•Makasih Rizal•

22 9 2
                                    


⚠Kuatkan diri kalian untuk mengetahui ke-alayan author😭

Happy Reading♥

***

Motor Nathan sudah berhenti tepat didepan ruko yang biasa menjual gado-gado, kupat tahu, lotek, soto, dan beberapa sayuran segar. Namun Nathan dan Natha sama sekali tidak melihat penjualnya. Ruko itu pun tertutup rapat-rapat dan juga ruko dikanan kirinya.

"Tutup ya bang?" tanya Natha dengan polos pada abangnya yang merogoh sesuatu disaku celananya.

"Pake nanya! Emang mata lo buta?!" kata Nathan sedikit sewot.

Natha mendelik. Ia lalu memukul helm yang melindungi kepala Nathan.

Plakk

"Ngomongnya bisa biasa aja kan bang?!"

"Nggak! Nggak bisa biasa aja."

Natha memasang wajah cemberut dibalik punggung besar Nathan. Tetapi ia keheranan saat melihat Nathan yang sedang mengotak-atik ponsel yang kini berada digenggaman cowok itu.

"Mau ngapain bang?" tanya Natha.

"Telpon papa," jawab Nathan singkat lalu menempelkan ponselnya ditelinga.

"Papa siapa?"

Nathan tidak menjawab karena terdengar suara dari sang papa diseberang telepon sana.

"Halo om."

"......."

"Oh oke om."

(singkat bet telponnya njirr)

Setelah sambungan telepon dimatikan oleh sang papa yang dimaksud tadi, Nathan mulai menyalakan motornya dan meninggalkan ruko tadi.

"Mau kemana bang?"

"Beli gado-gado buat kakek."

"Dimana?"

"Sebelum belokan ke rumah bu Siti."

Ngomong-ngomong, bu Siti adalah guru Nathan dan Natha ketika SD dulu. Kedua orang tua mereka juga berteman dekat dengan bu Siti.

"Emangnya-"

"Gosah banyak nanya lo!" potong Nathan karena Natha yang terus bertanya. Padahal sebenarnya Nathan lagi males ngomong.

Tidak lama kemudian, motor Nathan berhenti didepan sebuah rumah bercat hijau yang tidak terlalu besar yang didepan rumah itu ada sebuah etalase dan juga sayur-sayuran yang sengaja diletakkan dibeberapa meja. Juga dua ibu-ibu yang sedang mengulek bumbu gado-gado. Yup, ternyata penjualnya pindah disini. Dan seperti nya rumah bercat hijau adalah rumah mereka.

"Wahh, si ibuknya pindah ternyata," gumam Natha lalu turun dari motor Nathan.

"Lu pesen sana," perintah Nathan yang sudah turun dari motor. Tumben banget, biasanya Nathan hanya menunggu diatas motornya.

"Abang mo ngapain?"

"Beli pop ice," jawab Nathan sambil nyengir lalu berjalan kesebelah rumah cat hijau itu.

Ngomong-ngomong, sebelahnya itu ada warung kecil yang menjual beberapa makanan yang pas dikantong nak pelajar.

Natha mendengus melihat Nathan yang malah membeli pop ice. Padahal dalam hati Natha juga ingin dibelikan pop ice oleh Nathan.

"Ibu, aku beli gado-gadonya satu buat kakek ya," kata Natha yang diangguki oleh ibu-ibu yang sepertinya sudah berumur 40an lebih.

Jika kalian bertanya kenapa Natha bilang buat kakek? Karena gado-gado yang dibuat untuk kakek Natha nggak diberi kubis dan nggak pedas. Keluarga Natha juga kalo beli biasanya ditempat ibu-ibu yang diketahui Natha itu bernama Bu Aini. Sedangkan penjual satunya yang  terlihat lebih muda dari bu Aini, Natha tidak tau namanya.

Before I'm PlaygirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang