(Not) My Superman

10 0 0
                                    

Sebuah getaran dari benda kotak berlapis karet warna merah membangunkan sang empunya dari tidurnya.

"Halo"

"Hey, asleep ?"

"Yeaa, what's wrong sayang ?"

"No.. Nothing, cuma mau denger suara kamu aja. Ya udah dilanjut lagi tidur nya, besok pagi aja aku telepon lagi"

Perempuan yang terbangun dari tidur nya itu melihat ke arah jam yang terletak di nakas.

Pukul 00:45 tengah malam, dimana lelaki diseberang sana (biasanya) baru selesai beraktifitas. Jadwal nya tengah gila- gilaan.

"Sayang, wanna share with me ?"

Lenguhan panjang terdengar dari seberang.

"Why you always know if something happened to me ?"

Si lelaki malah protes kalau kekasihnya ini peka terhadap suatu hal.

"Apa yang aku ga tau dari kamu sih ? Hehe.."

Kekehan pelan akhirnya terlontar dari sang lelaki.

"Iyaa ya, apa yang kamu ga tau coba. Mungkin daleman yang aku pakai sekarang juga kamu tau"

"Ya ga itu juga dong.."

Kemudian hening menjedai obrolan mereka.

"Sayang, still there ?"

"Yup.. Kangen kamu deh. Pengen peluk"

"Sama, aku juga kangen. Udah hampir sebulan kita ga ketemu. Kamu pasti tambah jelek"

"Enak aja !! Kamu kali yang tambah jelek" protes si lelaki ketika digodai

"Kamu selalu ganteng sayang, even in your eyebrow- eye glasses"

"Yaaang.. Masih aja dibahas deh" keluh manja lelaki ini tentu saja membuat si perempuan menggeram tertahan karena gemas.

"Hahahaha.. Biar santai sedikit sih, kamu tuh dari tadi kaku banget tau ga ?!"

"Aku ke kamu sekarang boleh ga ?"

"Hm ? Sekarang banget ? Kamu ga capek ?"

"Butuh re-charge yang.. Boleh ya ?"

Si perempuan berpikir sejenak, tapi yaa sudahlah. Rindu nya kepada kekasihnya sudah kepalang banyak.

"Ya udah, hati- hati ya.."

"Oke, see you in 20' yaa.."

"Jangan ngebut !"

"Yes, ma'am"

Sambungan telepon mereka terputus.

•••

Ting tong

Bel di apartemen studio itu berbunyi.

Suara nada kunci terbuka, otomatis mengembangkan senyum orang yang berdiri didepan pintu itu.

"Kenapa ga langsung masuk aja ? Kode nya ga berub—..."

Badannya ditubruk lelaki didepannya hingga ia terhuyung. Untung saja lelaki itu cukup seimbang menahan bobot tubuh si pacar. Kalau ga, mereka sudah mendarat di lantai dan kesakitan.

"Biar disambut aja sama kamu"

"Jeez, dasar bayi gede"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang