MINE

2.2K 218 6
                                    

AIDEN POV
Setelah pertengkaranku dengan Thya, jujur aku merasa bersalah.
Karena merasa terlalu dekat dengan Danilla, tapi aku juga ingin dia percaya padaku, kalau aku tak memperhatikan Danilla lebih dari teman atau bahkan seperti adik.

Aku menciumi tubuhku.
'Memang benar ada aroma Danilla disana' gumamku.

Tentu saja, sudah kukatakan padamu, Thya cemburu, kau malah bilang biarkan saja cemburu tanda cinta. Lalu lihat? Dia tak mau berbicara denganmu, kata Axel

'Aku tak tahu kalau akan berakhir seperti ini' sesalku
Kau sudah cukup mengingkari janjimu kemarin kata Axel
'Janjiku?' Tanyaku
Kau benar-benar lupa? Kemarin dia memintamu untuk tetap berada disisinya dimanapun dia berada, jelas Axel.

Mataku membulat, Demi Tuhan aku lupa itu.
Aku mendekati Thya, mengecup keningnya.
'Maafkan aku, selamat malam'.

Pukul 03.00
'Maaf aku membangunkanmu Alpha' Kata Robie
'Tak apa, ada apa?' Tanyaku
'Ada pemberitahuan dari Kerajaan, Raja Albertus akan berkunjung pagi ini' jawab Robie.
'Kenapa mendadak? Padahal baru semalam kita bertemu' ucapku.
Apa terkait dengan Training Camp? Axel menebak

'Training Camp?' Tanya Robie.
'Iya, jadi Raja Albertus kemarin berbicara kalau mau mendirikan Training Camp untuk Wolf diseluruh Inggris. Dan pelatihnya adalah Warriors milik kita' jawabku.

Apa tidak bisa besuk-besuk saja, ucap Axel kesal.
Aku ragu akan hal itu, ucap Ryu.
'Benar, kita harus segera menyiapkan semuanya Alpha' ucap Robie.
'Baiklah, kita mulai sekarang' perintahku.

Dengan berat hati aku meninggalkan Thya.
Kuharap dia tak marah pada kita ketika bangun, ucap Axel

Benar saja, Thya bertanya tentang keberadaan kami begitu bangun.
Senang mendengar suaranya lagi, kata Axel.
'Aku setuju' jawabku.

Dia sangat suportif, mau membantu menyiapkan jamuan makan siang dan menyiapkan anak-anak.
Dia sempurna, komen Axel.
'Sangat sempurna' ucapku.

Tak lama kemudian Raja Albertus datang, aku terkejut karena Danilla dan William ikut dalam kunjungan ini.
Kulihat William melihat dan tersenyum pada Thya.
Dan Thya membalas senyumannya.
Aku sungguh tak suka dia.

'Kau tak keberatan bukan kalau aku membawa Danilla? Karena dia akan mewarisi tahtaku dan aku mengajak William untuk melindungi Danilla' kata Raja Albertus
Tentu saja aku tidak bisa menolaknya.

Kami duduk dimeja makan untuk jamuan makan siang.
Betapa terkejutnya aku karena Thya duduk dengan William berhadapan denganku.

'Tunggu siapa disampingku?' Tanyaku
Aku menoleh dan melihat Danilla tersenyum lebar.
Kau sungguh bodoh karena tak menyadari betina ini menggandengmu sampai sini, ucap Axel kesal

YaTuhan aku tak tahu.
Aku memerintahkan Thya untuk menjauhi William tapi dia tak mau.
Dan aku tak tahu harus bagaimana mengusir Danilla tanpa menyakitinya dan tanpa terlihat oleh Raja.

Malam Harinya
Sudah dua kali Danilla memanggilku untuk memperbaiki sesuatu yang salah dengan kamarnya.

Seingatku kamar itu baik-baik saja, kenapa sekarang semua rusak? Tanya Axel.
'Akupun tak tahu' jawabku.
Kau harusnya mendengarkan kata Thya untuk memakai bajumu, lihatlah betina ini tersenyum licik, kata Axel.
'Kau terlalu berburuk sangka pada Danilla' kataku

Akupun kembali ke kamarku, mandi dan bersiap untuk tidur.
Niatku untuk menggoda Thya agar mencairkan suasana malah dianggap serius olehnya.

Bravo, sekali saja jangan bertindak bodoh, Axel lagi-lagi memarahiku.
'Aku menyesal oke, ini salahku'

Aku mencoba menjelaskan tapi ketukan pintu dari Danilla mengganggu momen kami.

Aku berjalan keluar.
Kau janji pada Thya, yang kedua kali tadi adalah yang terakhir, Axel mengingatkan.
'Aku pastikan ini yang terakhir' ucapku.
Bila terjadi apa-apa, aku tak bisa membantumu, kata Axel menyerah.

'Kali ini apa Danilla?' Tanyaku sedikit kasar.
'A…aku tak bisa tidur' jawabnya manja.

See, aku benci dia, kata Axel

Aku memijat pelipisku.
'Kau harus tidur ini sudah malam' ucapku sambil beranjak pergi.

'Temani aku Aiden' pintanya
'Tidak, aku punya MATE sekarang dan aku tak akan pernah tidur denganmu, Good Night' aku menutup pintunya.

Aku kembali ke kamarku.
Thya tak ada ditempat tidur.
Aku telepati dia.

'Thya kau dimana? Kenapa dikamar tak ada?' Tanyaku.
'Aku tidur dengan William' jawab Thya.

'Jangan bercanda Thya, KAU DIMANA???' Suaraku meninggi karena tak terbayangkan bila dia benar-benar tidur dengan William.

What? No Thya, Axel yang berteriak.
'Kau dan Aiden bisa tidur dengan Danilla, aku tak peduli. Kalian teman lama kan, pasti tidak akan terjadi apa-apa. Aku tak bisa tidur kalau wanita itu terus-terusan mengetuk pintu kamar kita. Sudah ya, Good NIGHT!' Thya memutus telepati.

Lihat apa yang kau lakukan, kita baru saja menemukannya, menyelamatkannya dan sekarang kehilangannya, kata Axel.
'Bisakah kau berhenti!' Teriakku frustasi

'Ada apa dengan kalian?' Kali ini Mama bertanya.
'Maafkan aku Ma, ini salahku' jawabku.
'Tunjukkan pada Thya kalau dia milikmu, jangan pernah mendekati wanita lain, walau itu Danilla, sahabatmu. Jaga perasaan istrimu. Kau harus mengerti dia' Mama menasehatiku.

'Baik Ma, apa Thya bersama Mama?' Tanyaku.
'Tentu saja, menurutmu dimana?' Tanya Mama.
'Syukurlah, makasih Ma, selamat tidur' ucapku.
'Iyaa, kamu juga harus tidur' kata Mama.

Keesokan Harinya
Aku sengaja terlambat bangun.
Mama bilang Thya membantunya untuk menyiapkan sarapan.
Aku menuruni tangga, kulihat Thya masih menyusun makanan, sedangkan Danilla sudah duduk dan melambaikan tangan padaku.

'Pagi Aiden, kau terlambat bangun. Bagaimana tidurmu?' Tanya Danilla.
Aku tak menjawabnya.

Dibelakang Danilla, Raja Albertus dan William baru saja keluar dari kamar masing-masing.

Aku mendekat kearah Thya.
Memeluk pingganggnya.
Thya spontan kaget, lalu menoleh kearahku dengan tatapan terkejut.

CUP💋
Aku mencium bibirnya, mata Thya membulat.
Aku terkekeh.

'Morning… Kiss' ucapku
So Smooooooothhhhh, komen Axel
'Aiden apa-apaan!' Kata Thya
'Kenapa? Aku hanya ingin menunjukkan bahwa kau milikku, MINE' ucapku

Cup. Kukecup pelan kepala Thya.

'Terlalu manis pemandangan pagi ini' komen Mama
Aku tersenyum.
'Maafkan aku Raja Albertus, aku hanya menyayangi Mate ku ini' ucapku.
'Tak apa, Namanya juga pasangan muda' jawab Raja Albertus.

'Duduklah sayang, disampingku' kataku sambil menarik Thya untuk duduk disampingku.
Muka Thya memerah malu.
Tapi dua orang dihadapanku, muka mereka juga merah. Merah karena emosi.


-Selamat Membaca-
Udah ya jangan benci Aiden hahahaa.

Maaf baru up, habis packing 🙈
Sedih, besuk harus balik ke rantau lagi.
Semoga selalu sehat kalian semua.
Luv💜

I WOLF YOU [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang