai hari ini, kalian bukanlah Gerard tapi ... Orlena putri-putriku ....."

Behind: Red Riding HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang