Noted:
Remake from Chrismast Carol Story
.
.
.
"A-aku mohon," Lelaki itu terisak-isak dan memelas belas kasih saat dia berusaha lepas dari cengkeraman Namjoon. Usaha yang sia-sia. "Biarkan aku pergi, lepaskan aku─"
"Kau sudah menyakiti banyak orang, bukan begitu, Night?" Rintik-rintik hujan perlahan membasahi Namjoon saat dia menahan mangsanya ke dinding bata di belakang sana. "Sekarang, adalah giliranmu untuk merasakannya." Rasa sakit. Namjoon akan memberikan rasa sakit pada lelaki itu.
Lalu, Namjoon menunjukkan taringnya.
Night berhenti melawan, tetapi teror dalam tatapannya bertambah dua kali lipat. Reaksi umum yang biasa ditunjukkan oleh mangsa Namjoon.
Namjoon tersenyum dingin, "Kau berpikir bahwa kau adalah monster yang perlu ditakuti oleh orang-orang?" Night telah membunuh banyak orang. Menyakiti para wanita dan melakukan pelecehan pada anak di bawah umur sebelum akhirnya dia mengakhiri penderitaan mereka. Membunuh mereka. "Kau salah..." Namjoon menerjang maju dan mengarahkan taringnya pada mangsa di hadapannya. Seketika, darah Night mengalir di lidahnya. Night masih tidak melawannya. Seolah-olah kekuatan manusia itu telah lenyap begitu saja.
"Lepaskan dia, Namjoon." Suara rendah itu bergema di tengah derai rintik hujan. Namjoon mengangkat kepalanya dan membiarkan mangsanya jatuh ke aspal jalanan. Night masih hidup, tetapi napas lelaki itu terengah-engah. Sekarat.
Di kejauhan, terdengar suara sirene menjerit.
"Polisi akan datang," Suara serak itu memberitahunya. "Kau harus pergi dari gang ini sebelum mereka menemukanmu."
"Urusanku dengannya belum selesai," desis Namjoon. Meskipun sekarat, Night masih bernapas. Namjoon belum selesai dengan pekerjaannya. Dia harus mengirim bajingan itu ke neraka.
"Kau benar-benar ingin membunuhnya? Ayolah, bukan tugasmu untuk mencabut nyawanya..."
Suara itu datang dari mulut gang. Indera penglihatan Namjoon meningkat pada malam hari. Tetapi, dia tidak bisa melihat bayangan sosok itu. Tampak tidak wajar. Apakah orang itu menggunakan semacam tipuan sihir?
Namjoon menggeram, "Siapa kau!"
"Aku? Aku adalah kesempatan keduamu," kata suara itu lagi kepadanya. Suara laki-laki dan terdengar akrab di telinga Namjoon. "Kau mungkin harus mengucapkan terima kasih kepadaku, dan kupikir kau harus menghapus tetesan darah di dagumu."
Namjoon mengusap darah di dagunya, lalu dia melompat ke arah bayangan itu. Dia tidak takut pada sihir. Dia tidak takut pada apa pun atau pada siapa pun. Sejak dia menjadi vampir, dia tidak pernah lagi merasakan takut pada apa pun.
Dia memiliki kekuatan. Kekuatan yang begitu besar.
Kekuatan yang mendorongnya ke arah kegelapan.
Jari-jarinya mencengkeram sisi tubuh lelaki itu, dan Namjoon menarik lelaki itu keluar dari bayangan gelap di dalam gang. Rintik-rintik hujan masih menetes di atasnya dan Namjoon mendapati dirinya menatap sepasang mata biru yang cerah. Sangat cerah seperti langit di pagi hari.
Sepasang mata yang dia kenali.
Saat itu juga, lelaki itu tersenyum kepadanya.
Jung Hoseok.
"Masih mengingatku, kan?"
Tentu saja. Dia mengingat Hoseok di dalam mimpi buruknya. Namjoon melepaskan cengkeramannya pada Hoseok. Darah grim reaper itu benar-benar racun untuk para vampir. Dia telah mengenyahkan Hoseok dari daftar menu makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life After Life | NamJin ✓
Fantasia"Selamat ulang tahun, Kim Namjoon. Akan ada tiga tamu yang mengunjungimu tengah malam nanti. Setelah itu, kuharap kau membuat pilihan yang tepat." - The Grim Reaper Plot © Chrismast Carol Story