The Result

16 0 2
                                    

"Harusnya hari ini adalah hari yang menyenangkan"

Hari ini adalah pengumuman SNMPTN. Web dibuka jam 3 sore nanti. Aku masih sangat yakin bahwa aku akan diterima di FK UI. Tetap saja, jantungku dari pagi sangat berdebar-debar. Sempat terlintas di pikiranku bahwa aku tidak diterima. 

Tidak mungkin, Rania. Fokus. 

Aku menyantap segera mengahabiskan sarapanku dan bersiap ke sekolah. Aku masih belum memberitahu apapun ke orang tuaku soal SNMPTN. Keliatannya mereka juga tidak peduli. Bertanya saja tidak, untuk apa aku jelaskan? Lagipula, aku memilih FK UI, yang jelas akan dicemooh oleh mereka, lalu mulai menceramahiku agar kuliah di universitas lain yang tidak muluk-muluk. 

***

Di kelas anak-anak lain tampak sangat antusias membahas SNMPTN. Masing-masing dari mereka bercerita pengalamannya waktu daftar kemarin. Ada yang lupa simpan permanen, ada yang salah input jurusan, ada yang daftar karena dipaksa, macam-macam. Aku sama sekali tidak tertarik untuk ikut membahasnya. Toh, memang aku siapa? Hanya bayangan selama 3 tahun di kelas ini lebih baik diam saja. 

Kulihat jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Harusnya sekarang sudah masuk jam pelajaran ke 3. Namun, setelah jam pelajaran ke 2 berlalu, belum ada tanda-tanda ada guru yang akan masuk ke kelas. Anak-anak sudah mulai bergerombol satu sama lain dan meninggalkan bangku mereka. 

"Deg-degan ga Ran?" tanya Wina yang ada di sebelahku. Ia merebahkan kepalanya di lengan sebelah kirinya sebagai bantalan. Wajahnya lurus menghadapku. 

"Hmm, lumayan Win. Kamu gimana?"

Wina hanya menghela nafas perlahan sebelum akhirnya bilang "aku pasrah aja deh Ran, aku ga sepinter kamu kali" 

Aku hanya mengangguk kecil. Bukan paham akan dirinya yang pasrah, namun menyetujui bahwa dirinya tidak sepintar diriku. 

"Bu Ira masih lama kayaknya, kantin yuk" ajaknya

Aku yang berencana menonton video pembahasan try out online merasa sangat malas. Kelasku ada di lantai 2 gedung 1, sedangkan kantin ada ada di gedung 3 lantai 1, dan cafe ada di gedung 2 lantai 2 dekat perpustakaan. Jujur, aku sangat malas jika harus menghabiskan energiku untuk berjalan ke tempat seperti itu. Apalagi ini masih pergantian jam, guru-guru yang belum tiba di kelas atau lama masuk kelas, akan membuat anak-anak memanfaatkan jam ini untuk ke kantin, cafe, atau ke perpus. Aku sangat malas apalagi harus berdesak-desakan dan mendengar teriakan anak-anak yang sedang bercanda. 

"Lagi males Win", ucapku akhirnya. 

Terlihat raut wajah Wina yang kecewa, tapi aku tidak peduli. Aku kembali memasang airpod warna putih di terlingaku untuk kembali mendengarkan tutor yang menjelaskan materi pembahasan. 

"oh, okedeh", hanya itu jawaban Wina. Lalu ia kembali menenggelamkan kepalanya di lengannya yang sejak tadi ia jadikan bantalan di atas bangku. 

Aku kembali melihat jam, sudah ada sekitar 30 menit jam ke 3 belum di mulai. Aku mulai sedikit kesal karena ini adalah jam untuk pelajaran fisika. Memang materi kami sudah tinggal sedikit, hanya saja kita perlu pemantapan untuk membahas soal-soal sbmptn. Anak-anak di kelas tampak sedikit. Sebagian keluar kelas, sebagian lagi tidur di belakang kelas dengan tikar yang mereka bawa entah dari mana dan siapa yang bawa? Beberapa anak laki-laki ada yang gitaran sambil bernyanyi di luar kelas yang tentunya akan menghalangi setengah koridor depan kelas. 

"Gurunya ga bisa dateng nih, suruh kerjain modul aja. Wait gais aku share di grup" Dinda, si ketua kelas akhirnya memberi info yang bagiku sangat penting. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ProspátheiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang