Seokjin menatap mata Namjoon yang terpaku padanya. Sementara tatapannya sendiri menyapu wajah lelaki itu. Wajah yang telah menghantuinya begitu lama.
Namjoon.
"Kau sudah mati," bisik Namjoon saat dia berdiri membeku di ambang pintu.
Seokjin membiarkan pandangannya menyapu tubuh lelaki di hadapannya. Wajah Namjoon masih setampan seperti terakhir kali dia melihatnya.
"Kau sudah mati!"
Teriakan Namjoon membuat Seokjin kembali fokus menatap matanya.
Tatapan mata Namjoon tampak liar. "Apakah ini salah satu permainan Hoseok? Dia pikir, akan menyenangkan menyiksaku dengan bayanganmu?
Mendengar hal itu, Seokjin merasa hatinya semakin hancur.
"Aku selalu melihatmu di dalam semua mimpiku," bisik Namjoon. "Dan aku sudah cukup tersiksa."
Terdengar sangat menyakitkan. Seokjin menarik napas dan menegakkan punggungnya. Dia tahu semua ini tidak akan mudah. Seokjin hanya tidak menyadari betapa menyakitkannya ketika dia akhirnya melihat lelaki yang sangat dicintainya lagi. "Kau... juga sudah mati," Seokjin mendengar dirinya sendiri mengatakan hal itu tanpa berpikir.
Lalu, sedetik setelahnya, Seokjin meringis.
Namjoon mengerutkan kening.
"Um, maksudku... kau kembali dari kematian." Ya. Itulah yang terjadi ketika manusia berubah menjadi vampir.
Kemudian, Namjoon meraih Seokjin. Menariknya ke arahnya dan membawanya masuk ke dalam rumahnya.
"Katakan padaku bahwa kau nyata." Namjoon meremas bahu Seokjin. Dan, ya, Seokjin nyata. Bukan hanya sekadar─yang Namjoon pikir sebagai hantu. Dia bisa menyentuh pemuda itu dengan nyata. "Tapi... kau sudah mati."
"Kau terus mengatakan hal itu," bisik Seokjin.
"Apakah ini mimpi? Apakah aku hanya bermimpi tentangmu lagi?" kata Namjoon, masih tampak tidak percaya. "Tapi, aku bisa menyentuhmu. Atau, apakah ini jenis sihir lainnya? Sihir yang lebih kuat yang dimiliki Hoseok?"
Seokjin tersenyum sedih, lalu menggeleng pelan, "Tidak, Namjoon. Ini adalah sebuah kunjungan." Kata Seokjin seraya berjuang untuk menjaga emosi dalam suaranya. Dia berjuang begitu keras untuk melakukan semua ini demi Namjoon. "Aku adalah tamu kedua yang mengunjungimu malam ini."
Namjoon masih terpaku.
Seokjin menarik napas pelan. Astaga, bukankah Hoseok telah menjelaskan segalanya kepada lelaki itu?
"Namjoon, hidupmu dalam bahaya. Dan malam ini, adalah kesempatan terakhirmu." Satu-satunya kesempatan yang Namjoon miliki. Dan Seokjin sangat senang bisa kembali bertemu dengan lelaki itu. "Apa kau ingat apa yang Hoseok katakan? Ada tiga tamu yang akan mengunjungimu malam ini. Tamu pertama, membawamu ke masa lalu. Tamu kedua, akan membawamu ke masa ini." Seokjin menelan ludah. "Dan tamu ketiga, akan membawamu ke masa depan." Seokjin tidak ingin memikirkan masa depan, karena dia sudah melihat sekilas apa yang mungkin bisa terjadi, dan itu membuatnya takut.
"Kupikir, aku sudah gila," kata Namjoon datar, tetapi dia masih menggenggam bahu Seokjin dan tidak membiarkan pemuda itu pergi. "Mungkin aku sudah kehilangan kewarasanku, dan sekarang, aku membayangkanmu ada di sini."
Ini adalah bagian yang Seokjin takuti. Seokjin menarik napas perlahan dan membiarkan kekuatannya sendiri mengalir di dalam dirinya. Bilah bahunya menggeliat, lalu─
Sepasang sayap berwarna putih muncul di punggungnya.
"Kau punya sayap!" Namjoon melompat mundur karena terkejut. Bergerak sejauh lima kaki dalam waktu kurang dari satu detik. "Sayap!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Life | NamJin ✓
Fantasy"Selamat ulang tahun, Kim Namjoon. Akan ada tiga tamu yang mengunjungimu tengah malam nanti. Setelah itu, kuharap kau membuat pilihan yang tepat." - The Grim Reaper Plot © Chrismast Carol Story