Sea

7 1 0
                                    

Setelah kepergian orangtuanya, Rihanna menatap cermin, menyisir rambut wavy coklat gelapnya yang hampir mencapai pinggang.

"Cantik!" pujinya

Tidak, itu bukan suara Rihanna. Melainkan suara seorang ART yang entah sejak kapan berada di ambang pintu kamarnya.

ART ini (panggil saja Sea) hendak mengambil tas sekolah Rihanna.

'Grep!'

"Aku bisa sendiri Kak" tangan kecil Rihanna mengambil kembali tas sekolahnya yang dibilang 'sedikit berat'. Kemudian menyandangkannya di kedua bahunya

Hari ini, Sea lebih memilih mengalah daripada harus bertengkar dengan Rihanna hanya karena perkara seperti ini setiap pagi.

Sea hanya ingin membawakan tas nya yang 'sedikit berat' itu ke mobil.

"Kasihan sekali tubuh Rihanna, memikul tas seberat ini setiap harinya" pikir Sea

Rihanna berjalan mendahului Sea menuju tangga, ke ruang makan untuk mengambil sarapannya. Sea mengikuti langkah Rihanna dari belakang.

Rihanna memakan sarapannya dengan tenang. Sementara Sea menyiapkan bekal Rihanna di dapur.

"Kak Sea, bekalnya satu aja. Rihanna nanti makan siang bareng Mama" kata Rihanna sedikit berteriak.

"Iya, tadi Mama udah bilang" kata Sea  menghampiri Rihanna dengan 1 kotak makan dan 2 botol minuman yang entah apa isinya.

Saat Sea hendak menyusunnya di tas bekal Rihanna.

"Tunggu!" cegah Rihanna

"Kenapa ada 2?" ucap Rihanna lagi. Tangannya menunjuk 2 botol minuman di tangan Sea. Yang ternyata salah satunya berisi 800ml susu murni.

"Lucy?" Sea menjawab pertanyaan Rihanna hanya dengan menyebutkan satu nama. Air muka Rihanna yang tadi tenang, berubah menjadi sedikit kecewa saat Sea menyebut nama itu.

"Hilang, gatau dimana. Buat kak Sea aja" Lucy adalah kucing yang beberapa bulan terakhir menambah rutinitas pagi Rihanna. Lucy tidak dibawa pulang oleh Rihanna, karena kedua orangtuanya melarang dengan alasan 'Rihanna akan malas belajar'

Menyebalkan sekali memang. Sejak itu, dia selalu memberi Lucy susu segar dan wh*skas setiap pagi diam diam. Hanya kak Sea, Tuhan, dan Satpam sekolah saja yang tau.

"Tapi kakak ga mau minum susu" balas Sea

"Buat kue aja" usul Rihanna

"Yaudah, setelah Rihanna pulang les"

"Gausah, kelamaan. Kakak buat sendiri aja, bagi bagi sama yang lain. Lumayan Kan?" Rihanna dan otak cerdasnya.

Sea mengangguk pasrah. Dia bersyukur Rihanna tidak seperti anak tuannya sebelumnya, selalu semena mena pada pekerja seperti dirinya ini.

Rihanna menyelesaikan acara sarapannya. Kemudian mengambil sepatu putih juga kaus kaki hitam yang panjangnya hampir selutut. Hingga, jika dipakai hanya menampakkan bagian lutut hingga pangkal paha Rihanna.

*Ilustrasi


"Rihanna!" panggil Sea

Rihanna yang hendak menuju mobil, terhenti saat Sea memanggil namanya.

"Ya kak?" Air muka datar nan cantik Rihanna, sedikit dibumbui tanda tanya.

"Hati hati dijalan!" Tanpa ragu, Sea memeluk Rihanna seperti adiknya sendiri. Rihanna sedikit kaget, juga beberapa pekerja lain sama kagetnya. Tapi, Rihanna kemudian membalas pelukan Sea.

"Makasih kak. Pergi dulu" Rihanna melenggang keluar rumah mewah bak istana itu.

--RIHANNA--


"Pagi non!" Sapa pria paruh baya berseragam biru itu saat Rihanna baru saja menuruni mobilnya.

Rihanna tersenyum cerah, kemudian menyalimi tangannya.

"Pagi Pak! Sehat?" tanya Rihanna ramah

"Alhamdulillah sehat non. Kemarin cuma sedikit meriang aja" Bapak ini, satpam sekolah Rihanna. Ramah, juga ga pernah marah.

Rihanna tersenyum lega setelahnya.

"Oh iya! Bapak udah temuin Lucy loh. Besok kan libur, bapak tunjukin ke nona Rihanna deh" ujarnya riang.

"Oke Pak! Kalau gitu Rihanna Masuk ya Pak" pamit Rihanna.

Rihanna berjalan santai di koridor depan kantor guru yang ramai tersebut. Banyak siswa termasuk Rihanna berkumpul disana untuk menaruh barang di lokernya.

A. Rihanna 306

Dibawah namanya tertempel sebelas sampai empat belas sticky note.

Rihanna mengambil satu per Satu sticky note tersebut, kemudian memasukkannya ke dalam sakunya. Dia tak akan membuangnya, melainkan akan dia baca satu per satu kemudian dia taruh di dalam kotak bawah tempat tidurnya untuk dia baca lagi sewaktu waktu.

Rihanna tentu tau cara menghargai orang. Tidak seperti Sora yang hanya merayu banyak anak laki laki untuk dia mainkan perasaannya atau menjadikan mereka pacar kedua atau ketiganya.

Rihanna membuka lokernya. Tidak ada banyak coklat, bunga, bekal, atau yang lain di dalam loker, seperti film yang Rihanna dan Sea tonton seminggu yang lalu. Kenapa? Karena kunci loker tersebut bukan sekolah yang pegang melainkan masing masing murid.

Rihanna menutup kembali lokernya. Baru saja dia berbalik badan, dahinya malah membentur hidung seseorang.

'Awh...'

'AAOOOWWWW'

Teriak mereka berbarengan. Rihanna mendongak ke atas, mendapati seorang siswa laki laki yang lumayan tinggi, sibuk mengusap usap hidung mancungnya.

"Keras banget teriaknya" bukannya meminta maaf, Rihanna malah mengomentari kerasnya teriakan siswa ini.

"Woe itu jidat keras bet kek batu. Aemm!"

'ctak'

Siswa ini menyentil dahi Rihanna kencang.

Rihanna menatapnya kesal, bertambah rasa sakit di dahinya sekarang. Rihanna buru buru menyingkir dari siswa gila ini. Dengan salah satu tangannya memegang dahinya.

'Ding dong... all of the student, please hurry into your classroom. Thank you'

"Buru buru nih, misi misi" dari arah belakang Rihanna, siswa tinggi tadi berlari lari mendahului semua orang. Tampak paling heboh diantara semuanya.

'whuss..'

Siswa itu berlari sangat kencang, hingga Membuat beberapa helai rambut Rihanna terbang.

"Ck..." Rihanna berdecak malas

--RIHANNA--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rihanna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang