My Bestie

11 2 0
                                    


Wina, sahabatku sejak aku masuk disekolah ini. Bisa ada di sekolah ini sebenarnya bukan impianku. Dulu, yang aku sangat impikan bisa sekolah di salah satu sekolah swasta. Sistem pendidikannya bagus dan muridnya adalah bibit unggul anak pejabat atau pengusaha. Namun,  sayang, biayanya sangat mahal. Bukannya orang tuaku tidak mampu untuk membiayai, yah tapi seperti yang sudah kujelaskan,mereka tidak akan mau menghabiskan uang untuk pendidikanku. 

Lalu, disinilah aku, terdampar di sekolah negeri buangan. Karena biaya yang murah dan masuknya mudah aku akhirnya masuk ke sini. Benar-benar mengecewakan sekali. Bahkan aku sempat mendiamkan orang tuaku untuk beberapa hari. 

Kemudian, tibalah hari itu. Hari pertama masa orientasi. Waktu itu aku hampir telat, entah karena aku sama sekali tidak memiliki hasrat untuk berangkat atau memang aku agak sial. Keamanan dari Osis sudah berjaga, seolah menjadi seorang tentara yang mengamankan perbatasan. Kurang dari 5 menit upacara pembukaan mos sudah mau dimulai tapi aku masih ngos-ngosan berlarian ke arah gerbang sekolah. 

Gawat,kataku dalam hati.

Aku masih berlari, seolah tengah dikejar singa. Tepat kurang dari 2 menit aku sudah ada di depan gerbang.

"GAK KURANG SIANG DEK BANGUNNYA"
Kutolehkan kepalaku kebelakang, sepertinya aku akan dapat amukan besar. Eh tunggu, tapikan aku belum telat. 

"Hah?" 

"HAH HEH HAH HEH,SINI KAMU" senior bermuka garang itu membuat jantungku sedikit berdetak lebih kencang. 

Aih,aku sebenarnya malas jika harus meladeni hal kurang penting seperti ini. Dengan langkah gontai,kulangkahkan kakiku menuju ke arah senior tadi.  "Maaf kak" hanya itu yang terucap di bibirku, mau mengelak juga nantinya malah aku yang kena damprat. 

"LO TUH SADAR GAK SIH KALO TELAT" 

Hah,telat. Masih tersisa 2 menit sebelum pintu gerbang ditutup dia bilang telat? Justru aku akan terlambat upacara jika aku ditahan dan diomelin disini. 

"Hei, kamu kok masih disini,ayo baris" 

Gadis dengan rambut ponytail tiba-tiba menarik tanganku. 

"HEH, LO SIAPA, GAK SOPAN BANGET" sepertinya senior ini makin melotot ketika ada anak yang menarik tanganku dan mengajakku baris.

"Mon maap, gini ya kak. Dia tuh belum telat, masih ada sisa waktu. Lagian ya, kurang-kurangin deh marah-marah gak jelas. Dia pasti punya alasan kenapa bisa telat. Bukan karena kesiangan kok. Udah ya, upacaranya mau mulai, misi"

Dia langsung menarik tanganku dan membuatku meninggalkan senior tadi dengan tatapan ingin membunuh. 

"Makasih ya" canggung sekali rasanya

"Gapapa kok, hehe kamu gak salah, btw aku Wina. Aku ada di gugus 4" 

"Aku Rania,gugus 7" 

"Sampe ketemu nanti ya, bye" 

Lalu kami berdua pergi menuju barisan kami di gugus masing-masing. Itulah pertemuan awalku dengan Wina.

Sebetulnya, aku tidak berniat menjalin pertemanan dengan siapapun. Tapi, entah ada sihir apa dalam diri Wina, aku mau saja berteman dengannya. Dia sangat supel dengan semua orang. Sangat kontras denganku yang selalu menutup diri dengan orang lain.

Ternyata, kami sekelas. Pembagian kelas kami berdasarkan huruf abjad.
Wina terlihat sangat antusias saat melihat namanya dan namaku berada dalam list kelas X MIA 4. Dia tersenyum kepadaku setelah melihat papan pengumuman. Hari itu hari terakhir kami mos, pembagian kelas sesuai jurusan sudah ditentukan. 

ProspátheiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang