"Maaf, aku janji setelah ini akan tidur asalakan kau juga berjanji akan selalu bersamaku bagaimanapun keadaanku. Kau tahu bukan? Aku sakit, Ko.""Ketika hujan datang, aku sedang terbaring lemah dengan bekas suntikan di tangan. Benar begitu, bukan Ko?"
"Aku suka suka hujan, seperti aku menyukai Koko."
"Huh, dingin sekali di luar. Tak bisakah kau meminjamkan jaketmu untuk ku,Ko? Kau jahat sekali membiarkanku kedinginan seperti ini."
"Otosan. Febriyan menggodaku. Dia mengatakan bahwa aku cantik. Ah rasanya ingin terbang saja."
"Aku terlihat lebih kurus satu tahun terakhir, tandanya apa Ko? Aku makin cantik."
"Ko, malam minggu sepertinya enak juga makan es krim. Huh! Koko tidak peka, sebel."
"Aku sayang Koko, tapi sayang Koko tidak."
"Koko itu seperti pelangi dihatiku. Selalu indah dipandang namun mustahil dapat ku raih wujudnya."
Sebenarnya masih banyak lagi ocehannya, terlampau tidak berguna hingga kuabaikan. Bukan berarti aku tidak suka, justru itulah yang membuat jatuh hati padanya sedalam ini.
Dia gadis cantik dan juga cengeng Dia juga yang mengajarkanku untuk selalu sabar menghadapi segala masalah yang ada di dunia. Dia gadis yang ceria di balik fisiknya yang amat lemah.
Sebenarnya aku lah sosok yang paling payah dan rapuh. Aku lah yang selama ini menangis, tak rela jika suatu saat dirinya pergi. Sungguh, aku lah orang yang payah itu dan bukan dia. Takut kehilangan namun tak mampu mengungkapkan sepatah katapun di saat waktu terakhirnya. Yang hingga sampai kapanpun akan menjadi penyesalan terbesar bagiku. Aku lah orang nya, terpayah.
Selalu ingin pergi meninggalkannya ketika dia kembali melemah. Ku pikir karena kehadiran ku dia begitu. Tidak ada yang paling mengerikan selain kepergiannya, bahkan selang alat bantu bernapas dan bekas suntikan di banyak tempat serta darah yang selalu mengalir melalui hidung dan mulut ketika kambuh. Senyuman itu yang mampu membuat bulu kuduk merinding. Senyumnya, canda tawanya yang menutupi semua derita yang ia rasakan. Dia memang gadis yang kuat, selalu menjaga senyumannya untuk semua orang bahagia dan rasa sakit itu mampu terabaikan sejenak.
Apapun keadaanya, dia lah yang selalu membuatku jatuh cinta, sungguh. Karena itulah terlalu besar rasa cinta ini hingga tak mampu di ungkapkan. Namun, apakah cinta itu harus selalu di ungkapkan? Kurasa tidak. Menjaga senyuman demi menguatkan satu sama lain, itu lebih dari cukup.
I love you so much, Miyako Sachie.
KAMU SEDANG MEMBACA
i'll Off You (Story On KBM APPS)
Teen FictionKisah persahabatan, cinta, dan ketulusan. Ketulusan yang seperti apa yang nantinya akan tampak dicerita ini versi penulis? Mengenai judul hanyalah permainan dalam rangkaian satu kalimat dari tiga kata yaitu i love you, namun karena bagi cowok hal t...