Intro

18 4 0
                                    

Hai, aku Rania. Sore ini aku sedang duduk santai di balkon apartemenku sambil mengetik cerita yang akan kubagikan kepada kalian. Aku menatap langit, warnanya jingga cerah. Aku tersenyum. Banyak hal yang harus aku syukuri setiap harinya.
Mataku kembali menatap McBook yang seolah sudah menunggu diriku untuk menyentuhnya.

Inilah kisahku.

12 Tahun yang lalu, tahun terakhir masa SMA.

Liburan kenaikan kelas sudah hampir berakhir. 3 hari lagi sudah mulai masuk sekolah. Aku bahkan tidak menyadari 2 minggu libur sekolah hampir berlalu. 

Aku sedang duduk di patio rumahku. Memandang hasil rapotku kemarin. Mataku masih menelusuri tiap angka yang ada di dalamnya. Dahiku mengernyit. Kenapa? Kok bisa? Ada 3 mapel nilaiku turun dibanding semester lalu. 

Bahasa Inggris, biologi, dan kimia, semuanya ada dibawah 90. Dalam hatiku berkata "masih bagus bukan?" Namun, dalam hatiku yang lain berkata "Nilai ini turun beberapa angka dari kemarin".


 Aku mencoba menghibur diriku sendiri. Aku tidak pernah mendapatkan nilai rapot dibawah 90 sebelumnya. Rata-rata rapotku kali ini juga menurun. Aku tidak tahu peringkatku di sekolah berapa. Bukan aku tidak peduli, hanya saja aku terlalu takut untuk melihatnya.

Ting

Hpku berbunyi,tanda ada pesan masuk

Andi🐻: Sudah belajar? Mau makan keluar?

Aku tersenyum,dia pacarku. Sepertinya aku terlalu keras pada diriku sendiri hingga lupa makan. Segera kubalas pesan darinya.

Andi🐻: Sudah belajar? Mau makan keluar?

Me: Sudah,boleh,jam berapa?

Andi🐻: Jam set 7, aku jemput

Aku melihat jam yang ada di pojok kiri hpku. 18.10 masih ada 20 menit untuk siap-siap.

Andi🐻: Sudah belajar? Mau makan keluar?

Me: Sudah, boleh. Jam berapa?

Andi🐻: Jam set 7, aku jemput

Me:Oke

Send

Aku melihat diriku ke arah cermin. Aku mulai menyadari bahwa rambutku sudah mulai panjang hingga ke punggung. Mungkin aku terlambat menyadari semua perubahan dalam diriku,akibat terlalu keras belajar. Kaos putih dengan jaket denim. Simple. Aku tidak suka repot-repot untuk terlalu bergaya, toh hanya untuk makan saja.

Tin tin

Kulihat dari kaca jendela. Mobil Civic putih milik papa Andi sudah datang. Aku segera turun dan pamit kepada mamaku. Tidak lupa,aku menyambar catatan kumpulan rumusku dan kumasukkan di sling bag kecilku.

"Gimana liburannya?" Tanya Andi saat aku memasang seat belt.

"Biasa aja ,nothing special" 

"Belajar lagi?" 

Aku hanya tersenyum dan mengangguk.

"Rania sang ratu ambis,hehe"

"Ih, apasih" kataku sambil mencubit pipinya.

Jalanan kota Bandung terasa sedikit lenggang. Aku sangat suka suasana seperti ini. Lampu jalanan kota, jalan yang tidak terlalu ramai, bau basah sehabis hujan. Aku membuka sedikit kaca jendela. Membiarkan udara dingin dan aroma hujan masuk ke hidungku. Aku tersenyum puas. Bahagia sekali diriku karena hal kecil seperti ini. 

Kami sampai di salah satu cafe dengan gaya vintage. Di dalam tidak terlalu ramai. Andi segera memesan makanan,sedangkan aku masih asik dengan kamera hpku. Aku memotret sudut-sudut cafe yang menurutku fotogenik. Yap,aku memang mencoba sedikit mempelajari fotografi. 

Di lantai dua cafe,disanalah akhirnya kami menemukan meja yang pas. Setelah duduk,aku langsung membuka catatan rumus yang kubawa dari rumah. Mataku mencoba mengingat rumus yang tadi belum selesai aku hafalkan.

"Udah,makan dulu aja,ambisnya nanti lagi" 

"Gak ah, mau sekalian, mumpung ada waktu dikit" 

Andi menutup catatan yang ada di depanku. Mataku yang awalnya menatap kesana beralih ke mata Andi. 

"Kenapa?"

"Aku ajak kamu makan,bukan buat liat kamu komat kamit apalin rumus. Tapi buat memperbaiki gizi kamu" 

Pipiku sepertinya sedikit memerah saat Andi berkata begitu. Aku menarik catatan yang ada didepanku,lalu kumasukkan ke dalam sling bagku lagi.  "Maaf" hanya itu yang bisa kuucapkan kepada Andi. Dia hanya tersenyum,menampilkan lesung pipi yang ada di sebelah pipi kanannya. Membuatku merasa hangat seketika saat dia sudah begitu.

Tidak lama, nasi goreng rendang dan dimsum yang kami pesan sudah sampai. Setelah berterimakasih kepada pelayan. Kami makan makanan kami masing-masing. Andi makan sambil memainkan hpnya,sedangkan aku makan sambil menghafalkan rumus di catatan tadi yang ada di otakku.
 
Jam 9 kurang aku sudah sampai rumah. Setelah membersihkan diri,aku masih menyempatkan diri untuk memandang tulisan yang ada di meja belajarku.

"FK UI"

Dibawahnya juga ada makara hijau dan beberapa qoutes yang aku ambil di internet. Sebelum tidur aku selalu membayangkan jika tahun depan aku bisa masuk ke sana. Ah, senang sekali rasanya. Aku menarik selimut dan mematikan lampu. Mulai memejamkan mata dan membayangkan hal baik yang akan terjadi esok hari.



ProspátheiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang