19 - Peka

299 28 6
                                    

— p e k a —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

— p e k a —





“Lah, ngapain ke sini?” tanya kamu saat melihat Junkyu ada di depan pintu kamar kamu.

Tanpa ngomong atau minta izin, dia langsung masuk dan duduk di tepian kasur sambil memperhatikan kamu.

Kamu yang ditatap seperti itu, melihat ke sana-ke mari untuk membuat Junkyu berhenti menatap kamu.

Sedetik kemudian, perut kamu terasa berat dan ternyata Junkyu ada di sana, dengan telinga yang seperti mendengarkan sesuatu di dalam sana, lalu bibir bawahnya maju beberapa senti ke depan.

“Kamu kenapa selalu sakit sih, kasihan Ila aku, jadi marah-marah mulu!” ucapnya layaknya anak kecil seraya memukul pelan perutmu.

Kamu terkekeh geli melihat itu, lalu tanganmu terulur untuk mengelus surai coklat milik Junkyu.

“Jangan sakit-sakit lagi ya, awas aja!” ucapnya dengan menunjuk perut kamu seperti sedang memarahi seseorang.

Kamu semakin gemas dibuatnya, lagi, kamu terkekeh.

“Junkyu apaan sih?” tanya kamu.

Junkyu beralih menatap kamu, lalu senyum manisnya tertampil begitu indah di wajahnya.

“Hehe, abisnya kamu marah mulu gara-gara dia, jadi aku marahin perutnya,” ucap Junkyu.

Kamu tersenyum, “Makasih ya, udah datang. Padahal aku gak minta kamu untuk ke sini.”

Junkyu masih setia menyimpan kepalanya di perut kamu, lalu mengelusnya pelan.

“Gapapa, aku tau kamu butuh aku. Jadinya, aku langsung ke sini, soalnya tadi kamu di telepon marah-marah, terus aku lihat tanggal, ternyata Si merah datang,” jelas Junkyu, kali ini dia bangkit dari tidurnya dan berjalan untuk kembali tidur di sebelahmu.

Sebelum Junkyu ke sini, kamu dan Junkyu sempat telponan, namun, ada sebuah kata yang buat kamu marah-marah dan berujung sambungan kalian terputus gara-gara kamu sendiri.

Kamu pikir Junkyu tak akan tahu, jika kamu sedang datang bulan, namun Junkyu bukanlah Junkyu kalau tidak tahu apa-apa tentang kamu.

Dia sangat hafal semuanya tentang kamu, dimulai dari tanggal datang bulan kamu, jadwal kamu.

Dan yang pasti, bukan Junkyu kalau tidak peka dan tidak berganti baju.

Dia sangat hobi sekali memakai kaos hitam dengan tulisan ‘Anti Social-Social Club’, bukan cuma kaos, dia punya hoodie, dan semuanya itu warna hitam.

Kadang kamu berpikir jika Junkyu tak mengganti bajunya, tapi jelas dia mengganti bajunya, tapi dengan baju yang sama seperti sebelumnya.

Karena stok kepemilikan kaos atau hoodie bertulisan itu, masih banyak dimiliki oleh Junkyu, bukan cuma satu lusin sepertinya.

Kamu saja sampai heran, kenapa Junkyu sangat suka dengan baju itu.

“Mandi gak?” tanya kamu saat Junkyu sudah menyimpan kepalanya di bahu kamu, sebagai sandaran.

Junkyu mengangguk, “Udah kok, kenapa?” tanyanya.

“Pantes rambut kamu wangi, ganti shampo ya?”

“Nggak, masih yang kemarin, kan belum abis. Lagian belum beli juga sama kamu, perlengkapan mandi sama skincare kamu masih ada kan? Kalau gak ada ayo beli!” ajak Junkyu.

Kamu menggeleng, “Masih ada kok, jangan terlalu peka deh, aku cuma nanya aja bukan ngasih kode ke kamu,”

Junkyu terkekeh mendengar itu, jujur, ia saja tidak tahu kenapa dirinya sangat peka terhadap kamu. Sampai bukan kamu saja yang bingung, Junkyu sendiri pun bingung.

“Perutnya masih sakit gak?” tanya Junkyu.

“Iyaa, masih kaya nyut-nyutan gituu, terus keram juga,” jawab kamu.

Mendengar itu Junkyu bangkit dari tidurnya dan melangkah pergi dari kamar kamu. Kamu jelas tahu apa yang akan dibawakan Junkyu untukmu.

Tak butuh waktu lama untuk Junkyu membawa wadah berisi air hangat dan handuk kecil untuk mengopres perut kamu.

“Maaf ya, aku buka sedikit,” ucapnya seraya membuka sedikit baju tidur kamu dan menyimpan handuk itu di perut kamu.

Kamu meringis saat air hangat itu menyentuh permukaan kulit kamu, mendengar itu, Junkyu menatap tak tega terhadapmu.

“Sakit ya, maaf,” cicitnya.

Kamu menggeleng, “Gapapa kok, udah simpen aja,”

Junkyu mengangguk, lalu kembali tidur di sebelah kamu.

Kali ini kamu yang menyandarkan kepalamu di bahu milik Junkyu.

Entah dikata beruntung atau kelewat beruntung kamu mendapatkan seorang kekasih seperti Junkyu, yang perhatian, pengertian, peka, penyayang, pokoknya paket komplit.

Tapi kadang kamu selalu minder dengan sifat Junkyu dan ketampanannya yang jelas. Kamu setiap malam selalu menatap cermin dan berkata, ‘emang pantes ya gue sama Junkyu.’

Namun, Junkyu selalu mengatakan dia sangat beruntung mendapatkan perempuan seperti kamu di dunianya. Itu membuat kamu selalu senang dan tenang.

“Peluk boleh gak?” tanya Junkyu tiba-tiba.

Tanpa izin dan persetujuan, Junkyu langsung memeluk tubuh mungil milik kamu ke dalam dekapannya.

“Junkyu sayang banget sama Ila, jangan marah-marah lagi ya, nanti aku kasih makanan manis yang banyak biar gak sakit, terus aku ajak jalan-jalan kalau bisa.”

Setelah berucap, Junkyu mencium kening kamu, lama sekali, dapat dirasakan kasih sayang Junkyu terhadapmu sangat dalam, kamu mengeratkan pelukan kamu.

Kamu juga takut akan kehilangan Junkyu di hidupmu.

“Jangan tinggalin aku ya, Ila. Aku sayang banget sama kamu…”






— p e k a —



ASIKKK TREJO DEBUT NIHHH!! SPESIAL BGT :))

Semoga suka ya ilaltz

Masih banyak :(((

I l a    ×    J u n k y u

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang