Apa artinya kebahagiaan tanpa sedikit rasa sakit?
.
.
.
"Yeah... itu sangat menyakitkan..."
Namjoon tersentak. Ketika dia berkedip, dia tidak lagi berada di tengah jalanan Thessaloniki yang ramai. Tidak lagi memeluk tubuh Seokjin yang tak berdaya.
Tangannya kosong, dan sekarang dia sedang berlutut di... pemakaman?
"Aku tidak mengira bahwa perjalanan singkat menyusuri jalan kenangan itu akan membuatmu menangis," lanjut Hoseok, lalu mengamati ke sekelilingnya. "Kurasa... semua itu menjelaskan mengapa sekarang kau berakhir di sini."
Namjoon bangkit berdiri dan meraih kerah baju grim reaper itu, "Berhentilah bermain-main dengan pikiranku!"
Tapi, Hoseok hanya tersenyum kecil padanya. "Itu bukan permainan pikiran, teman. Sudah kukatakan, aku membiarkanmu menghidupkan kembali kenangan itu. Tidak semua orang mengerti bahwa itu adalah─"
"Aku bukan temanmu!"
"─itu adalah hadiah. Aku membiarkanmu menikmati kehidupanmu yang dulu meskipun hanya satu jam." Ekspresi wajah Hoseok berubah kelam. "Dan, asal kau tahu saja, semua itu membuat kekuatanku melemah. Aku akan sangat menghargai jika kau mengucapkan terima kasih kepadaku."
Namjoon menggemelutukkan gigi. "Kau membuatku kehilangan Seokjin lagi!"
"Tapi kau juga merasakan bagaimana rasanya menciumnya lagi, bukan? Apa artinya kebahagiaan tanpa sedikit rasa sakit?"
"Kau gila!"
Hoseok tersenyum miring, "Ya, mungkin. Dan jika kau tidak melepaskanku sekarang juga, aku akan membakarmu lagi." Tukas Hoseok memperingatkan.
Atau lebih tepatnya, mengancam.
Kemudian, api berwarna biru itu langsung menyelubungi tubuh Hoseok bahkan sebelum Namjoon melepaskan cengkeramannya. Namjoon mengumpat dan akhirnya melompat mundur.
"Itu karena kau tidak mengucapkan terima kasih!" Bentak Hoseok. Lalu, dia merapikan kerah kemejanya yang sejak tadi di acak-acak oleh Namjoon, "Lain kali, bersikaplah lebih sopan."
Namjoon memelototinya.
"Ini adalah bagian akhir dari sihirku, jadi jangan khawatir. Kau akan segera terbebas dariku." Hoseok melambai ke arah pemakaman di hadapan mereka. "Gambaran ini adalah kilasan lain dari masa lalumu. Seperti film yang diputar tepat di depanmu, bukan?"
Setidaknya, Namjoon tidak harus mengalami semua hal itu secara langsung lagi. Karena ingatannya bersama Seokjin telah kembali mencabik-cabik hatinya.
Hoseok mengusap dagunya, "Aku pikir, kita berdua perlu diingatkan tentang tempat ini dan waktu pertama kali kita bertemu."
"Aku tidak perlu diingatkan tentang tempat ini." Namjoon berusaha untuk tidak mengingat masa lalunya. Karena semua itu terlalu menyakitkan.
Tapi, saat itu Namjoon tidak punya pilihan. Di antara deretan batu-batu nisan di pemakaman itu, Namjoon melihat lima bayangan gelap yang saling menyerang.
"Hoseok, aku benar-benar ingin membunuhmu." Desis Namjoon.
Tapi, Namjoon mendapati dirinya semakin mendekati pertempuran itu. Seperti yang dia lakukan bertahun-tahun lalu.
"Ini adalah pertama kalinya aku melihat werewolf," kata Namjoon kepada Hoseok. "Dan pertama kalinya aku melihat grim reaper." Namjoon pikir, mereka hanyalah sekumpulan manusia yang sedang mabuk yang sedang bertengkar. Sampai akhirnya dia melihat salah satu manusia di sana berubah menjadi serigala. Dan juga Hoseok yang memperkenalkan dirinya sebagai malaikat pencabut nyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Life | NamJin ✓
Fantasía"Selamat ulang tahun, Kim Namjoon. Akan ada tiga tamu yang mengunjungimu tengah malam nanti. Setelah itu, kuharap kau membuat pilihan yang tepat." - The Grim Reaper Plot © Chrismast Carol Story